Menyaksikan perselingkuhan kekasihnya dengan mata kepalanya sendiri dan dicampakkan saat itu juga. Ditiduri oleh pria tak dikenal pada malam dirinya dicampakkan. Dijodohkan oleh sang Papah dengan pengusaha nomor satu di kotanya demi sebuah kerja sama.
Siapa sangka CEO perusahaan ZC Company yang dijodohkan dengannya ternyata pria yang menidurinya malam itu. Ia sangat bersyukur karena ternyata pria itu mencintainya dan memperlakukannya bagaikan ratu.
follow ig: @istikomah50651
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti Shaburu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Sampainya di rumah, Zayn langsung disambut oleh senyuman manis istrinya. Meski terkesan dipaksakan, tapi itu sudah membuat Zayn senang. Setidaknya Scarlett berusaha untuk menjadi istri yang baik bagi dirinya.
“Aku mandi dulu yah, setelah itu kita makan malam bersama,” ucap Zayn, Scarlett menganggukkan kepalanya.
“Kalau begitu, aku akan menyiapkan pakaian ganti untukmu,” balas Scarlett.
Zayn menuju kamar mandi, sedangkan Scarlett menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya. Kini, Scarlett sudah tak merasa terpaksa karena ia sadar kalau Zayn memang tulus padanya. Toh, ia pun sudah menyerahkan dirinya pada pria tampan yang kini sudah sah menjadi suaminya itu.
Setelah selesai mandi, keduanya menikmati makan malam romantis berdua. Zayn sungguh sangat bahagia, istrinya bersedia menyiapkan masakan untuk dirinya.
“Terima kasih,” ucap Zayn.
“Sama-sama, hanya makan malam,” balas Scarlett.
“I love you,” ucap Zayn kembali, tapi Scarlett hanya membalasnya dengan senyuman.
Bagi Zayn itu sudah cukup daripada Scarlett membalasnya dengan tatapan sinis. Perlahan, Zayn yakin kalau hati istrinya itu akan menerima dirinya nanti.
***
Sepulangnya mengantar sang Bos, Raka memutuskan untuk ke taman sejenak. Ia ingin menikmati kesendiriannya dengan menghirup udara malam sambil menikmati pemandangan orang yang tengah berpacaran.
“Beginilah nasib jomblo kalo gak punya pacar, ke mana-mana selalu sendiri, tak ada yang menemani. Nazib-nazib...,” keluh kesah Raka seorang asisten jomblo karatan dari lahir yang tak memiliki kekasih hati untuk menghangatkan hatinya, tangannya begitu kosong tak ada yang ia genggam.
Raka bukannya jelek, ia adalah pria yang terbilang cukup tampan. Namun, karena kesibukannya yang membuat dirinya tak sempat mencari kekasih hatinya. Belakangan, karena Bosnya yang sudah menikah tak lagi lembur dikantor, Raka merasa kesepian karena saat malam ia tak ada kerjaan.
Tuuukkkk...
“AW!!!” pekik Raka karena kepalanya terasa ada yang melemparnya dengan batu, ia mengusap kepalanya dan menengok ke sana kemari mencari tahu siapa yang telah melemparnya.
Matanya tertuju pada seorang wanita yang berdiri tak jauh darinya, ia berjalan mendekatinya dengan memegang batu yang tadi mengenainya.
“Hei wanita, apakah kau tak bisa melihat? Beraninya kau melempar batu padaku, bagaimana kalau kepalaku berdarah? Apakah kamu ingin kulaporkan pada polisi?” kesal Raka pada wanita itu.
“Ah, maaf-maaf, aku tak sengaja melemparnya. Aku tadi hanya sedang kesal saja dan melemparkan batu ke sembarang arah, kupikir tak mengenai siapa pun, ternyata mengenai kamu. Maaf yah,” ucap wanita itu merasa bersalah.
“Kamu bukannya temannya Nyonya muda yah?” Raka menunjuk seraya mengingat-ingat siapa wanita itu.
“Nyonya muda?” tanya wanita itu dengan bingung.
“Nyonya Scarlett, kamu temannya kan? Aku ingat saat pernikahan Tuan Zayn dan Nyonya Scarlett kamu menjadi pendamping pengantin wanitanya,” sahut Raka.
“Ah iya, aku temannya Scarlett, Violet. Kamu asistennya Tuan Zayn?”
“Wah, dunia kecil sekali yah, hingga mempertemukan kita dalam keadaan tak enak sepeti ini.” Raka mengusap kepalanya yang tadi dilempar batu.
“Hehe, maaf yah, abis aku bete banget. Sekarang Scarlett sudah punya suami, jadi dia tak bisa lagi nongkrong sama aku. Sedangkan aku tak memiliki teman lain selain dia, jadinya aku kesal karena harus sendirian,” ucap Violet merasa tak enak.
