NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:277k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 16 ~ Touching

Pasal makanan, Dina tak pilih-pilih. Dikasih rumput pun ia makan, seperti saat bersama kedua temannya dan Saga di hutan dulu.

Hanya saja....

"Yang bener aja, ini rumah apa gerobak baso? Piring, sendok sama gelas dapet diitung jari...mana tempat spons nya kotor, om tuh manusia apa sapi sih? Ngga higienis..." omelnya, sementara orang yang sedang diomeli santai saja memakan nasi soto miliknya sambil menonton acara televisi mau pake sumpit pun jadi baginya. Ia anggap omelan Dina adalah nyanyian selamat malam pertamanya sebagai seorang istri.

"Kalo gitu besok andi beli saja," jawabnya tak ingin ambil ribet dan pusing mengingat seharian ini ia sudah lelah dengan tamu undangan yang datang persis koloni semut.

...

Prasasti menyodorkan piring kotor miliknya pada Dina yang mengundang kernyitan dahi gadis itu, "cuci sekalian, hehe.."

Dengan cebikan ia merebut piring itu dan mencucinya di wastafel.

...

"Beres," ia mengibaskan tangan basahnya, mencari lap namun tak jua menemukan hingga akhirnya kaosnya pula lah yang menjadi sasaran demi mengeringkan tangan.

Dina berbalik ke arah dalam, berniat untuk segera beristirahat namun kenyataan tak seindah bayangannya, kasur satu-satunya yang ada di rumah itu telah memiliki penghuni dan saat ini si pesut mahakam itu sedang rebahan sambil mainin ponsel, asik bener! Pasti nontonin film biru! Dina mencebik, apalagi tontonan lelaki matang mesum macam Pras kalo bukan film begituan.

Tak berniat mengalah, Dina justru masuk ke dalam dan menggusur sang penghuni dengan berniat menggulingkan ia dari tahtanya.

"Om tidur di ruang tv....mulai sekarang Dina yang tidur disini..." gadis itu sekonyong-konyong datang menarik kaki berbulu Pras membuat pria yang tengah memainkan ponselnya itu mau tak mau bereaksi karena tiba-tiba kini kenyamanannya di sarangnya terusik bocah milk bun.

"Eh, apa-apaan nih..." tolaknya.

"Ihhhh, sekarang om keluarrrrrr---" dengan kepayahan Dina mencoba menggulingkan si penguasa, "berat ihhh!"

Pras tertawa-tawa ketika Dina berusaha menarik kaki dan menggulingkannya, untung saja kasur di kamar ini ditaruh melantai beralaskan karpet plastik, jadi kalaupun jatuh tak membuat si korban cedera sampai geger otak.

"E--e---e...enak aja. Main gusur penghuni tetap. Kalo mau juga, pendatang yang tidur di luar."

Wajahnya sungguh tak bersahabat, sepertinya raut cemberut begini sudah menjadi wajah keseharian Dina sejak bersama Prasasti, "om kok gitu sih, lelaki sejati itu mau ngalah buat perempuan..." ia masih bersusah payah menggulingkan Pras dengan mendorong badan lelaki ini, "awassss ih! Ini badan apa beton sih!" omelnya menepuk punggung Pras yang kembali tergelak karena tingkah polah Dina.

"Mengalah dalam hal apa dulu nih? Kalo pria selalu mengalah, rumah tangga ngga akan seimbang ndii...salah tuh pemahamannya. Harusnya bukan mengalah, tapi berbagi...mari berbagi wilayah kasur.."

"OGAH!" tolak Dina, sekarang gadis itu memilih memukul-mukul lengan sampai ke punggung Pras yang justru membuat Pras keenakan, "terus ndii, agak kebawahan sedikit, pegel abang abis berdiri jadi raja sehari...andi istri yang baik, pahala segunung buat andi."

Dina menghentikan pukulannya dan semakin menggerutu, "keenakan. Malah dikira dipijitin..." cubitnya di pinggang Pras.

"Om jahat ih...buruan Dina udah ngantuk ini..." keluhnya merengek.

"Samaaa, yuk bobo yuk! Sini abang kelonin," ajaknya menepuk-nepuk kasur, Pras sedikit menggeser bagian tubuhnya agar ada space untuk Dina berbaring.

Jangan berpikir jika salah satu dari mereka akan mengalah biar dikata romantis mirip di film. Mereka tak mau jika harus berpegal-pegal ria dan berdingin-dingin ria tiduran di lantai, embuhh! Obat masuk angin tuh perlu dibeli pake duit dan mereka tak mau rugi barang seperak saja.

