NovelToon NovelToon
She'S Become Untouchable

She'S Become Untouchable

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

Amora Tithania Genovieve atau sering di panggil Mora, telah mati karena pembulyan yang di terimanya di sekolah.
Tiba - tiba sosok jiwa bergentayangan yang kebetulan bernama Mora juga, masuk kedalam tubuh Mora yang mati.

Mora yang kembali hidup itu akhirnya bertekad untuk membalaskan dendam atas pembulyan yang di terima oleh Mora yang telah mati, sebelum dia membalaskan dendamnya sendiri.

Akankah orang - orang sadar bahwa Mora bukanlah Mora?? Dan bisakah Mora mendapatkan keadilan atas Mora yang sudah mati?

BACA A GIRL ENTANGLED IN MEMORIES, untuk mengikuti kisah ini dari awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 16. Rencana menculik Mora.

Mora sudah berada di kamarnya sekarang, dia baru saja selesai mandi setelah seharian dia melewati hal - hal di luar nalar. Tapi ketika dia keluar dari kamar mandi, dia melihat Aby yang sednag duduk di ranjangnya.

"Mora, kamu besok jadi ikut fieldtrip, kan?" Tanya Aby.

Mora diam berpikir, lalu di ingatannya muncul ketika Mora asli meminta tanda tangan Andreas untuk trip yang di adakan sekolahnya.

"Hm, entah.. kenapa?" Tanya Mora.

"Papa.. maksudku paman sudah menandatangani nya, masa kamu tidak jadi ikut?" Ujar Aby.

"Aku sangat lelah, lagi pula itu hanya bersifat suka rela. Kamu tahu Aby, aku tadi di culik dan di sekap di gudang sekolah." Ujar Mora, Aby langsung menunjukan ekspresi pura - pura terkejutnya.

"Apa! Siapa yang melakukan itu padamu Mora? Apa kamu di rundung Leah lagi?" Ujar Aby.

'Dia langsung menyebut nama Leah, agar Leah yang menjadi tersangka nya.' Batin Mora.

"Aku tidak tahu, aku di bius sampai pingsan dan ketika aku sadar aku di gudang belakang sekolah." Mora bercerita dengan dramatis.

'Jadi dia tidak tahu siapa pelakunya, itu bagus.' Batin Aby.

"Astaga! Lalu bagaimana kamu bisa selamat? Apa ada yang menolongmu?" Tanya Aby.

"Aku sadar dan aku melarikan diri, tapi aku seperti mendengar suara aneh dari sisi lain gudang itu sebelum aku keluar." Ujar Mora.

"DEG!" Aby mulai panik sekarang.

"Mendengar apa, Mora?" Tanya Aby, dia sebisa meungkin menenangkan dirinya.

"Sangat aneh, entahlah.. seperti suara wanita dan laki - laki." Ujar Mora, Aby semakin panik sekarang sampai dia meremas sprei kasur Mora.

"Apa kamu melihat pemilik suara itu? Maksudku apa kamu melihat seseorang di sana?" Tanya Aby.

'Dia panik.' Batin Mora. Mora kemudian tampak seperti berpikir keras, lalu dia menggeleng.

Tampak kelegaan dari wajah Aby, tapi dia masih mengkondisikannya. Sayangnya mau serapih apa Aby mengkondisikan wajahnya, Mora tetap bisa membacanya dan dia senang mengerjai Aby.

"Tapi kamu harus tetap ikut trip besok, Mora. Kamu sudah terlanjur meminta tanda tangan paman." Ujar Aby.

"Baiklah.." Sahut Mora pura - pura lesu.

"Kalau begitu beristirahatlah, aku juga akan beristirahat." Ujar Aby, dan Mora mengangguk.

Ketika Aby sudah pergi, Mora menyunggingkan senyum smirk nya.

"Dia pasti merencanakan sesuatu, dia seakan memaksa aku datang. Baiklah, aku akan sedikit bekerja sama dengan rencanamu." Gumam Mora.

