Di Tandai Duda Ganas

"Mas aku harus pulang, Bapak pasti mencari ku" Anjani sangat khawatir dengan Rusli.

"Jangan khawatir, nanti Mas yang akan bicara pada Bapakmu, sayang. Kamu tunggu disini aku akan masak untuk kita sarapan" balas Kendra yang langsung beranjak menuju kitchen.

Anjani pun akhirnya menurut saja. Toh jika Rusli marah, Kendra yang akan di semprotnya.

"Mas bisa masak?" tanya Anjani sembari memeluk tubuh kekar itu dari belakang.

Jari-jari mungil Anjani sungguh pas kala menggenggam perut kotak-kotak milik Kendra.

Dengan nakalnya, Anjani sengaja menggelitik perut itu hingga Kendra melenguh.

"Sayang, jangan menggodaku. Kamu sudah mulai nakal ya!" keluh Kendra.

"Nakal sama pacar sendiri kan tak apa Mas!" balas Anjani sembari tertawa gemas.

Kendra pun langsung menghentikan aktifitas di depan kompor dan langsung mematikan kompor itu. Ia tidak bisa melanjutkan lagi masak-masaknya karena sesuatu yang Anjani berikan jauh menggugah selera.

Grep...

Kendra secepat kilat membalikan posisi hingga dirinya bisa mengunci tubuh mungil itu.

"Mau menggodaku rupanya, hem? Kamu sudah membangunkan macan tidur, sayang. Aku akan menerkam mu seperti macan yang sedang memburu mangsanya" seringai Kendra.

"Mas aku bercanda loh!" Anjani mulai takut, ia menyesal telah menggoda Kendra. Niat hati ingin bercanda, Kendra malah menganggapnya serius.

"Sayang aku ini lapar akan sentuhan wanita, Jadi mohon bekerja samalah untuk membuatku menuntaskan dahagaku" Kendra berkata sembari membuka kancing bajunya satu persatu.

"Mas mau apa? Gak lucu Mas!" Anjani bersikap waspada.

"Ayolah baby, kita bercinta pagi ini. Di luar gerimis sangat tepat untuk bercocok tanam" ucap Kendra lagi.

Kendra tidak benar-benar serius melakukan itu, ia hanya ingin bermain-main saja dengan sang kesayangannya. Ia ingin tahu reaksi Anjani.

"Cabul ya kamu, Mas!" Anjani terus menjauh dari Kendra.

"Aku memang cabul, baby! Ayo peluk Mas, sentuh Mas, belai Mas seperti apa yang kamu lakukan tadi" ucap Kendra lagi.

Anjani ingin sekali menangis. Ia belum siap jika harus menyerahkan keperawanannya pada seseorang yang bukan suaminya.

Wajah Anjani sudah memerah, ia akan menangis. Melihat itu Kendra tak tega ia segera menyudahi aksinya.

"Sayang, aku bercanda!" Kendra langsung mendekati Anjani.

"Hikhikhik... Gak lucu tahu, Mas" Balas Anjani sembari menangis.

"Ya habisnya kamu menggoda Mas sih. Mas gak akan setega itu padamu, sayang! Jaga mahkotamu untuk ku, ya. Sebentar lagi aku akan melamar mu dan menikahi mu" ungkap Kendra.

"Akan aku berikan pada suamiku kelak, Mas. Jika kamu nantinya, ya semua untuk mu, tapi tidak sekarang" balas Anjani.....

Kendra kembali melanjutkan kegiatan masaknya di bantu oleh Anjani. Tiga puluh menit berlalu akhirnya sebuah nasi goreng plus tumis sosis mentega dan daging sapi kuah terhidang di atas meja makan.

"Harum sekali!" puji Anjani.

"Coba deh masakanku. Itu menu andalanku ketika aku masih berkuliah di Jerman. Hidup sendiri menjadikanku harus serba bisa termasuk memasak" ucap Kendra.

"Hebat banget sih kamu Mas. Aku dulu gak sempet kuliah. Langsung kerja di kantor Pak Leon" balas Anjani.

Di tengah obrolannya, tiba-tiba ponsel milik Anjani bergetar. Di sana tertulis nama Mami Ricky. Anjani pun segera mengangkat panggilan itu.

"Hallo!" sapa Anjani.

"Hallo Kak Jani, ini Tiwi!" ucapnya.

"Eh Tiwi, si Mami kemana, kok Tiwi yang telepon?" tanya Anjani heran.

"Nganu Kak, Bang Iky nikah hari ini. Kak Jani kemari ya, bantu-bantu riasin pengantin!" jawab Tiwi.

Seketika Anjani mun menjadi syok, karena tidak ada angin tidak ada hujan ia mendengar kabar bahwa Ricky si lemah gemulai akan menikah.

"Nikah? Kok bisa sih? Nikahnya sama cewek kan Tiwi?" Anjani melayangkan rentetan pertanyaan.

"Ini ceritanya panjang, kak. Kak Jani cepat kemari ya, Tiwi tunggu!" ucap Tiwi lagi yang bernama Asli Pratiwi itu.

Anjani pun langsung bersiap-siap hendak bernagkat.

"Siapa yang telepon, sayang?" tanya Kendra.

"Tiwi, adiknya si Mami. Dia ngabari tiba-tiba Mami Ricky mau menikah. Mendadak banget sih. Mas aku pamit ya, hari ini izin tidak masuk kerja, jangan potong gajiku" celoteh Anjani.

