Benih Peninggalan Perampok

Haris tampak terkejut setelah mendekat ke arah lemari itu. Di lemari tersebut, Tak ada satu pun pakaian Nina disana. Setelah melihat itu, Haris tampak berpikir.

"Apa aku ada salah sama kamu Nin, Sampai kamu harus pergi dari sini!" Ucap Haris yang tampak sedih karena kepergian Nina.

Ketika Haris tampak hanyut dalam pikirannya, Tiba-tiba pandangan Haris mengarah pada selembar kertas yang terletak di atas meja dekat tempat tidur Nina. Melihat itu, Haris tampak mendekat ke arah selembar kertas itu kemudian membuka kertas yang terlipat itu.

"Mas Haris, Aku pergi ya! Aku enggak enak kalau terus tinggal disini! Terima kasih untuk semua kebaikan mas Haris selama aku berada disini!" Isi surat yang di tulis Nina untuk Haris.

Entah kenapa Hati Haris benar-benar pilu seusai membaca tulisan dari Nina itu. Pria betubuh tegap itu merasa tampak sepi tanpa kehadiran Nina disana. Haris merasakan seolah sebagian dari hatinya hilang seketika dengan kepergian Nina.

"Perasaan apa ini? Kenapa begitu sakit rasanya ditinggalkan Nina! Apa aku mulai jatuh cinta padanya!" Ucap Haris seraya memegangi surat yang ditinggalkan Nina.

Haris seketika benar-benar merasakan kegalauan dengan ketidakhadiran Nina disana. Pria itu benar-benar sudah tak dapat lagi membendung perasaannya.

Setelah beberapa saat Haris berada dikamar Nina, Pria itu tampak keluar dari ruangan itu dengan raut wajah sedihnya. Kinan yang melihat Haris keluar dari kamar Nina dengan wajah sedih, menjadi sedikit gusar.

"Ada atau enggaknya Nina disini, Tetap saja menjadi penghalang kedekatanku dengan mas Haris!" Gumam Kinan.

"Awas kamu Nina ya, Akan aku buat hidupmu tak tenang! Kamu sudah berani masuk dalam kehidupanku dengan mas Haris, Jadi kamu harus terima pembalasanku!" Terdengar suara hati Kinan.

Meski Kinan sebenarnya kesal dengan Nina, Tetapi wanita sexi itu pura-pura perduli dengan kesedihan Haris akan kepergian Nina.

"Mas kenapa terlihat sedih!" Ucap Kinan yang berpura-pura tak tahu apa pun.

"Nina pergi dari sini!"

"Apa mas? Tapi aku enggak pernah ribut sama dia mas, Kok Nina pergi begitu saja!"

"Mungkin dia mau mandiri, Makanya pergi dari rumah ini!" Ucap Haris.

Setelah itu, Haris berlalu begitu saja dari hadapan isterinya itu. Sementara itu, Kinan tampak tersenyum sinis. Wanita yang selalu berpakaian sexi itu merasa sedikit menang karena Nina keluar dari rumah itu tanpa Kinan mengusirnya.

Kinan yang melihat Haris pergi dari hadapannya langsung mengejarnya, Kemudian memeluk suaminya itu dari arah belakang.

"Apa yang kamu lakukan Kinan!" Ucap Haris yang berusaha melepaskan tangan Kinan dari tubuhnya.

"Kita kan suami isteri mas, Jadi wajarlah aku seperti ini!" Ucap Kinan.

"Maaf Kinan, Aku belum siap!"Kata Haris.

"Terus kapan mas akan siap! Sampai kapan mas akan menghindariku!" Ucap Kinan dengan tegas.

"Kinan tolong kamu mengerti sedikit!"

"Apa yang harus aku mengerti mas! Bahkan kamu enggak angggap isterimu pun aku tetap diam! Aku lelah kamu dengan sikapmu seperti ini!" Ungkap Kinan yang tak dapat membendung lagi perasaannya.

"Sudah berapa kali harus aku katakan padamu Kinan, Jangan berharap lebih padaku! Hanya status kita saja yang suami isteri, Tapi kenyataannya tidak!" Ungkap Haris.

"Tega kamu bicara begitu ya mas, Terus kamu anggap pernikahan kita apa?" Kinan tampak memberontak

"Aku ingatkan sekali lagi sama kamu! Pernikahan kita hanya terjadi karena memenuhi wasiat almarhum Esti enggak lebih!" ucap Haris.