Normalnya, jika seseorang bertengkar dengan orang lain maka mereka akan sedikit membuat jarak atau bahkan mereka akan marah dan tidak bicara dengan orang itu, tapi yang ajaib adalah.. Setelah apa yang Mora katakan dan bahkan Mora mengusir Aby beserta ibunya, mereka masih tetap berada di rumah itu dengan tidak tahu malu.

Seakan tidak terjadi apapun, Aby masih berbicara dengan normal dengan Mora. Orang - orang seperti Aby dan ibunya ini adalah orang - orang yang berbahaya, karena mereka tampak tersenyum di depan tetapi di belakang mereka, mereka membawa belati kebencian yang tajam.

Ke esokan harinya..

Semua siswa di kelas Mora sudah siap untuk melakukan perjalanan trip sekolah mereka. Masing - masing dari mereka membawa ransel bahkan koper kecil untuk menyimpan barang - barang bawaan mereka padahal guru berkata untuk tidak membawa banyak barang, mungkin hanya Mora yang terlihat sangat santai tanpa membawa banyak bawaan.

"Sudah siap semua? Ayo masuk kedalam bus." Ujar Guru yang akan menjadi pengawas mereka.

Semua anak pun masuk satu persatu kedalam bus, Brandon juga masuk dan terlihat mencari tempat duduk.

"Brandon, duduk di sini." Ujar Leah yang menepuk bangku sebelahnya yang kosong.

Brandon hanya melirik sekilas Leah lalu dia melihat Mora yang duduk di paling belakang, Brandon pun tersenyum dan menghampiri Mora.

"Kosong kan?" Tanya Brandon, tapi belum juga di jawab, dia sudah duduk lebih dulu.

Leah yang melihat itu pun menjadi tidak suka dan mengepalkan tangannya.

'Awas kau Mora.' Batin Leah.

"Dari sekian banyaknya tempat duduk, kenapa kau harus duduk di sini?" Ujar Mora pada Brandon.

"Dari sekian banyaknya perempuan, kenapa kamu yang singgah di hati ini?" Sahut Brandon, Mora mual mendengarnya.

"Eaaa.. Eaaa.." Brandon menaik turunkan alisnya.

Akhirnya bus itu pun melaju dari sekolah, siswa dan siswi lain saling bernyanyi - nyanyi di bus itu tapi Mora hanya menatap datar luar jendela bus. Dan setelah beberapa saat menempuh perjalanan tiba - tiba Brandon menjatuhkan kepalanya di bahu Mora, Mora nyaris menoyor Brandon namun dia mengurungkan niatnya setelah tahu Brandon rupanya tidur.

'Sudahlah.' Batin Mora.

Dan akhirnya setelah sekian jam menempuh perjalanan, bus pun berhenti di sebuah halaman parkir yang sangat luas dengan hutan - hutan di sekelilingnya.

"Brandon, kita sudah sampai." Ujar Mora, dia membangunkan Brandon yang masih setia menjadikan bahunya sebagai bantal.

"Anak ini, sembarangan menggunakan bahu orang lain sebagai bantal." Gumam Mora.

Karena Brandon tak juga bangun, akhirnya Mora menoyor Brandon dan Brandon nyaris jatuh jika saja Brandon tidak bangun.

"Ya ampun Mora, masa aku di toyor." Brandon protes sambil menggaruk kepalanya.

"Kamu tidur atau mati, sih? Ini sudah sampai pun masih tidak juga bangun, jadi terpaksa aku toyor." Ujar Mora.

"Hah, kita sudah sampai?" Tanya Brandon terkejut, dia pun langsung celingukan.

Teman - teman kelas Mora juga tampak baru bangun dari tidur mereka, sepertinya yang tidak tidur hanya Mora seorang. Mereka semua akhirnya turun dan para guru langsung mengabsen semua siswa dan siswi yang ikut.

"Ayo anak - anak, kita semua turun." Teriak guru.

Akhirnya mereka semua pun turun, kerempongan terjadi pada Leah dan kawan - kawannya, begitu melihat tanah yang becek mereka langsung jijik dan enggan untuk turun dari bus.