“Ternyata kita senasib yah, hehe. Aku juga lagi bete gara-gara sekarang Bos lebih sibuk sama istrinya. Bagaimana kalau kita makan malam bersama? Kebetulan aku belum makan, apakah kamu mau? Aku yang traktir deh, kamu ingin makan di mana,” ucap Raka yang berniat mengajak Violet makan malam, sungguh langkah yang begitu cepat untuk mengajak seorang wanita makan malam, bukankah itu namanya kencan...
“Boleh deh, kebetulan aku juga belum makan malam. Tadinya mau ngajak Scarlett keluar buat makan malam, eh dia malah gak bisa katanya mau makan malam sama Tuan Zayn.” Violet menyetujui ajakan Raka.
Sebelum datang ke taman, Violet sempat menelepon Scarlett untuk mengajaknya nongkrong dan makan malam. Tapi ternyata Scarlett menolaknya dengan alasan Zan akan pulang lebih awal dan makan malam bersama dengan Zayn.
“Sorry yah, Beb. Aku sudah masak dan akan makan malam bersama dengan Zayn, dia sudah dalam perjalanan pulang sekarang,” ucap Scarlett saat Violet meneleponnya mengajak makam malam bersama dan nongkrong di tempat biasa.
“Ish, sekarang aku menjadi yang kedua. Yah sudahlah, aku akan mencari pria tampan saja untuk makan malam sama aku, bye.” Violet mematikan teleponnya dengan sahabatnya itu.
Ia sudah berada di jalan sebenarnya hendak menjemput Scarlett dengan menggunakan taksi onlien yang dipesannya, tapi karena Scarlett tak bisa ikut, makanya dia memutuskan untuk jalan-jalan ke taman saja. Sampainya di taman, sialnya banyak pasangan muda yang tengah berkencan, tentu saja hal itu membuat Violet kesal.
“Aarrrrggghhhh... Gak enak banget deh jadi jomblo.” Violet memungut batu yang ada di dekat kakinya dan melemparnya ke sembarang tempat, hingga tiba-tiba saja terdengar suara orang yang memekik kesakitan.
*
“Mau makan di mana?” tanya Raka.
“Bagaimana kalau kita makan nasi goreng, tuh ada tukang nasi goreng.” Violet menunjuk pada penjual nasi goreng, sejenak Raka mengedip-ngedipkan matanya.
“Itu?” tunjuk Raka, Violet mengangguk.
“Kenapa? Pasti kamu tak pernah makan makanan pinggir jalan yah?” tebak Violet, Raka hanya mengangguk pelan membuat Violet terkekeh.
“Sudah jangan banyak mikir, makan pinggir jalan juga enak kok. Ayu, aku yang traktir ajah deh.” Violet menarik tangan Raka dan berjalan mengajaknya menuju penjual nasi goreng tersebut, sejenak jantungnya berdegup dengan kencang seraya melihat lada tangannya yang digenggam oleh Violet.
“Pak, nasi goreng dua yah, yang sedeng jangan pedes-pedes,” ucap Violet memesan dua porsi nasi goreng pada sang penjual.
“Sini duduk, jangan gengsi-gengsian, kebanyakan gengsi bakal kelaparan. Sekarang kamu masih banyak duit, nanti saat kamu sudah tak memiliki apa-apa lagi dan kamu masih tetap pada kegengsianmu itu, maka kamu akan ma*i kelaparan karena ke gedean gengsimu itu.” Violet mengajak Raka duduk di kursi plastik yang terdapat tak jauh dari gerobak nasi goreng, mau gak mau Raka menurutinya.
Tak lama nasi goreng pesanan Violet tiba.
“Ayu makan, jangan takut keracunan. Kalau kamu sampe keracunan, aku yang tanggung jawab nanti,” ucap Violet yang sudah menyuap satu sendok nasi goreng ke mulutnya dengan lahap.
Raka melihat betapa enaknya Violet makan, ia yang penasaran perlahan mencoba menyuapnya meski enggan. Sejenak Raka terdiam kala sesendok nasi goreng masuk ke dalam mulutnya.
Enak, pikir Raka. Ia langsung memakannya dengan lahap membuat Violet tersenyum. Setelah makan, Raka mengantarkan Violet kembali ke apartemennya.
“Terima kasih yah karena sudah mengantarku pulang, terima kasih juga tadi nasi gorengnya sudah dibayari,” ucap Violet kala mereka sudah berada di lobi apartemen milik Violet.
Yah, akhirnya makanan tersebut Rakalah yang membayarnya sesuai rencana awal, Raka yang mentraktir makan malam.
“Sama-sama, kalau begitu aku pulang dulu. Tapi, bisakah esok kita bertemu lagi?” tanya Raka, Violet menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.
“Kalau begitu, berikan aku nomor ponselmu.” Raka memberikan ponselnya agar Violet mencatatkan nomornya di ponselnya, dengan sigap Violet mengetinya.
“Sudah.” Violet memberikan ponselnya kembali pada Raka. Raka mencoba menelepon nomor tersebut, dan benar saja ponsel Violet berdering.
“Itu nomorku, simpan yah. Aku pulang dulu, bye,” ucap Raka berpamitan.
“Hm, bye.”