Setelah beberapa saat sempat berdebat dengan isterinya itu, Haris tampak berjalan kembali menuju kamarnya. Namun langkah Haris dihentikan oleh Kinan yang merasa masalah yang mereka hadapi belum diselesaikan.

"Tunggu! Mas enggak bisa pergi begitu saja tanpa menyelesaikan masalah kita!"

"Masalah apa lagi sih Kinan! Bukannya semuanya sudah jelas!"

"Jelas apanya mas, Kalau mas mau belajar membuka sedikit saja hati mas buat aku baru masalah ini kan selesai!" Ungkap Kinan.

"Maaf Kinan, Kalau itu permintaanmu aku enggak bisa mengabulkannya! Silahkan kamu minta yang lain selain dari itu!" Ucap Haris.

"Kenapa kamu enggak bisa balas cintaku mas, Apa karena dihatimu ada wanita lain?" Teriak Kinan.

"Iya, Dihatiku sudah terisi dengan cinta lain!" Haris tampak jujur.

"Apa kamu jatuh cinta pada Nina mas?" Raut wajah Kinan tampak berkaca-kaca.

"Sejujurnya, Aku sangat mencintai Nina!" Terdengar pernyataan Haris.

"Kamu benar-benar keterlaluan mas, Tega kamu!"

Kinan seketika mengamuk mendengar pernyataan Haris itu. Saking sakit hatinya Kinan dengan ucapan Haris itu, Wanita sexi itu langsung merusak barang-barang yang ada dirumah itu. Haris yang melihat itu berusaha untuk mencegahnya, Tetapi emosi Kinan yang tak dapat dikendalikan lagi membuatnya terlihat layaknya singa yang siap menerjang siapa pun yang berada di dekatnya.

"Hentikan Kinan!" Ucap Haris dengan nada suara keras.

"Kamu ada hak apa melarangku, Bukankah semua ini adalah milik almarhum kakakku!"

"Kalau kamu merasa begitu, Terserah kamu sekarang! Kamu mau robohkan rumah ini juga silahkan! Tapi satu hal yang perlu kamu ingat, Rumah ini juga milik Ayla bukan kamu seorang!" Ungkap Haris yang tak terima dengan ucapan Kinan itu.

Setelah sempat berdebat panjang lebar dengan Kinan, Haris pun tampak pergi meninggalkan Kinan disana. Sedangkan Kinan yang merasa sakit hati dengan perkataan Haris tersebut langsung keluar dari rumah itu.

Setelah Kinan keluar dari rumahnya itu, Orang yang Kinan temui langsung adalah Toni. Pikiran Kinan benar-benar kalut, Sehingga orang yang mungkin bisa membuat Kinan sedikit melupakan masalahnya adalah Toni.

"Sayang, Elu kenapa nangis?" Tanya Toni yang melihat kekasihnya itu tampak menangis

"Gue habis berantam sama mas Haris,"

"Memangnya suami elu kenapa?"

"Seperti yang elu tahu, Dia itu enggak pernah mencintai gue!"

"Kalau elu tahu begitu, Kenapa elu enggak tinggalkan saja dia!"

"Gue sebenarnya mau meninggalkan dia, Tetapi kalau gue yang gugat cerai mas Haris yang ada gue enggak akan dapat hartanya kakak gue!" Jelas Kinan.

"Jadi harta kakak elu Haris yang pegang!"

"Iya sayang!"

"Kalau menurut gue sih, Elu enggak usah memikirkan harta itu. Kalau elu nikah sama gue, Semua kebutuhan elu akan gue penuhi!" Terdengar kata manis Toni.

"Elu serius sayang, Emang elu mau nikahi gue!"

"Ya mau dong, Tapi setelah elu bercerai dengan Haris!"

"Iya sayang, Gue akan urus perceraian gue!"

Setelah itu, Kinan tampak memeluk kekasihnya itu. Hati kinan seketika terobati oleh Toni. Rayuan manis Toni akhirnya membuat Kinan Luluh, Sampai-sampai wanita sexi itu rela menghabiskan malam panas dengan Toni.

*************

Sementara itu, Di tempat yang lain terlihat Nina tengah memunguti sampah-sampah yang ada di pinggir jalan untuk di jualnya. Wanita cantik itu terpaksa harus memunguti sampah, Karena itu satu-satunya cara Nina untuk bisa membeli sebungkus nasi.

Ketika Nina tampak sedang memunguti sampah-sampah yang ada di dekat jalan Raya di ibu kota itu, Tiba-tiba pandangan Nina mengarah pada sebuah lowongan pekerjaan yang tertempel di dekat pohon besar dekat jalan itu.