"Miss, aku nggak mau turun, ini kotor." Ujar Leah.

"Ini di persawahan, tentu saja kotor. Kalau kamu tidak mau kotor ya kamu pergi ke mall." Ujar guru, teman kelas Leah yang lain pun menahan tawa mereka.

"Menyesal aku ikut." Ujar Leah, dia pikir akan seru dan tempatnya indah, rupanya di persawahan.

Leah ikut karena dia tahu Brandon ikut, dia ingin mendekatkan diri dengan Brandon. Tapi dia akan lebih memilih di rumah saja jika dia tahu tujuannya adalah tempat berlumpur.

"Oi! Kau menghalangi jalan, kalau tidak mau ikut ya kembali duduk saja di mobil." Ujar Mora.

Leah menyingkir dengan kesal, rasanya dia ingin menjambak rambut Mora dengan kuat seandainya tidak ada guru. Mora turun dengan langkah biasa saja, lalu menghirup udara sejuk di sana.

'Segar sekali.' Batin Mora.

Ketika Mora sedang melihat kesekelilingnya, tatapannya jatuh pada dua pria yang tidak asing, dua pria itu adalah pria yang kemarin membekapnya, dua pria yang sudah bermain dengan tubuh Aby.

'Ohh.. mereka ikut kemari rupanya. Itu bagus, aku tidak perlu mencari mereka jauh - jauh.' Batin Mora.

"Berarti Aby juga ikut ada di sini, dia pasti tidak masuk kelas hari ini." Gumam Mora.

Dan akhirnya semua murid pun langsung di giring ke tempat peristirahatan di saung - saung yang di sediakan, mereka yang cinta alam akan semangat dan antusias berada di sana, berbeda dengan Leah dan kawan - kawannya yang enggan menginjak lumpur.

Mora sengaja berjalan menuju ke tempat yang sepi dengan beralasan hendak ke toilet untuk memancing dua pria yang akan menculiknya, dan ketika sudah jauh, akhirnya mereka menunjukan batang hidungnya.

"Kalian di bayar berapa oleh Aby?" Ucapan Mora mengejutkan dua pria itu.

"Aku sangat suka membunuh orang, dan aku sudah lama tidak membunuh orang, jika kalian bekerja sama denganku maka aku tidak akan membunuh kalian." Ujar Mora.

"Hahah, bocah kecil sepertimu mau membunuh kami? Ya Tuhan, dagelan macam apa ini." Salah satu pria itu tertawa.

Mora mengambil batu yang dia kantongi, lalu dengan jari - jarinya dia menyentil batu itu hingga mengenai kening mereka dan mereka kesakitan.

"Addeehhh! Kurang ajar, ayo tangkap." Ujar pria tadi dan mendekat kearah Mora.

Akhirnya Mora mengeluarkan insting membunuhnya, dia bekelahi dengan dua pria tadi dan dengan mudah mematahkan tulang mereka.

"KRAK!!

"Aaargh!! Aduh!!" Teriak pria - pria tadi tapi langsung di bekap oleh Mora.

"Bekerja sama dengan ku dengan baik, atau aku patahkan sekaligus kedua tanganmu." Ujar Mora.

"Iya! Iya! Kami bekerja sama denganmu." Ujar pria tadi.

Mora dengan kasar mendorong pria tadi sampai dia tersungkur menimpa temannya yang sedang kesakitan juga.

Tiba - tiba Mora duduk di lumpur dan mengotori dirinya sendiri dengan lumpur, dua pria yang masih kesakitan itu sampai bingung dengan apa yang Mora lakukan.

"Sebaiknya kalian mengakui siapa yang menyuruh kalian." Ujar Mora.

"Aby! Aby! Aby yang menyuruh kami." Ujar salah satu pria tadi.

"Aby siapa?" Tanya Mora.

"Abygail, sepupumu." Ujar pria itu lagi. Mora tersenyum karena dia sudah merekam pengakuan mereka, dan tiba - tiba..

"KKYAAA!!! TOLONG!!" Mora berteriak dengan kencangnya.

