Menantu Yang Tidak Diinginkan sebuah cerita yang dialami seorang wanita yang tidak diinginkan oleh mertuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Asiseh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Nit terkulai lemas, lututnya tak bisa menahan tubuhnya untuk terus berdiri.
“Sudahlah tidak perlu menangis ini juga memang salah kamu lebih baik kamu selesaikan masaknya sebelum Surya keluar dan hapus air mata kamu karna Surya tidak peduli itu” Dara pergi meninggalkan Nita yang masih duduk lemas menangis
“Hiks hiks hiks Apa aku bukan istri yang baik? Apa aku benar-benar harus pergi meninggalkan mas Surya? Tidak, aku tidak akan meninggalkan mas Surya. Aku akan tanyakan masalah ini nanti pada mas Surya” Nita berduri dan melanjutkan masaknya
Meski pikirannya sedang bercabang, ia tak mau dikatakan sebagai istri yang tidak baik karna Nita selalu berusaha menjadi istri yang baik.
Setelah menyelesaikan masaknya, Nita masuk ke dalam kamarnya untuk mencuci muka karna sembab akibat menangis tadi. Sekalian mengajak Surya untuk sarapan.
Surya, Nita dan Dara sedang sarapan, tak ada obrolan diantara mereka. Nita tidak semangat sarapan karna semua perkataan Dara masih teringat di otaknya. Apalagi Dara meminta Nita untuk melepaskan Surya dan memberi kebahagiaan agar Surya bisa memiliki keturunan. Nita tidak tahu harus bagaimana yang pasti Nita harus menanyakan kebenarannya pada Surya.
“Aku berangkat dulu” ucap Surya ketika sarapannya sudah habis
“Iya” jawab Dara
Nita mencium punggung tangan suaminya seperti biasa, namun Surya tak mencium kening Nita. Hal yang biasa ia lakukan ketika akan berangkat bekerja.
“Hati-hati mas” ucap Nita
Setelah sarapan, Dara langsung beranjak dari tempat duduknya sedangkan Nita membereskan bekas sarapannya.
Selesai membersihkan semua piring-piring kotor, Nita masuk ke dalam kamar untuk mengambil baju-baju kotornya. Nita memasukkan semua baju-bajunya ke dalam mesin cuci, menunggu bajunya yang sedang berada di dalam mesin cuci Nita langsung menyapu halaman dan juga menyiram tanaman sebelum Dara memerintahkannya karna Nita malas untuk ribut dengannya apalagi tadi pagi sudah beradu mulut dengan Dara.
Di depan rumah, ada Fifi yang ingin berkunjung ke rumah Nita.
Rok tok tok
Nita yang mendengar suara ketukan pintu langsung ke depan dan membuka pintunya.
“Tante Dara ada di dalam?” tanya Fifi
“Ada, masuk saja” jawab Nita
Fifi langsung masuk dan menunggu di ruang tamu karna memang sebelum ke sini Fifi sudah menghubungi Dara terlebih dahulu.
Fifi ingin membicarakan masalah Nita yang terjatuh di kamar mandi, karna memang Dara dan Fifi belum sempat membicarakan masalah itu.
Dara baru saja keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri Fifi.
“Fifi” sapa Dara
“Tante” sahut Fifi “Apa kita akan membahasnya di sini?” tanya Fifi
“Kita keluar saja”
“Ya sudah”
Nita melihat Fifi dan Dara keluar dari rumah. Namun Nita tak peduli dan melanjutkan pekerjaannya agar segera selesai dan bisa beristirahat, Dara sudah pergi ia tak akan menyuruh Nita lagi dan Nita bisa beristirahat dengan tenang.
Sedangkan Fifi dan Dara yang berada di sebuah Cafe sedang membicarakan masalah yang terjadi pada Nita waktu lalu.
“Apa mas Surya mengetahui kejadian yang sebenarnya?” tanya Fifi
“Sepertinya belum, sebelum Nita mengatakan sesuatu aku sudah bilang kalau Nita yang salah karna ia masih membersihkan kamar mandi padahal aku sudah melarangnya” jawab Dara
“Lalu mas Surya berkata apa?” Fifi yang masih penasaran
“Dia hanya diam saja, sepertinya percaya kalau memang Nita yang sengaja membuat anaknya tidak ada”
“Apa Nita belum menceritakan semuanya tante?”
“Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya Surya kecewa dengan Nita bahkan sikap dia yang biasanya banyak bicara dengan Nita tidak lagi”
“Aku harap mas Surya percaya kalau memang Nita yang salah, kalau mas Surya sampai tahu tante yang menyuruhnya dan penyebabnya adalah tante pasti mas Surya akan marah”
Perkataan Fifi membuat Dara takut, memang benar kalau Surya mengetahui pasti Surya akan menyalahkan dirinya apalagi sekarang Nita susah untuk mendapatkan anak akibat terjatuh di kamar mandi dan hal itu pasti membuat Surya akan membenci dirinya jika tahu yang sebenarnya.
“Kamu benar Fi, aku harap Surya tidak tahu dan kamu juga jangan bilang pada Surya ya”
“Tenang saja tante, aku tidak akan bilang sama siapa-siapa”
Dara merasa lega karna Fifi bisa dipercaya, dan Dara yakin kalau semua ini tidak akan diketahui oleh Surya. Untung saja Dara langsung mengatakan itu dan belum keduluan oleh Nita sehingga Dara masih bisa bernafas lega.
Dara tidak bisa membayangkan kalau Surya membencinya atau bahkan ia melihat kemarahan sang anak.
Surya memang tidak pernah melawan Dara karna Surya sangat menyayanginya, apalagi setelah ayahnya meninggal Surya semakin ingin melindungi Dara apa pun yang dikatakan oleh Dara Surya selalu menurutinya kecuali pernikahan yang tidak diinginkan oleh Dara karna perasaannya tidak bisa dipaksakan.
Dara dan Fifi melanjutkan obrolannya, membahas hal lain.
*
Di rumah, Hengki yang baru saja pulang dari kantor melihat ada mobil yang terparkir di depan rumahnya. Hengki mengenali mobil itu, yaitu mobil milik sahabat kedua orang tuanya.
“Assalamualaikum” ujar Hengki
“Waalaiumsalam” jawab mereka serentak
“Baru pulang Ki?” tanya mamah Hengki
“Iya mah, Hengki ke kamar ya mau mandi”
“Iya”
“Hengki ke kamar dulu om, tante” ucap Hengki
“Iya nak” jawab mereka
Setelah berpamitan, Hengki masuk ke dalam kamarnya. Hengki tahu mereka sedang membahas hal yang tidak bersangkutan dengannya jadi Hengki memilih untuk masuk ke dalam kamarnya karna tak ingin mencampuri urusan mereka.
Hengki berada di dalam kamarnya, ia membersihkan badannya karna sudah sangat lengket akibat pekerjaan kantor yang menumpuk dan cuaca hari ini memang sangat panas.
Sedangkan di ruang tamu, Sukma dan kedua sahabatnya sedang berbincang-bincang.
“Apa urusan kalian belum selesai?” tanya Sukma
“Belum Sukma, kami tidak tahu harus mencarinya ke mana” ucap Sinta lirih
“Kenapa tidak bertanya pada orang tua kamu saja?” ujar Sukma
“Tidak mungkin, kamu tahu sendiri seperti apa sikapnya bahkan mereka tidak pernah peduli dengan kami”
Sukma dan Sinta sudah bersahabat dari lama jadi Sukma mengetahui seperti apa keluarga sahabatnya itu, karna Sukma sering bertemu.
Sinta yang tidak diakui oleh keluarganya bahkan terjadi pertengkaran hebat diantara Sinta dan keluarganya hanya karna Sinta memilih Aryo. Pria sederhana yang tidak memiliki harta melimpah namun sifatnya yang hangat serta sangat menyayangi Sinta membuat Sinta jatuh cinta padanya.
Dan sekarang mereka sudah bisa membangun perusahaannya sendiri tanpa campur tangan keluarga Sinta, semua itu karna kegigihan dan kerja keras Sinta dan juga Aryo. Mereka selalu berusaha agar bisa sukses.
Aryo memang tidak memiliki harta yang banyak, tapi parasnya yang tampan serta tubuhnya yang tegap bisa membuat para wanita menyukainya, sewaktu kuliah dulu.