Adam Xavier, memiliki seorang anak bernama Malvin Xavier. Anak ini baru berusia empat tahun, namun pemikiran nya melebihi orang dewasa.
Malvin Xavier selalu memerintahkan ayah nya untuk mencarikan seorang ibu untuk nya. Namun, Adam selalu menolak permintaan Malvin, dengan alasan, dia masih bisa membesarkan Malvin tanpa kehadiran seorang ibu di hidup mereka.
Pertemuan tak sengaja Malvin, dengan seorang wanita cadar, membuat Malvin memiliki keinginan untuk dekat dengan wanita itu, Malvin berharap jika wanita cadar itu bisa menjadi ibu pengganti untuk nya.
Siapa kah, wanita cadar yang membuat Malvin terus mendesak sang ayah untuk menikahi wanita cadar itu?
Yuk simak di, Wanita Cadar Destiny with Mas Duda !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siang Hari
Najwa sedang berada di dapur, membantu Bi Rosna, karena Najwa senang memasak, padahal Rosna sudah melarang nya berulang kali.
Sementara, Malvin ada di ruang televisi sedang menonton film anime kesukaan nya. Sehingga tidak memperhatikan Adam yang sudah kembali dari kantor.
"Eheem, dimana Malvin?"
Najwa dan Bi Rosna menoleh, saat seseorang bertanya kepada mereka. Dan kedatangan Adam membuat mereka terkejut.
"Malvin ada di ruang televisi" jawab Najwa, sedang memotong jelly untuk Malvin.
"Apa itu untuk Malvin?"
"Benar, Abang mau?"
"Tidak, biar aku saja!" Adam mengambil alih mangkuk di tangan Najwa, lalu pergi meninggalkan dapur.
'Kenapa dia hari ini pulang di waktu siang, apa ini karena Malvin marah pada nya, dan merasa bersalah?' batin Najwa, lalu mengikuti Adam dari belakang menuju ruang televisi.
Najwa berhenti di ambang pintu, melihat Adam yang sedang mendekati Malvin, terlihat anak itu begitu cuek terhadap ayah nya.
"Apa ini yang di buat Mommy?" Malvin melirik dengan ekor mata nya.
"Iya, apa kamu suka?"
"Tentu saja, apapun yang ada pada Mommy Najwa aku menyukai nya, dia ibarat bidadari yang di kirim Allah, untuk Malvin. Ingat ya Daddy, untuk Malvin, bukan untuk Daddy. Jadi, Daddy tolong jaga sikap dan ucapan, Daddy tidak boleh menyakiti Mommy, atau pun berkata kasar pada nya, jika tidak Daddy akan berhadapan dengan Aku!" tegas Malvin, menatap Adam dengan tajam. Pria ini hanya menghela nafas, sembari duduk di dekat Malvin.
Najwa mengintip dari balik pintu, karena tidak ingin menganggu momen Malvin dan Adam.
"Untuk apa Kamu mengintip, masuk lah" seru Adam, Najwa terkejut, ternyata Adam mengetahui keberadaan nya. Najwa berdiri di ambang pintu, lalu melangkah masuk ke dalam ruang televisi.
"Mommy duduk lah disini, di dekat Malvin" ujar Malvin, sembari menepuk bantal sofa yang ada di karpet bulu di atas lantai.
Najwa melangkah mendekat, lalu duduk di samping Malvin, Malvin segera merebahkan kepala nya di atas pangkuan Najwa, tidak lupa meletakkan bantal lebih dulu.
Sikap Malvin membuat Adam terkejut, Adam belum pernah melihat Malvin sedekat itu dengan orang lain, bahkan Malvin jarang rebahan di atas pangkuan Melda.
Adam melirik ke arah istri baru nya, serta Anak nya yang sibuk menonton film kartun, tangan Najwa bergerak mengusap kepala Malvin.
Suara azan membangunkan Adam dari tempat duduk nya, ia teringat jika hari ini hari Jumat, Najwa belum pernah melihat Adam sholat, karena mereka tidak tinggal sekamar.
Najwa hanya kenal Adam dari luar nya saja, pria yang dingin dan sedikit kejam, Adam juga pria yang kasar, hanya itu yang bisa di nilai oleh Najwa. Namun, Adam adalah sosok ayah yang sangat mencintai anak dan Istri nya, bukan Najwa tapi Humaira, istri pertama Adam.
Bayangan Pria bertubuh kekar dan tinggi itu, telah melewati pintu dimana mereka duduk. Najwa masih menemani Malvin menonton, dia akan pergi sholat sebentar lagi, sekalian membersihkan diri setelah membantu Bi Rosna memasak.