Dua pria itu tentu saja ketakutan kalau mereka akan di hajar warga, mereka hendak bangun dan lari tapi pergelangan kaki mereka terkilir dan sakit.

"Mora, ada apa?!" Brandon adalah orang pertama yang datang, dan di belakang Brandon ada beberapa siswa lain dan guru - guru.

"Brandon, mereka mencoba menculikku dan mencoba melecehkan aku." Ujar Mora berpura - pura ketakutan dan menangis.

"Kurang ajar!" Brandon langsung maju dan menghajar dua pria tadi sampai berteriak ampun.

Mora di tutup jaet oleh guru perempuan dan di peluk untuk di tenangkan.

"Ampun! Ampun! Kami juga di suruh." Teriak salah satu pria itu.

"Siapa yang menyuruh kalian!?" Bentak guru.

"Kami di suruh Aby untuk menculik Mora." Ujar pria itu.

"Aby??" Ujar guru.

"Abygail, sepupu Mora. Kalau kalian tidak percaya, kalian datang saja ke mobil putih yang terparkir tak jauh dari sini, Aby menunggu di sana." Ujar pria itu. Semua orang pun langsung menggelengkan kepalanya mendengar itu.

"Jelaskan saja di kantor polisi, anak - anak, kalian datangi mobil putih yang pria ini maksud, dan tangkap Aby." Ujar Guru, siswa yang datang pun langsung bergegas mencari mobil itu, namun tidak dengan Brandon.

'Mampus kau Aby.' Batin Mora.

"Mora, kamu tidak apa - apa?" Tanya Brandon, dan main peluk saja.

'Sialan, anak ini kenapa seperti ulat bulu, sedikit - sedikit nempel.' Batin Mora.

...TO BE CONTINUED.....

1
nacho
Luar biasa
nacho
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
D̶͔̭̪̻Hͥ̽ͣ̃̔A̷͙ͭͫ̕N̺̻̔̆ͅI̍̅̀̎̊
keren
Aflona Sero
bagus ceritanya
Hikam Sairi
baca
Ratna Jumillah: Selamat membaca kak.
total 1 replies
Wahyu Purwati
gak ada lanjutannya kah?
berasa cpt bgt cerita nya
Rey Linae
Luar biasa
Marianti Lim
10 m habis begitu saja...gila
Marina Abdul
Luar biasa
Mahyuni Suanti
wkwkwwkwk🤣🤣🤣❤️
Mahyuni Suanti
aduhhhh ya ampunnn sakit mulut ku cekikiann bacanya thorrr🤣🤣🤣🤣🤣
dahsyattt author nya the best💖💖💖
Mahyuni Suanti
sumpahhhh aku bacanya sampek berderai air mata sangkin lucunya🤣🤣
bener" seruuuu ceritanya thorr💖💖💖💖
Mahyuni Suanti
seruuuuuu bangetttt😁😁🫰
Mahyuni Suanti
😍😍😍
Mahyuni Suanti
sumpahhh ngakakkk thorrr😅🤣
tapiii ini seriusss kerenn x ceritanya ada kocak" nya 😁
aku suka x thor❤️❤️
terimah kasih bnyak thor🫰❤️
Mahyuni Suanti: iya sama" thor🥰🥰
Mahyuni Suanti: ☺️❤️❤️
total 5 replies
Lii Art
Luar biasa
Miss Yeye
Keren . Tdk membosankan.
my+ng
bagusssss ceritanya 👍👍👍👍👍👍👍
Ramlah
happy ending 🤗😘🥰🫶 thanks thor baca ceritamu seperti makan permen nano nano semua rasa ada didalamnya 💯% suka
Warijah Warijah
Oh iya Thor . ini sekolah tahun berapa y. Ko ga ada cctv y..secara ini sekolah bonanavid masa g ada cctvnya 🙏
Ratna Jumillah: Ada kak, seperti yang kita tahu, sekolahnya melindungi si Leah. dan saat pembulian terjadi, itu di tempat yang nggak terpantau cctv.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!