"Huweekkk, amit-amit."

"Kamu hamil, ndi? Wah! Padahal belum abang apa-apain loh! Baru dipandangin dengan penuh cinta aja iki, dahsyattt!" serunya.

"Biasanya kalo kamunya ngidam ngga mau sama abang, nanti anaknya justru mirip bapaknya..." ocehnya ngawur.

"Ngacoooo!" jerit Dina justru menangis, nyatanya keusilan Pras membuatnya frustasi. Melihat Dina yang menangis membuatnya tak bisa untuk bangkit dan meminta maaf, "eh---kok nangis, abang cuma becanda ndi," Pras terduduk dan meraih Dina ke dalam pelukannya, "oke, abang minta maaf. Kalo candaan abang keterlaluan."

"Dina capek ih, pengen tidur. Om ngga ngertikah?" keluhnya menyeka air mata yang tak mengucur deras.

"Abang juga sama. Kita share wilayah, gini aja....abang janji ngga ngapa-ngapain. Abang tau batasan, abang menghormati kamu. Abang ngga berani sentuh sampai andi sendiri yang memperbolehkan, gimana?"

Mata yang sudah sembab itu menatap tangan besar Pras yang pria itu sodorkan sebagai persetujuan.

"Janji jangan macem-macem?" tunjuk Dina di depan wajah Pras.

"Sumpah prajurit."

"Dina pegang janji om." Dina memilih bantal untuknya, tak lupa guling pun ia kuasai bersama selimut, "ihhhh! Ini selimut berapa tahun ngga dicuci sih?!!" Dina membaui dan membuat gerakan muntah.

Prasasti terkekeh seraya memposisikan bantalnya dan menepuk-nepuk itu agar terasa nyaman lalu memakai sarung miliknya, "emh, lupa. Terakhir nyuci itu pas baru pindah tugas kesini kayanya...."

"Kapan?" kini wajah itu kembali seperti stelan rupa donald bebek.

"Sekitar 2 tahunan lah..." jawabnya kalem dan santai lalu merebahkan badannya.

"Whatttt?! Jorok!" tepuk Dina di perut Pras singkat namun kencang.

"Jarang dipake ndii, abang kebanyakan nugas luar. Sekalinya tidur juga jarang pake selimut."

"Tetep aja bau!" sarkasnya.

Dina merebahkan badannya di samping Pras, mendadak mata yang mengantuk sirna ditelan malam. Meski raga tak bisa menghilangkan rasa lelahnya yang semakin mendera.

Pras menelusupkan lipatan tangannya diantara bantal dan kepalanya. Menatap plafon kamar adalah hal berikutnya yang mereka lakukan bersama, seolah menatap masa depan yang entah akan dibawa kemana.

"Besok mau langsung cari kampus atau gimana?" tanya Pras, Dina menggeleng, "ngga tau. Kalo mood Dina bagus mungkin langsung nyari, tapi kalo engga, mau rehat dulu barang seminggu...atau lewat online aja."

"Hm. Maaf ngga bisa nganterin. Abang harus langsung nugas, karena sudah menyanggupi surat tugas sebelum kita menikah kemarin."

"Hm. Ngga apa-apa, toh pernikahan kita juga dadakan, jangan jadi pengganggu kerjaan om Pras. Dina terbiasa ngelakuin apapun sendiri." Jawab Dina mampu membuat Prasasti menoleh miris.

"Untuk poin mandiri itu, kamu sudah memenuhi kewajiban seorang istri prajurit."

Dina terkekeh sumbang bersama Pras.

"Makasih. Dengan tidak meninggalkan Dina sendiri waktu itu," kini gadis itu berucap tulus melirik ke samping, dimana kini Pras memandangnya.

Alis tebal Pras mengernyit, "ada angin apa nih jadi waras gini?"

Plak!

Geplakan mendarat di perut Pras.

"Hahaha!" tawanya meledak ketika wajah Dina menyengit, "orang serius malah dibecandain. Udahlah! Emang ngga pernah bener ngajakin om serius..." Dina justru membalikan badannya dengan memunggungi Pras dan menenggelamkan seluruh badannya ke dalam selimut biru Pras yang berlogo militer udara negri.

Dan tingkah kekanakan macam inilah yang membuat Pras semakin gemas, "kata siapa? Buktinya ini saya serius sama andi...kurang serius apa coba, saya sampe nikahin kamu..." colek-coleknya di bagian pinggang Dina yang membuat orangnya sontak membuka selimut dan menyalak galak, "ihhh, jangan colak-colek gitu! Geli!" matanya melotot.