Tak lama terdengar suara seseorang yang berjalan melewati mereka, pandangan Najwa tak sengaja menoleh ke arah pintu, Najwa melihat Adam yang berpakaian rapi dan memakai sarung, membuat Najwa membulatkan mata nya seketika atas pandangan yang tak sengaja itu.
'Astaqfirullah, ada apa ini? kenapa aku mengagumi pria yang tak pernah berharap aku ada dalam hidup nya' Najwa memalingkan pandangan nya, lalu mengusap dada.
"Malvin, Daddy pergi ke mesjid dulu ya!"
"Eeemmm..." sahut Malvin dengan cuek.
Setelah menghela nafas berat nya, Adam pergi meninggalkan tempat itu, lalu Najwa juga bergerak ingin ke kamar, sekalian mandi.
"Sayang, Mommy pergi mandi dulu ya, sekalian mau sholat"
"Baik Mommy!" Najwa bangkit, dan berjalan ke arah pintu. Malvin yang sedang menonton pun tertidur di dalam ruangan tersebut, setelah beberapa menit Najwa pergi.
...****...
Di meja makan, baik Malvin atau pun Najwa, tidak ada yang bersuara, saat Adam berjalan ke arah meja makan, ingin makan malam, lantas Najwa berdiri, dan berniat untuk melayani suami nya itu.
"Kamu duduk saja, aku bisa sendiri" meskipun terdengar ketus, Najwa tidak marah.
"Maaf" wanita ini masih bisa menyimpan senyum di balik cadar nya, dan berusaha minta maaf kepada suaminya itu.
"Mommy, mau udang!" tunjuk Malvin, ke arah piring yang berisi udang crispy, kebetulan ada di depan Adam, bukan nya meminta pada Adam, Malvin memilih minta sama Najwa.
"Tunggu Mommy ambilkan!"
"Tidak perlu, kamu makan saja, biar aku saja"
Adam meletakkan udang di atas piring nasi Malvin, terlihat sekali raut wajah Malvin yang tak suka, namun dia tidak berani menolak takut membuat Adam marah.
Makan malam berlalu begitu saja, sikap dingin dan cuek Adam masih terlihat begitu kuat di depan netra Najwa, tidak sedikit pun sikap keras itu melunak, tidak ada tanda - tanda jika kehadiran nya sudah di harapkan di dalam keluarga ini.
"Maaf!" ucap Najwa lagi, saat Adam akan bangkit dari tempat duduk nya. Adam menoleh, menaikan satu alis nya. Malvin turun dari kursi dan berlari ke arah kamar.
"Ibu menyuruh Abang untuk datang ke acara pesta anak dari adik ibu, katanya ibu belum sempat menelpon Abang, jadi tadi ibu menelpon ke rumah" ungkap Najwa, dengan hati-hati agar tidak ada ucapan nya yang salah.
"Eeemmm...Aku tidak punya waktu"
"Katanya, ibu tahu, Abang akan menolak, namun jika sempat Abang kali ini tidak datang, Ibu akan marah. Dan ibu menyuruh untuk membawa Malvin dan ..."
"Dan ibu menyuruh membawa mu juga?" potong Adam, Najwa langsung terdiam, dan menunduk.
"Hemmm.. Najwa tidak ikut, Abang pergi saja bersama dengan Malvin, karena tidak enak jika menolak permintaan ibu" Najwa tersenyum, hanya bisa melihat dari netra nya saja.
"Jika ibu menyuruh membawa mu juga, maka kamu harus ikut, tidak enak menolak permintaan ibu" tukas Adam, lalu berbalik meninggalkan meja makan.
Bi Rosna datang untuk membereskan meja makan. Najwa hanya bisa meremas jari jemari nya, melihat Adam berbicara kadang dia merasa takut.
Setelah Adam berlalu, Najwa ikut berdiri dan membantu Bi Rosna, berulang kali wanita paruh baya itu menyuruh Najwa untuk duduk saja. Namun, Najwa memilih untuk membantu nya, lagian tidak akan membuat ia lelah, hanya membereskan meja makan.
Setelah melihat meja bersih, dan Najwa pergi ke dapur, sekalian memeriksa kulkas, karena semua kebutuhan rumah sudah di serahkan kepada Najwa, dan Najwa sudah mengatur pengeluaran rumah tersebut.
"Nyonya, Bibi besok akan belanja, biasanya seminggu sekali, ada yang ingin Nyonya tambahkan ?"
"Malvin suka udang, kali ini beli aja udang yang sedikit besar dari sebelum nya. Sosis dan nugget jangan lupa ya, buat cemilan Malvin"
"Baik Nyonya"
Najwa tersenyum, dan berlalu pergi dari dapur.