Gabriella anashtasia
Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.
Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.
Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.
Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???
Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???
Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???
Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.
Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.
salam Sijack🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18: Kejadian Tak Terduga
Malam hari Akin menghabiskan waktunya ditaman sambil mengisap rokoknya. Dia menikmati udara malam yang menurutnya menenangkan.
Disaat Akin sedang menikmati kesendiriannya,tiba tiba ada yang mengagetkannya.
"Akin!!" panggil orang itu.
Akin terkejut sambil mengelus dadanya kaget.
"Uyy,Pete,kau mengejutkanku saja."
Pete terkekeh melihat Akin yang kaget. Dia membawa sebuah paper bag ditangannya.
"Akin,apa aku bisa minta tolong padamu??" Tanyanya mengharapkan Akin mengiyakannya.
Akin mengernyitkan dahinya dan menatap curiga kepada Pete.
"Minta tolong apa???" Tanyanya terlebih dahulu. Takut takut malah Pete mengerjainya.
Pete tersenyum.
"Ini..." Pete menyodorkan paper bag yang dibawa kehadapan Akin.
"Tolong antarkan kekamar nona muda." Pintanya.
Akin menatap paper bag yang ada dihadapannya.
"Kenapa tidak kau yang mengantarkannya???" Akin bertanya lagi.
Pete menatap Akin dengan wajah memelas.
"Ayolah,Akin,aku masih ada sesuatu yang harus dikerjakan." Pete menggoyangkan paper bag yang ada ditangannya. Akin masih terdiam menatap paper bag itu.
"Ayolah Akin." Pete mengedipkan matanya memohon.
Akin menatap jijik Pate yang berekspresi seperti itu.
"Baiklah,baiklah..." Akin mengambil paper bag yang ada dihadapannya.
Pate tersenyum senang karena Akin mau menolongnya.
"Terimakasih,kalau begitu Aku pergi dulu." Pete berbalik akan meninggalkan Akin. Tetapi dia teringat sesuatu dan kembali menghadap Akin.
Akin menatapnya bingung.
"Apa lagi???"
Pete seperti mengingat sesuatu."Kalau Nona Gabriella tidak menyahut,Kau langsung masuk saja,kemudian letakkan saja itu diatas meja" tunjuknya pada paper bag yang dipegang Akin.
Akin mengangguk paham.
"Kalau begitu aku pergi dulu." Pete meninggalkan Akin yang menghela napasnya malas.
Akin menatap paper bag itu sebentar kemudian berjalan kedalam rumah utama menuju kamar Gabriella.
Sesampainya didepan kamar Gabriella,Akin menatap sejenak pintu itu. Kemudian dia mengetuk pintu perlahan.
Tok...tokkk...
Tidak ada jawaban dari dalam.
Akin kembali mengetuk lagi.
Tok..tokk..
Tidak ada jawaban lagi.
Kemudian Akin memilih untuk memanggilnya.
"Nona!!" Teriak Akin dari luar kamar.
Tidak ada jawaban dari dalam.
Apa aku langsung masuk saja.
Akin menimbang nimbang kembali.
Kalau aku masuk,nanti Nona Ella marah.
Kemudian dia teringat pesan Pete.
Baiklah,masuk saja,Pete sudah mengizinkannya tadi.
Akhirnya Akin membuka kamar Gabriella dan berjalan pelan memasuki kamar itu. Dia memandangi seluruh isi kamar nona mudanya dan melihat meja yang dimaksud Pete.
Akin berjalan kearah meja itu dan meletakkan paper bag itu disana.
Byuuurrr....byuur....
Terdengar bunyi air dari dalam kamar mandi.
Akin menatap pintu kamar mandi itu.
Pantas saja tidak dijawab,ternyata lagi didalam kamar mandi.
Akin beralih menatap beberapa bingkai foto yang terdapat diatas nakas. Dia penasaran dengan foto foto itu dan pergi melihatnya.
Terdapat 3 foto yg hanya ada Gabriella disitu dan 1 foto berisi foto keluarga. Akin memperhatikan foto keluarga itu.
Difoto itu terdapat tuan Anton,Noah,Gabriella dan Evelyn.
Ohh...ini adiknya nona Ella.
Batinnya memperhatikan Wajah Evelyn.
Tidak jauh beda dengan nona.
Ketika Akin asik memandangi foto keluarga itu terdengar bunyi seseorang akan membuka pintu.
Akin langsung panik dan mencari tempat persembunyian. Dia memilih bersembunyi dibelakang sebuah tirai besar dikamar itu. Dia memegang bingkai foto ditangannya.
Gabriella keluar dari kamar mandi sudah lengkap dengan bahu tidurnya. Dia berjalan menuju kasurnya dan mengambil hpnya yang ada diatas nakas sebelah ranjangnya.
Gabriella melihat beberapa postingan orang orang dan tertarik untuk memposting sesuatu juga.
"Mmmm...apa aku memposting langit malam saja??"
Tanyanya pada dirinya sendiri.
