Vikayla Marino kabur dari keluarganya yang toxic dengan di bantu adik angkat dan temannya menuju kota lain.
Pada saat di kota lain dia bertemu dengan seorang lelaki misterius bernama Alvaro Bastian. Dia yang membantu Vikayla Marino melewati trouma yang cukup mendalam.
《 CERITA CHAT STORY YG DI RILIS KE NOVEL DENGAN CERITA BERBEDA SEDIKIT 》
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SIVIKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 1
Seorang wanita dengan postur badan yang mungil dan sedikit kurus membawa koper sambil memainkan handphone nya ditengah jalan. Seperti sedang menunggu seseorang. Membuat angkot yang berlalu lalang selalu berhenti dan menawarkan tumpangan.
Tetapi wanita itu hanya tersenyum dan mengangkat tangan nya. Jawaban nya adalah tidak. Dia menolak tumpangan karena dia menunggu yang lain.
Tepat dia selesai menolak tawaran angkot yang pergi. Mobil avanza berwarna hitam berdiri pas di depannya. Kaca jendela mobil depan sebelah supir terbuka dan menyembulkan kepala pria yang tersenyum ke arahnya.
"Maaf yaa Vi.. Telat sedikit,"ucap Pria yang langsung turun dari mobil.
"Iyaa gak apa apa, ga buru buru juga kan,"jawab wanita itu lalu menyimpan handphone nya.
Pria itu mengambil koper sang wanita lalu memasukkan nya ke bagasi mobil. Lalu dia mempersilahkan wanita itu duduk di tengah kursi mobil yang sudah ia buka pintunya.
"Makasih ya Dam."
"Sama sama Vi."
Setelah memastikan wanita itu duduk nyaman. Pria itu langsung membuka pintu depan sebelah supir dan mobil pun membawa mereka pergi dari sana.
"Kita naik apa kesana?"tanya wanita itu kepada sang pria di depan nya sambil melihat arah depan.
"Naik bus sekitar 10 jam mungkin sampai disana."
Wanita itu hanya mengangguk lalu menyenderkan tubuhnya kembali ke kursi. Dia memejamkan matanya yang lelah karena pertengkaran semalam.
Wanita itu sebut saja namanya Vikayla Marino. Dia seorang janda anak satu yang baru saja resmi bercerai. Umurnya baru menginjak kepala tiga. Belum terlalu tua tapi pernikahan nya sudah gagal.
Bagaimana tidak, rumah tangga yang dia bina banyak campur tangan keluarga entah dari pihaknya maupun pihak mantan suaminya. Dia sudah jengah dan mental nya sudah terkuras. Kesabaran nya juga sudah habis. Bahkan dia hampir gila kalau tidak ada sahabat sahabatnya yang mendukungnya.
Pria di depan sebelah supir sebut saja namanya Damian Erlangga. Dia sahabat jaman SMA Vikayla. Mereka sampai sekarang masih menjalin hubungan persahabatan sudah menjadi persaudaraan.
Vikayla bersyukur mempunyai sahabat sahabat yang perduli dengan hidup nya yang tragis. Mereka selalu mensuportnya sampai membantu finansial keuangan nya.
Saat ini Vikayla sedang menuju sebuah kota yang di sebut orang kota ukir. Yaitu kota Jepara Jawa Tengah. Dia sedang memperbaiki mentalnya karena kalau dia bertahan di Jakarta bisa bisa dia gila.
Karena lingkungan dia berada sangatlah toxic. Keluarga atau pun tetangga nya sama saja. Dan itu membuat mentalnya terganggu.
Mobil sudah sampai di sebuah terminal antar kota yang megah. Mereka turun dan menuju lantai atas dimana mereka akan membeli tiket bus untuk mencapai kota Jepara.
Setelah pembayaran selesai, mereka menuju kursi tunggu penumpang. Karena diperkirakan bus akan tiba tiga puluh menit lagi. Vikayla dan Damian pergi bergantian ke toilet hanya sekedar pipis atau mencuci muka mereka yang suntuk.
Setelah semua selesai. Mereka kembali duduk di bangku tunggu. Vikayla memainkan handphone nya lalu menatap foto di layar. Tiba tiba air matanya jatuh melihat foto sang anak.
Damian yang di sampingnya ikut terharu dan merasakan apa yang dirasakan Vikayla. Dia mengelus punggung Vikayla untuk menenangkan nya.
"Gue ga tahu Dam, gue bisa hidup tanpa anak gue atau ga. Gue ga tahu nanti gue kangen dia atau ga. Gue sebenernya mau bawa. Tapi lo tahu kan Mama gue sikap nya gimana. Apalagi di dukung bokap tiri gue,"ucap Vikayla sambil terisak.
