NovelToon NovelToon
PERANGKAP CINTA

PERANGKAP CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Percintaan Konglomerat / Nikah Kontrak / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:224
Nilai: 5
Nama Author: Fuji Jullystar07

apa jadi nya semula hanya perjalan bisnis malah di gerebek paksa warga dan di nikahi dwngan ceo super galak???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fuji Jullystar07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 19

Arsenio menatap langit mendung dari kursi taman rumah sakit.

Hari ini Ia sedikit lega,setelah melihat kondisi Andrian membaik.

Ia sudah sangat merindukan Jakarta dan terutama, Calista.

Namun, sudah tiga hari berlalu tanpa kabar apa pun dari Calista. Tak ada pesan, tak ada panggilan.

Arsenio mulai kesal, ia meraih ponselnya dan menelepon Martin.

"Halo, Tuan," sapa Martin di ujung sana.

"Martin, apa Calista ada di rumah?"

Martin terdiam sesaat. Ia ragu harus berkata jujur atau tidak.

"Martin? Jangan coba-coba menutupi sesuatu dariku."

"Maaf, Tuan. Nona Calista tidak ada di rumah."

" Emang dia kemana? "

" Maaf tuan saya tidak tau, Setiap kali pergi, nona selalu bilang, ingin bertemu seseorang yang spesial."

Arsenio mengepal tangannya, kaleng minuman di genggamannya remuk seketika. Ia memutus panggilan.

"Leon, pesan tiket. Aku akan pulang hari ini," ucapnya dingin. Leon hanya mengangguk dan segera bergerak langsung memesan tiket melalui ponsel nya.

Arsenio pun pergi dengan langkah cepat, tak memperhatikan Anna yang sedang melihatnya dari kejauhan.

Anna menghampiri Leon. "Arsenio mau ke mana?"

"Pulang," jawab Leon singkat.

"Apa ada hal mendesak di Jakarta?" tanya Anna penasaran. Namun, Leon tak menjawab dan justru melangkah pergi.

"Leon! Aku bertanya. Apa kamu tidak anggap aku teman?"

Leon menoleh sebentar. "Anna, lebih baik kamu menyerah. Arsen sudah menikah. Cintamu, tak akan pernah terbalas."

Anna terdiam, terkejut. "Menikah? Kapan? Siapa wanita itu?"

Tapi Leon tak menjawab. Ia pergi meninggalkan Anna sendirian, tenggelam dalam amarah dan rasa penasaran.

"Sialan... Siapa jalang yang berani dekati Arsenio!" geramnya, mengepalkan tangan penuh dendam.

________

Di ruangan sinema mini, Calista tertawa ngakak sendirian. Rambutnya dicepol asal, poni digulung dengan rol, dan camilan berserakan di mana-mana. Ia sedang menonton drama komedi yang bikin perut sakit karena terlalu lucu.

Ceritanya tentang pasangan yang menikah kontrak, tapi ibu si pria terus-menerus curiga kalau hubungan anaknya palsu.

Suatu hari, sang pria mengajak pacarnya ke acara keluarga dan di sana si cewek disindir habis-habisan karena miskin. Pria itu mengira pacarnya sedih karena tersudut, padahal ceweknya sakit perut gara-gara makan masakan crush nya.

Puncaknya, si cewek kabur tapi bukan karena sedih tapi karna dia cepirit.

Tiba-tiba dering ponsel mengalihkan perhatian Calista. Tanpa lihat siapa peneleponnya, ia langsung mengangkat.

"Halo?" sapanya.

"Halo," suara berat di seberang menjawab. Calista melirik layar dan mengernyit. Nomornya tidak dikenal.

"Ini Damian,"

Calista terdiam. Damian? Siapa Damian? Otaknya berputar cepat.

cling!

Calista teringat  seorang duda hot yang ia temui di taman.

"Hallo Calista, kamu dengar suara saya? Maaf kalau ganggu, tapi anak saya ingin sekali ketemu kamu. Boleh?"

Calista langsung duduk tegak. Remahan kue jatuh dari pahanya. Ia menepuk jidat, baru ingat janji asal-asalan yang pernah dia ucapkan ke anak si duda itu.

"Emm, boleh ketemunya di mana?" ucapnya buru-buru sambil lari ke kamar.

Tanpa basa-basi, ia langsung mandi dan mulai memilih baju.

"Bukan ini" lemparnya satu baju ke kasur.

"Yang ini terlalu mencolok" lanjutnya memilih lagi.

Setelah mengacak-acak isi lemari, akhirnya ia berseru, "Nah, ketemu!"

Ia mengenakan kemeja garis-garis lengan pendek yang dimasukkan ke dalam celana pendek high-waist putih, dilengkapi sabuk cokelat dan flat shoes perak yang simpel tapi elegan. Ia tersenyum puas di depan cermin, lalu melangkah keluar dengan penuh semangat.