Gabriella berpikir sejenak."sepertinya langit malam ini bagus."
Gabriella berjalan mengambil sebuah remote yang ada diatas nakas bingkai foto itu. Remote itu adalah remote untuk membuka tirai secara otomatis. Gabriella menekan tombol buka dan mulailah terpampang sedikit demi sedikit langit malam yang indah. Sampai tirai itu terbuka sempurna,Gabriella melotot kaget melihat ada seseorang dibalik tirai itu.
"Akin!!" Ucapnya kaget. Akin hanya menyegir malu karena ketahuan.
"Nona.." Akin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Gabriella menatap Akin dengan tatapan mengintimidasi."apa yang kau lakukan disini???"
Akin tampak berpikir sejenak.
"Ohh...itu tadi saya habis mengantarkan paper bag itu,Nona" jawabnya sambil menunjuk paper bag yang ada diatas meja.
Gabriella melirik paper bag itu dan kembali menatap
Akin."lalu yang ditanganmu??" Melirik sebuah bingkai foto ditangan Akin.
Akin menatap bingkai itu dan baru sadar kalau dia masih memegangnya.
"Ohhh...ini tadi ada debu dibingkai ini,jadi saya membersihkannya,Nona." Jawabnya sambil meletakkan kembali bingkai itu ditempatnya.
Akin menunduk, takut ditanya tanya lagi.
"Mmm...Nona,saya akan pergi." Akin berbalik sambil terus menunduk.
Gabriella menatap Akin dengan tatapan tak terbaca.
"Tunggu!!!"
Akin berhenti dan kembali berbalik menghadap nonanya.
Sekarang Akin sudah berani mengangkat kepalanya menatap Gabriella.
"Ada apa,Nona??" tanyanya gugup,jujur saja dia masih gugup jika ditanya lagi.
Gabriella memandangi Akin dari atas sampai bawah.
Dia memiliki sebuah ide.
"Mmm...sepertinya aku membutuhkanmu..." Gabriella tersenyum smirk menatap Akin yang juga memberikan tatapan horor kepadanya.
Akin dipaksa Gabriella menjadi seorang model difoto yg akan dia post. Saat ini Akin sudah berada didepan jendela besar yang menunjukkan langit malam yang indah.
Akin merengut berdiri disitu."Nona,kenapa saya harus melakukan ini??" Tanyanya sambil memasang wajah sedih.
Gabriella fokus kepada kamera di hpnya.
"Itu hukuman untukmu." Gabriella masih fokus menyesuaikan kameranya.
"Ayo berpose yang bagus!" Pinta Gabriella. Akin memilih berpose berdiri menghadap jendela.
Gabriella memperhatikan gerakkan itu.
"Ya,begitu bagus." Ucapya bersiap memotret.
Akin menurut saja membiarkan Gabriella memotretnya.
Beberapa kali Akin berganti gaya dan Gabriella memotretnya.
Jadilah mereka seperti fotographer dan model.
Beberapa foto sudah Gabriella dapatkan. Dia tersenyum senang karena hasil jepretannya bagus.
"Kau lumayan juga menjadi seorang model." Gabriella menatap Akin lalu kembali menatap foto dihpnya.
Akin tersenyum bangga pada dirinya sendiri.
"Apa saya boleh melihatnya?" Pinta Akin pada Gabriella.
Gabriella mengalihkan pandangannya dari foto itu dan mengangguk membolehkan.
"Kemarilah!" Gabriella menyuruh Akin untuk mendatanginya.
Akin tersenyum sambil berjalan kearah Gabriella.
Saat dia berjalan,entah kenapa tiba tiba saja kakinya oleng membuatnya terjatuh ke...
ARAH GABRIELLA.
Ya,Akin terjatuh tepat didepan nonanya dan lebih parahnya lagi dia menindih Gabriella yang sama sama jatuh keatas kasur.
Adegan terjatuh itu berlanjut kesuatu hal yang tak mereka duga...
Cuppp...
Bibir mereka benar benar bersatu tanpa penghalang
apapun. Gabriella dan Akin saling menatap satu sama lain, mereka terdiam sama sama masih syok ,membiarkan bibir mereka menyatu sama lain.
CIUMAN yang kedua kalinya.
Tiba tiba Akin teringat dengan kejadian ciuman yang terjadi ketika dia mabuk.
Membuatnya melotot dan langsung bangkit dari tubuh Gabriella.
"Maaf Nona,saya permisi." Saking gugupnya Akin memilih untuk langsung keluar kamar nona mudanya.
Gabriella masih terbaring dikasur itu,dia memegang bibirnya yang habis bersentuhan dingin bibir Akin.
2 kali. Ini kedua kalinya.
Gabriella merasakan dadanya yang berdebar kencang.
Ada apa dengan diriku!!!
Sedangkan Akin langsung berlari kekamarnya, dia merutuki dirinya yang sudah mengingat bahwa dia pernah mencium nona mudanya sebelum ini.
Kau pasti sudah gila Akinnn!!!