NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:226k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Sepulang kerja, Jihan masih terus memikirkan kemungkinan bahwa Keenan lah yang telah membayar biaya SPP sekolah Ale. Ingin sekali ia menegur mantan suaminya itu, tapi ia sendiri yang tak mau lagi menyimpan nomor ponsel satu sama lain. Hingga tak lama, ponselnya berdering.

081443xxxxxx memanggil...

Hatinya penuh tanya, siapa penelepon tersebut, yang tak ada di kontaknya. Diangkat lah panggilan itu karena sudah 3 kali memanggil. "Halo,” sapa Jihan dalam panggilan teleponnya.

“Jihan,” jawab seorang lelaki di ujung panggilan.

Seketika Jihan terdiam, mengenali suara yang ia dengar.

“Maaf, aku tidak bisa untuk tidak menghubungimu, aku rindu sekali dengan kamu dan Ale,” lanjutnya, yang ternyata adalah Keenan.

Tak ingin terlihat lemah begitu saja, Jihan menegaskan agar Keenan tak menghubunginya lagi, apalagi bicara soal rindu. Keenan yang sudah berkeluarga, tak pantas melakukan hal ini. Jihan juga menegur tindakan ayah biologis Ale itu, yang sudah lancang membayar biaya sekolah Ale.

“Keenan, dengar ya! Aku masih mampu membiayai Ale! Tak perlu kamu ikut campur, jangan sok pahlawan!” bentak Jihan.

Keenan buru-buru menjelaskan bahwa tak peduli Jihan masih mampu atau tidak, karena bukan lah kewajibannya untuk membiayai hidup anak mereka. Meski sudah dianggap berpisah, tapi bagaimana pun, Ale lahir dari pernikahan yang sah secara agama. Tentu, Ale adalah tanggung jawab Keenan.

“Simpan uang kamu dan jangan usik hidup kami lagi!” tutup Jihan lalu menonaktifkan ponselnya.

Mengontrol emosinya, Jihan hanya bisa menangis. Hingga tiba-tiba, Ale menghampirinya, lalu mengusap air mata di pipi mamanya. Sontak derai air mata Jihan semakin deras.

“Mama kenapa menangis?” tanya Ale dengan polosnya.

Menggeleng, Jihan mengaku ia hanya tak ingin kehilangan Ale.

“Ale tidak ke mana-mana, Ma, Ale tetap di sini bersama Mama,” ujar Ale membuat Jihan semakin tak kuasa menahan tangisnya.

Hingga keesokan harinya, Jihan yang masih menonaktifkan ponselnya dari semalam, membuat Keenan tak bisa menghubunginya. Hingga pria itu nekat menghubungi Inka, untuk memberikan panggilannya pada Jihan, saat di jam kerja. Inka dengan terpaksa meminta Jihan untuk tak menolaknya.

“Mau apa lagi?” tanya Jihan ketus.

“Jihan, tolong dengarkan aku. Aku minta maaf sudah lancang, tapi aku hanya ingin menjalankan kewajibanku sebagai seorang ayah. Jihan, aku juga sakit karena perpisahan ini, beri aku kesempatan untuk dekat dengan anakku sendiri,” terang Keenan, membuat Jihan murka.

Jihan mengira Keenan akan memberitahu Ale bahwa ia lah ayahnya selama ini. Tak ingin hal itu terjadi, Jihan mengancam akan pergi bersama Ale, jika Keenan nekat melakukannya. Ia juga mengingatkan mantan suaminya itu untuk tak macam-macam, apalagi ingin mengambil Ale darinya.

"Jihan, dengarkan aku dulu. Ale anak kita, tidak mungkin aku akan mengambilnya dari kamu, apalagi memisahkannya darimu yang sudah berkorban merawatnya hingga sebesar ini. Aku ingin kita yang merawatnya bersama, bukan hanya aku, atau hanya kamu,” jelas Keenan mengutarakan maksudnya.

Ia lalu meminta Jihan mengizinkan Ale bermain di apartemennya saat akhir pekan ini untuk bermain bersama Ruby. “Kamu bisa tunggu di rumah ibu jika tak mau menemaninya ke apartemen. Bukan kah Ale juga perlu tahu tempat tinggal neneknya?”

Semakin murka, Jihan dengan tegas tak mengizinkan hal itu terjadi. Ia bahkan mengatai Keenan benar-benar gila karena tanpa otak dan perasaan, ingin membawa Ale mengunjungi anak dan istrinya yang lain. Tak habis pikir, Jihan benar-benar marah pada niat Keenan yang tak masuk akal itu.

“Bukan begitu maksudnya, Jihan, aku hanya....” Belum sempat Keenan melanjutkan ucapannya, Jihan menutup teleponnya.”

Inka lalu menghampiri Jihan, untuk menenangkan karyawannya itu yang tampak berapi-api. “Jihan, jadi benar kalau Pak Keenan itu...?”

Tak menjawabnya, Inka lalu memeluk Jihan yang tiba-tiba menangis, kemudian mengajaknya ke ruangannya, untuk berbicara berdua.

Di dalam ruangan, Jihan terpaksa menjelaskan kisah hidupnya selama ini, dan meminta bosnya untuk tak menceritakan pada yang lain.

“Aku sengaja mengatakan bahwa ayahnya sudah meninggal, saking aku sudah tak mau berurusan dengannya. Itu juga yang membuat dari awal aku tak ingin Ale dikenal. Aku takut Keenan akan mengenalinya. Tapi mungkin doanya terlalu kuat, hingga mereka dipertemukan dalam situasi yang terasa mustahil. Ale tiba-tiba ingin sekali masuk televisi,” terang Jihan, sembari menyeka air matanya yang menetes.

***

Di apartemennya, Ruby tampak merengek pada papa dan mamanya, meminta untuk mengajak Ale bermain ke apartemen mereka.

Seolah tak peduli dengan perasaan Nayla, Keenan berjanji akan berusaha membujuk mama Ale untuk memberi izin.

“Jadi benar, kamu ajak Ruby bertemu Jihan kemarin!” sahut Nayla sengit.

Tak menanggapinya, justru Ruby lah yang menjawabnya dengan mengatakan bahwa tante Jihan sangat baik. Ruby dengan polosnya memuji kebaikan Jihan di depan sang mama. Ia juga sempat membandingkannya dengan sang mama yang tak pernah memperlakukannya demikian.

Ingin marah, Nayla seakan menahan perasaannya.

“Sepertinya Ruby suka ya berteman dengan Ale? Kalau begitu, ajak saja dia bermain di sini,” ujar Nayla tersenyum, membuat Ruby berteriak kegirangan.

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!