Sesampainya di restoran Tiongkok termewah di Jakarta yang bersertifikat halal, ia disambut pelayan.

"Selamat datang, sudah reservasi?"

"Ya, atas nama Damian," jawabnya.

"Mari, Nona. Saya antar."

Begitu pintu bilik dibuka, terlihat Damian duduk bersama seorang anak perempuan kecil. Saat melihat Calista, anak itu langsung berlari memeluknya.

"Mommy!" serunya.

"Bella kangen, Mommy kangen Bella, nggak?"

Calista membeku, menatap Damian yang hanya mengangguk pelan. Dengan kaku, ia mengusap kepala Bella.

"Eum... Mommy juga kangen," jawabnya canggung.

"Ayo Mommy, kita makan!" Bella menarik tangan Calista, menuntunnya duduk di sebelah Damian. Posisi yang cukup membuat Calista salah tingkah.

"Mommy, Bella senang banget Mommy datang. Tiap hari Bella doa biar cepat weekend, supaya bisa ketemu Mommy," ucap Bella polos. Ia sengaja duduk di seberang agar Calista lebih dekat dengan ayahnya misi rahasia jodohkan mereka.

Tak lama, pelayan datang membawa banyak makanan. Mata Calista langsung membulat saat melihat aneka hidangan apalagi daging kesukaannya, hotpot, dan mie.

Dengan dua sumpit di tangan, Calista memandangi makanan dengan tatapan lapar. Damian dan Bella hanya saling pandang dan tertawa pelan melihat tingkah Calista yang menggemaskan.

Calista tidak bisa menahan diri dan langsung mengambil sumpit, memindahkan mie ke dalam mangkuknya dengan cepat. Hotpot terlihat sangat menggoda, dan perutnya yang sudah keroncongan membuatnya lupa sejenak pada situasi canggung di sekelilingnya.

Bella menyodorkan daging yang sudah di masak. Damian kemangkuk Calista.

"Tenang, Mommy. Makan saja, nggak usah malu," ujar Bella dengan senyuman lebar.

Calista hanya tersenyum malu, tetapi tidak bisa menahan diri untuk melahap makanan.

Ia menikmati hotpot yang pedas dan mie yang kenyal, matanya berbinar setiap kali sumpitnya menyentuh piring.

Damian, yang duduk di sampingnya, melihat dengan tatapan yang sulit dibaca,perlahan membantu mengikat rambut Calista agar tidak menghalangi makannya.

"Rasanya enak, kan?" tanya Damian, suaranya rendah dan tenang.

Calista mengangguk sambil mengunyah, lalu berhenti sejenak.

"Iya, enak banget. Terima kasih sudah mengundang aku ke sini."

Bella yang mendengar itu tersenyum puas. "Mommy, kalau mommy suka makanan. Next time makanlah di rumah bella, di rumah bella lebih banyak makanan. Mommy bisa makan apapun yang mommy inginkan, chef di rumah bella jago banget masaknya."

Damian hanya tersenyum kecil, tampak puas melihat interaksi antara Calista dan Bella. Sesekali ia merasa bahagia melihat anaknya bisa merasa nyaman dengan orang baru.

" Hemm kapan-kapan ya bella, aku gak bisa janji " Jawab Calista tersenyum canggung.

Sambil terus makan, Bella dengan polosnya mulai berbicara lagi.

"Mommy, kamu jadi temannya deddy  ya?" Pintanya tiba-tiba, membuat Calista hampir tersedak mie.

"Hah?" Calista terkejut, menatap Bella yang tampak serius.

" Kita bisa sering ketemu, kasian deddy, gak punya teman "

" Deddy kamu pasti banyak teman tenang aja " Jawab Calista santai

" No! Mommy deddy itu galak, jadi orang pada takut " Jelas bella membuat Damian tersedak

" Kalau deddy galak, aku malah takut dong " canda Calista.

" No, Mommy, look at me!" Seru Bella sambil menghampiri dan memegang pipi Calista, menghentikan Calista makan.

" Deddy gak bakalan galak, karna mommy itu spesial " Calista meneguk ludah nyanya.

Serius nih bocah maksa banget ucap Calista dalam hati

" Oke deh "  Jawab Calista akhirnya.

Dari pada ribet, lagian berteman dengan siapa pun menurutku gak masalah.

Setelah mereka makan, Bella dengan antusiasnya mengandeng tangan mereka berdua,mengajak ke Timezone Bella berjalan di tengah tengah mereka, di kejauhan mereka terlihat keluarga bahagia.

1
robleis_XD
Gak sabar lanjut ceritanya
Robert
Bikin ketawa sampe perut sakit.
dziyyo
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!