"Ayo kita berangkat ke sana. Ricky temanmu yang kemayu itu kan? Mas tak menyangka, dia bisa suka juga pada perempuan!" kelakar Kendra.

"Aku juga tidak mengerti, Mas" balas Anjani.

Di rumahnya Ricky, Novita sang calon istri tak berhenti menangis. Rupanya ia belum siap untuk dinikahkan begitupun dengan Ricky, tetapi mau bagaimana lagi Ricky harus bertanggung jawab dengan tindakannya yang amoral.

Orang tua Novita sudah memaafkan Ricky, mereka memaklumi jika pria kemayu itu memang sedang mabuk. Jika sedang mode sadar mana mau dia melakukan hal bejat itu.

Kini Ricky berdua di dalam kamar bersama Novita untuk berbicara serius dan Ricky pun meminta untuk mendandani Novita.

"Neng Udah dong jangan nangis mulu, maafin Abang ya Neng, Abang benar-benar enggak sengaja lakuin itu ke Eneng" ucap Ricky sembari berlutut di kaki Novita.

Novita pun tidak menjawab, ia hanya menangis saja.

"Neng abang janji, Abang akan jadi suami yang baik untuk Eneng. Abang bakal nafkahin Neng. Abang gak akan nyakitin Neng" Ricky berjanji pada Novita walaupun belum ada cinta di antara mereka tetapi Ricky yakin bahwa wanita di hadapannya itu adalah wanita yang baik dan bisa membuat Ricky merasa nyaman.

"Saya tuh belum merasakan yang namanya kerja Bang" balas Novita Seraya menangis.

"Kalau Neng mau kerja ya kerja saja, Abang tidak akan melarang Neng tetapi Neng harus tahu batasan kan sudah punya suami" balas Ricky lagi.

Novita pun hanya mengangguk ia pun sudah pasrah dengan jalan hidupnya. Mungkin Tuhan telah menentukan ini semua dan Novita yakin dibalik setiap musibah dan ujian pasti ada hikmah. Dengan ia dinikahi oleh Ricky, ia harap hidupnya akan sedikit terjamin tidak susah lagi.

"Ayo sekarang Abang dandani" ucap Ricky yang memang jago untuk mendandani orang.

Ricky juga sebelumnya adalah seorang MUA Tetapi hanya sering mendandani pengantin antar kampung dan juga biduan dangdut saja tapi hasilnya tidak pernah mengecewakan. Ia sengaja tidak mendatangkan MUA untuk mendandani sang calon istri, ia ingin mempercantik istrinya dengan tangannya sendiri.

"Abang bisa Hapus kutek merahnya kan?" tanya Novita pada Ricky karena merasa risih bahwa pria itu memakai kutek warna merah menyala.

Ricky pun melihat tangannya yang sangat slay itu, Ia pun langsung mengambil penghapus kutek itu dan mengoleskan pada kukunya sehingga warna merah itu pun luntur seketika.

"Abang janji harus berubah jadi pria macho!" pinta Novita.

"Siap, Abang akan belajar jadi pria macho!" balas Ricky.

Ricky pun langsung mendandani Novita dan menyanggul rambutnya.

Tak lama Anjani pun datang dan langsung disuruh masuk ke kamar pengantin oleh Tiwi.

'Mami loe tega ya nikah nggak ngomong dulu sama gua" Anjani memukul-mukul punggung Ricky dengan kesal.

"Jani gara-gara Kita mabuk kemarin, gua jadi nodai anak orang" ungkap Ricky.

"Maksudnya gimana sih Mi, gue nggak ngerti apa yang lo katakan?" tanya Anjani.

"Waktu kita ke rumah hantu itu loe kan pingsan, nah gue malah ewong orang yang cosplay jadi kuntilanak dan ini dia orangnya. Gue merasa bersalah banget sama dia soalnya gue ewong depan belakang" keluh Ricky.

Anjani pun seketika ternganga dengan apa yang Ricky katakan. Ia melihat wanita itu yang ber cosplay kuntilanak ini duduk di hadapan mereka dengan air mata yang mengalir.

"Sabar ya Neng, mungkin ini semua sudah Jadi takdir Allah" Anjani pun menyemangati Novita.

"Tapi yang harus Neng tahu kalau Ricky itu pria yang baik dan kakak tahu dia pasti tidak sengaja melakukan itu lihat saja modelnya kayak begitu" ucap Anjani lagi.

"Ia Kak, saya juga tidak menyangka akan disantap oleh bencong" balas Novita.

Seketika Anjani pun tertawa mengakak dan Ricky pun mencebikan bibirnya sedikit kesal.

"Gimana lukanya sudah sembuh?" tanya Anjani pada Novita .

"Belum Kak masih sakit, mau berak juga sakit" balas Novita

"Ya sudah setelah akad selesai, istirahat jangan dulu melakukan yang aneh-aneh. Itu belakang harus sembuh total" saran Anjani.

Anjani pun kini membantu Novita untuk mengenakan kebayanya. Anjani harus memapah Novita ketika akan menggunakan rok kain batik karena Novita kesusahan dalam mengangkat kakinya.

"Loe Mie brutal banget sih anjir!" kesal Anjani pada Ricky.

"Ya mau bagaimana lagi, orang mabokkan kagak ingat apa-apa Jani" balas Riki