Senja Anjani, seorang gadis muda yang harus menjalani kehidupan penuh luka, air mata, serta cobaan hidup tidak ada habisnya.
di umurnya yang belum genap 22 tahun, ia kehilangan kesuciannya, di renggut secara paksa oleh Sagara Rahardian, yang tidak lain adalah kekasihnya.
Akibat kejadian satu malam, banyak kesalahpahaman terjadi pada perjalanan hidup mereka.
Benci dan cinta saling berebut untuk menguasai mereka.
"Sampai ragaku tak lagi bernyawa,
kebencian ku kepada mu akan tetap membara" (Senja)
Ayo...ikuti kisahnya 😍
*** hai Semuanya, mohon dukungannya ya, mohon kritik, serta sarannya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nay'ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak percaya
*** Selamat datang 🤗
Happy reading 😍
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Makanlah, sekarang sudah masuk jam makan malam" ujar Sagara sembari menutup pintu balkon kamar, hari sudah mulai gelap.
"Bukan makanan ini yang aku inginkan, dan aku tidak lapar! jadi bisakah kau membawaku kembali? anak-anakku pasti tengah khawatir!"
"Tidak, sebelum kesepakatan di antara kita tercapai, mulai sekarang biasakan untuk menyebut anak kita, bukan hanya anakmu seorang, karena tanpa spermaku, tidak akan ada Maysarah & Mahira!" sindir sinis Sagara.
"Jangan memancing amarah ku, Sagara, sudah aku tegaskan, tidak akan ada lagi kisah kita, jadi buang jauh-jauh khayalan mu itu!"
"Maysarah dan Mahira, tidak butuh seorang ayah sepertimu, selama ini mereka hidup dengan baik tanpa kekurangan apapun!"
"Yakin kamu? lalu apa kabar dengan para tetangga yang menggunjingkan kehidupan kalian, tidak percaya jika dirimu seorang Janda di tinggal mati!"
"Bagaimana dengan para teman si kembar yang sering mengejek mereka tidak memiliki seorang ayah, ataupun ayah mereka tidak di surga, namun sedang di siksa dalam neraka!" tanpa ampun Sagara mencecar Senja.
Skak mat, Sagara menyerang telak Senja membuatnya kehilangan kata-kata.
"Kurang ajar! bagaikan ia bisa tahu kehidupan kami sampai sedetail itu"
Melihat Senja melengos pergi, lalu masuk ke dalam kamar mandi, membuat Sagara terkekeh sinis.
"Jika dulu aku sangat menyukai senyum manis mu, sekarang aku sangat senang melihat raut kesal mu." senyum Sagara belum juga menghilang.
*** Tengah malam
Krucuk...Krucuk, Senja tidak bisa tidur, perutnya kelaparan, meronta minta di isi makanan.
Heu-heums "Tolong, kerja samanya ya perut, jangan membuatku malu!" sedari siang ia tidak ada makan apapun.
Tetap tidak bisa menahan lapar, akhirnya Senja bangun dari pembaringannya, ia melihat Sagara tengah tertidur pulas di sofa tidak jauh dari ranjangnya.
Sepelan mungkin Senja melangkah menghampiri meja kecil yang terdapat di kamar tersebut, di bukanya kotak makanan yang berisi mie goreng seafood kesukaannya.
dengan sangat hati-hati ia mengunyah, berusaha tidak menimbulkan suara yang bisa mengakibatkan Sagara terbangun dari tidurnya, akan sangat malu jika sampai Sagara memergokinya sedang makan.
Tadi Senja menolak mentah-mentah tawaran pria menyebalkan itu. selesai makan Senja minum air putih.
"Ternyata, perutmu tidak bisa di ajak kompromi ya, tidak sejalan dengan rasa gengsi setinggi langitmu itu!!"
Uhuk...uhuk, Senja tersedak air minumnya sendiri. "Kau...?"
"Ya, kenapa?" Sagara sungguh menikmati wajah kesal Senja.
"Kapan kita pergi dari sini?"
"Kapan kamu mengiyakan terlebih dahulu, tawaranku tadi siang"
"Aku tidak percaya jika seorang Sagara Rahardian, sudi mengemis sebuah jawaban kepada seorang wanita miskin, sepertiku!"
"Selama wanita itu adalah dirimu, aku tidak masalah, setiap detik harus mengemis Cintamu, aku juga sangat ikhlas!"
"Wah, ternyata banyak untungnya kau menikahi kekasih artis mu itu, dirimu jadi sangat handal dalam merayu, tetapi sayang aku bukan lagi gadis bodoh seperti dulu. di beri sedikit harapan langsung terbuai!"