"Yakin saya ngga bisa serius, kamu mau liat saya serius?" awalnya niat Pras hanya mengusili, namun entah kenapa nalurinya seperti menuntun Pras. Ia justru memeluk badan yang tertutup selimut itu seperti memeluk boneka dan menggelitiki bagian kepala tepat di leher dan telinga membuat si empunya tertawa kegelian.

"Om ih! Udah nanti Dina ngompol!" berontaknya membuat selimut yang membalut tubuhnya lama-lama melorot menimbulkan moment skin to skin.

Wangi lembut Dina melambai merang sang naluri kelaki-lakiannya, membuai penciuman yang haus akan buaian wanita. Dina membalikan badannya berniat untuk melawan, namun si alnya, justru aksi itu semakin membuat keduanya tak berjarak di bawah suasana temaram kamar sepetak.

Kedua pasang mata manusia itu saling bertatapan dan tak terelakan, binar indah dari kedua pasang mata saling menangkap satu sama lain dan hanyut dalam pikiran masing-masing.

Katakan Prasasti adalah lelaki pengecut yang melanggar janjinya, tapi dosakah ia menyentuh wanita yang sudah halal untuknya?

Cup!

Karena tanpa daya dan upaya, Dina justru membiarkan Prasasti melakukannya, seolah ia tak perlu menolak dan melarang lelaki itu melakukannya.

Kecupan lembut nan lama tanda sayang Pras daratkan hingga Dina merasa jika dirinya merasa aman nan nyaman bersama Pras.

Telapak tangan lembut nan lentik yang semula diam kini mengusap dada Pras seperti memberikan sinyal jika wanita itu menerima apa yang Pras lakukan saat ini padanya, meskipun nantinya mungkin saja Pras akan melakukan hal yang lebih dari sekedar mengecup.

Wajah cantik di bawah temaram lampu kamar itu adalah pemandangan memabukan dan tak mungkin Pras rela membiarkannya begitu saja tanpa menyentuhnya untuk dirinya.

Betul saja, lelaki memang tak pernah puas hanya dengan mengecup, tangan yang semula memeluk pinggang kini beralih mengelus punggung terbalut kaos itu namun bibirnya sudah turun ke pipi.

Dirasa aman, Pras melakukan hal yang lebih lagi dengan menarik dagu Dina lalu mendaratkan bibirnya di bibir lembut nan lembab milik Dina.

Menye sapnya....

Mengu lum...

Dan melu matnya macam coklat.

.

.

.

.

.

1
Swee Radisun
Pras lupa ngaca pasti tu
Vike Kusumaningrum
Dasar buaya lu bang 🤭😁
Azzahra Azka Lestari
teh sin sehat2???aku masih nungguin loooo🤗
Yulida Nurhainy
msh blm /Grievance//Doge/
ilham gaming
d tunggu kelanjutannya,udah nga sabar
Yulida Nurhainy
blm yaa
rista_su
enak itu..
rista_su
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
IbuNaGara
mudah2n lngsung jadi ya,,, biar mengalihkan perhatiannya
🍭ͪ ͩᗩGEᑎᑕY🍀😜👙ᗩᶦꑄⓨᗩᕼ🌱
SEMOGA Dina bisa melewati rintangan. dan tabah dalam menghadapi ujian ini.
. seperti Pras dulu..yang dihujat dan direndahkan.. bahkan di cemooh sebagai penghianat bangsa.
TAWAKAL DAN BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH..

Hay teteh aku mampir kelpaak ini ☺️.
sukses dan selamat buat semua karya nya teh
Yulida Nurhainy
/Pooh-pooh//Whimper/
Yulida Nurhainy
lamaaaaa /Sob//Sob//Sob/
Yulida Nurhainy
blm up y thor...??
Yuliasih Dila
serruuuuuuu, keren pool
Azzahra Azka Lestari
buaya beneran itu mah....sabar ya din....apa yg di tanam itu yg di panen....
Tri Winarni
ditunggu thor
🌹༄SN⍟Mikhayla🥀⃟ʙʀ🌟💦
Pras Intel tapi lupa,klu lagi nyamar 🤦
Tri Winarni
mana Thor lanjutannya 🙏👍👍👍👍💪
Rizky Tria
akal bulus mu bang, modus.. 🤭
tp betul kata bang Pras, ikhlas & tawakal.. dijalani saja ndi 😊
Diah Kustantie
Nexxxttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!