"Yaa Vi gue paham banget. Tapi sekarang yang lo butuhkan adalah ketenangan jiwa dan pikiran. Nanti kalau lo udah sembuh. Mental lo udah baik kan lo bisa balik lagi kesini. Atau lo bisa bawa anak lo,"ucap Damian menenangkan Vikayla.
Vikayla hanya bisa mengangguk pasrah. Yaa dia sedang mengalami trouma psikis yang cukup parah. Untung nya kepedulian sahabat sahabatnya membuatnya mampu bertahan. Tanpa harus bertindak bodoh seperti bunuh diri atau membunuh.
Vikayla hanya berharap hilang troumanya saat dia jauh dari lingkungan nya yang toxic.
Tiga puluh menit mereka menunggu. Tepat jam delapan pagi bus yang mereka tuju datang. Dibantu kondektur pihak agen bus, mereka berjalan menuju bus. Setelah mendapat tempat duduk. Mereka sibuk dengan handphone masing masing. Sampai bus berangkat dan meninggalkan kota kelahiran Vikayla. Yaitu kota Jakarta.
...----------------...
Perjalan ke kota Jepara memakan waktu kurang lebih sepuluh jam. Saat siang, bus mereka menepi terlebih dahulu di salah satu tempat makan.
Vikayla dan Damian beranjak dari kursi dan memasuki tempat makan. Mereka memberikan kupon makan pada kasir lalu mengambil piring yang sudah disediakan.
Karena tidak sarapan mereka sangat lapar sampai mengambil banyak nasi dan lauk.
"Ini ga apa apa kan? kayaknya terlalu banyak deh Dam,"ucap Vikayla menatap piring yang di bawanya.
"Ga apa apa kali. Kan udah dapat gratis makanan. Makan aja sepuas lo. Yuk kita duduk gue udah laper banget ni."
Damian langsung pergi mencari meja kosong. Dia membawa piring makanan dan teh hangat dan dia letakkan di meja yang tersedia. Begitupun dengan Vikayla yang sudah duduk di depan nya.
Mereka maka dengan lahap seperti orang kelaparan. Setelah itu mereka duduk sebentar sambil menunggu panggilan dari kondektur bus.
"Gimana Vi, untuk rencana lo nanti di kota Jepara?"tanya Damian yang sedang menyalakan rokok nya.
Vikayla menggeleng sambil menyeruput teh nya yang masih tersisa. "entah lah Dam. Gue bingung liat nanti aja lah. Semoga Zefran ada jalan keluar buat gue. Dan semoga gue betah disana."
"Yaa semoga aja lo betah deh. Lagian Zefran punya perusahaan disana. Lo minta lowongan aja sama dia. Sambil kerja lo kumpulin duit. Buat nanti bisa ambil anak lo dan tinggal bareng anak lo."
"Ide lo boleh juga. Iya sih. Gue harus fokus sekarang. Yang gue utamain adalah anak gue. Biar bisa cepat gue ambil. Ga tenang hati gue Dam kalau jauh dari anak."
Damian mengangguk dan tersenyum "siapa sih yang bisa jauh dari anak Vi. Namanya seorang Ibu pasti selalu mikirin anaknya."
Mereka pun berhenti mengobrol karena kondektur dan supir bus sudah memanggil penumpang. Bahwa bus akan berjalan kembali.
Setelah makan pun mereka masih mendapatkan cemilan. Karena sudah kenyang mereka menyimpan nya dan kembali tidur karena mereka masih mengantuk.
...----------------...
Setelah menempuh jarak kurang lebih sepuluh jam lamanya. Akhirnya tepat menjelang maghrib mereka tiba di kota ukir Jepara. Suasananya sangat sejuk kala itu.
Mereka menunggu sahabat mereka yang akan menjemput. Sambil menunggu mereka memutuskan untuk makan di salah satu kedai tepi jalan.
Setelah makan lima belas menit kemudian jemputan mereka tiba. Mobil pajero sport warna hitam berhenti tepat di depan kedai. Mereka keluar dari kedai dan menyambut sahabat mereka yang bernama Zefran Achmad.
Zefran membawa adik nya yaitu Echa Achmad. Yang langsung memeluk Vikayla.
"Hallo Kak Vika... Gimana perjalanan nya?"ucap Echa setelah melepas pelukan nya.
"Lumayan lama juga ya. Aku di bus tidur terus. Ngantuk banget."
"Yaa memang jauh jarak Jakarta ke Jepara. Selamat datang yaa Kay.,"ucap Zefran sambil tersenyum.
"Yaudah yuk Bang kita pulang. Kasian Bang Damian sama Kak Vika capek."
Mereka pun masuk ke mobil Zefran meninggalkan kedai makan.
...----------------...
lanjut thor 🙏
berprasangka buruk terus.
lanjut thor
mohon maaf lahir bathin. jg🙏
lanjut
lanjut