"Percaya ataupun tidak, itu hak mu, bersedia ataupun tidak, pada akhirnya kita akan tetap menikah, Senja, karena hanya itu jalan yang ada!"
"Percaya diri sekali kau, bangunlah dari mimpimu penjahat, jangan harap aku mau bersanding dengan mu, apalagi menjadi madu istrimu!!"
"Kita lihat saja kedepannya, Aku atau kamu yang menang, Senja!!"
...****************...
"Maysarah, kemana kamu sembunyikan uang biru ku!!" Mahira tengah mengamuk, ketika bangun dari tidurnya, tidak ada lagi kipas yang terbuat dari uang birunya.
"Kamu nanya, kamu beltanya tanya ya, sini aku belitahu, kipas uang palsumu udah aku bakal tadi" ha-ha-ha, May tertawa puas, ia sedang memberi makan ikan di kolam air dangkal.
"May, aku cemplungin kamu di kolam ikan itu ya!"
Byurrr..."Astaga Mahira, kamu ngapain nyemplung di kolam ikan?"
Huuw-waa...huuw-wwaa, Tante, May minta di hajar, dia buat aku jatuh kekolam ikan!" tangisan Hira mampu membangunkan orang satu RT, dari tidur lelap mereka.
May tertawa terbahak-bahak, melihat Hira sudah basah kuyup, rambut singanya ketika bangun tidur tadi sudah menggumpal basah oleh air kolam ikan. Ia sengaja menghindar ketika Hira mau menceburkan dirinya, dan berakhir adik kembarnya yang berenang bersama ikan.
"Ya Tuhan, hari masih pagi, tetapi cobaan hidup ini sudah menghampiri, Tuan Sagara cepatlah datang kesini!" batin Agam dramatis. ia benar benar hampir menyerah di jadikan pelampiasan oleh Maysarah, serta di poroti uangnya terus menerus oleh Mahira.
"Hira, sini Tante bantu keluar dari kolam!" tawar Mira.
"Tante, Tante, nenek ya bukan Tante, Hira cuma mau di bantu sama Tante Bintang!" tolak Hira sadis.
"Ya Allah tolong, luaskan rasa sabar ku"
Bintang sendiri masih mengurus May, yang sengaja menahannya untuk tidak menolong Hira.
"Assalamualaikum, Para bidadari kecilnya Bunda!" seru seorang wanita berbusana muslim bewarna navi.
May yang paling dekat jaraknya dengan Senja, langsung berlari.
"Bunda, May kangen!" hisk hiks May menangis dalam pelukan Senja.
"Cantiknya Bunda, jangan menangis lagi, sekarang bunda udah ada disini!" di kecupnya seluruh wajah May.
"Bunda, maafkan May ya, udah bikin bunda malah" May memiliki pribadi yang sangat sensitif, apalagi ketika Dia berbuat salah, maka akan terus-menerus berusaha mendapatkan maaf.
"Bunda, siapa paman yang di belakang itu?" May bertanya ketika melihat seorang pria berdiri tidak jauh darinya, menatap penuh minat serta sorot mata sarat akan kesedihan.
Senja melepas pelukannya, "Sayang kenalan dulu yuk!" ajak Senja kepada May.
"Hai, gadis manis, boleh ayah peluk tidak?" pinta Sagara.
"Gak boleh, bukan Mahlam, mau main asal peluk aja!" seketika semua orang yang ada di sana menahan tawa mereka melihat Sagara di ultimatum langsung oleh anaknya sendiri.
"Tadi paman bilang apa, Ayah, ayah siapa?ayah Badlun" May menyebut nama seorang ayah penjual sayur langganan mereka di kampung.
Sagara berusaha bersabar menghadapi mulut pedasnya May, yang sebelas dua belas dengannya.
"Bukan nak, tapi ayah kandungnya kakak Maysarah, dan adik Mahira!" jelas Sagara penuh kesabaran.
"Ayah kami sudah meninggal, sudah bahagia di Sulga Allah, jadi tidak mungkin bisa bangkit lagi dali kubulnya!"
"Paman jangan suka belbohong ya, nanti lidahnya di bakal sama setan nelaka!"
~ Bersambung ~
Jika suka, mohon tinggalkan like & subscribe nya ya kak😊
padahal ini udh aku tunggu2 up nya... 🥰🥰 kngn sm si kembar . kangn bngt sm kakek agam..🤣🥰🥰🥰😘😘😘