NovelToon NovelToon
Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Psikopat / Cinta pada Pandangan Pertama / Reinkarnasi / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang psikopat yang ber transmigrasi ke tubuh seorang gadis, dan apesnya dia merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Ketika dia merasakan cemburu, dia harus mengalami kecelakaan dan merenggut nyawanya. Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Alice terkejut dan terperanjat ketika melihat seseorang tiba-tiba melintas di depan mobilnya, dia langsung menginjak remnya, mobilnya berhenti secara mendadak. "S1al, apakah aku menabrak orang? tapi, sepertinya tidak," kata Alice pada dirinya sendiri, sambil membuka pintu mobil dan keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Ketika dia melihat ke depan, dia melihat seorang pria yang sepertinya seumuran dengannya tergeletak di jalan, tidak bergerak. "Ah, benar, lagipula apa dia tidak melihat jika ada mobil hendak melintas? Bodoh sekali dia,"  gumamnya.

Alice langsung merasa panik dan berlari ke arah pria tersebut. "Maaf, apakah kamu baik-baik saja?" kata Alice dengan nada yang khawatir, sambil memeriksa kondisi orang tersebut.

Tiba-tiba, pria yang tergeletak di jalan itu membuka matanya dan memandang Alice dengan mata yang lemah. "Tolong... bawa aku pergi dari sini," katanya dengan suara yang lembut, sambil meraih lengan Alice.

Alice terkejut dengan permintaan pria itu, tapi dia tidak bisa menolak karena pria itu terlihat sangat membutuhkan bantuan, apalagi ketika menyadari jika ada darah yang mengalir dari bagian perutnya.

"Baiklah, aku akan membantumu," kata Alice, sambil membantu pria itu berdiri dan membawanya ke mobil.

Dengan pakaian yang sudah basah kuyup, Alice membantunya untuk naik ke dalam mobil. pria itu terlihat lemah dan sakit, tapi dia masih berusaha untuk tersenyum lemah pada Alice. Alice membantu pria itu duduk di dalam mobil, lalu menutup pintu dan berjalan ke sisi pengemudi.

"Hey, apakah kamu baik-baik saja? Sepertinya kamu terluka parah," tanya Alice, sambil menyalakan mesin mobil.

Pria itu memandang Alice dengan mata yang lemah, "Tolong bawa aku... jauh dari sini. Aku tidak ingin kembali ke tempat itu," katanya dengan suara yang lirih.

"Hey, apakah kamu masih sadar? Ngomong-ngomong, aku harus membawamu kemana?" tanya Alice lagi.

Pria itu tersenyum lemah, "Bawa aku ke jalan Kenangan rumah nomor 1 di hatiku,"

Diam-diam Alice melirik pria tersebut, mengamatinya dengan seksama. Pria itu memiliki wajah yang tampan, dengan garis-garis wajah yang tegas dan mata yang tajam. Rambutnya yang basah kuyup menempel di dahinya, membuatnya terlihat lebih tampan.

Alice mengamati pria itu dengan rasa ingin tahu. Siapa pria ini? Apa yang terjadi padanya?

Dengan hati-hati, Alice mengemudi mobil sambil terus melirik pria itu, mencoba memahami apa yang terjadi di balik wajahnya yang tampan dan mata yang tajam.

Apakah pria ini memiliki rahasia yang tersembunyi? Atau apakah dia hanya membutuhkan bantuan seperti yang dia katakan? Alice tidak tahu.

**

Mobil sampai di alamat yang telah disebutkan, penjaga gerbang menghentikan Alice dan bertanya keperluan. "Maaf, Bu, apa keperluan Anda di sini?" tanya penjaga gerbang dengan sopan.

"Kamu memanggilku apa? Bu? Apa matamu itu katar4kan? Ah but4 sih lebih tepatnya. Aku masih muda dan cantik begini kamu panggil Bu?" Umpat Alice karena kesal.

"Maafkan saya, Nona. Tapi, Anda siapa? Ada keperluan apa ke rumah ini?"

Pria itu membuka mata dan memandang penjaga gerbang, "Berikan...jalan untuknya," kata pria itu dengan suara yang lemah.

Penjaga gerbang memandang pria itu dengan lebih dekat, dan tiba-tiba wajahnya berubah.

"Tuan Muda... maafkan saya karena tidak melihat Anda," kata penjaga gerbang dengan hormat. "Saya tidak menyadari bahwa Tuan Muda yang berada di dalam mobil."

Penjaga gerbang langsung mempersilahkan Alice membawa mobil masuk.

"Silakan masuk, Tuan Muda. Saya akan mempersiapkan semuanya untuk Anda," kata penjaga gerbang dengan sopan.

Alice terkejut melihat perubahan sikap penjaga gerbang, dan dia memandang pria di sebelahnya dengan rasa ingin tahu.

"Jadi, kamu pemilik rumah ini?" tanya Alice dengan penasaran.

Pria itu tersenyum dan menggeleng lemah, "Bukan, aku hanya adik dari pemilik rumah ini," jawab pria itu dengan suara yang lemah.

Alice memarkirkan mobilnya dan turun dari mobil, dia membantu pria itu untuk turun. Pria itu masih terlihat lelah dan sakit, tapi dia berusaha untuk tersenyum pada Alice.

Beberapa penjaga tiba-tiba datang untuk membantu Alice, "Nona, biarkan kami saja yang membantu Tuan Muda," kata salah satu penjaga dengan hormat.

Penjaga-penjaga itu kemudian membantu pria itu untuk berjalan menuju rumah, sementara Alice mengikuti di belakang mereka.

Alice mengangguk dan berpamitan untuk pergi, "Baiklah, saya akan pergi sekarang. Terima kasih atas bantuan kalian," kata Alice dengan sopan.

Namun, salah satu penjaga menghentikannya, "Tunggu dulu, Nona. Nona kami ingin bertemu dengan Anda," kata penjaga itu dengan hormat.

Alice terkejut dan memandang penjaga di sebelahnya, tapi penjaga itu hanya tersenyum.

Alice tidak banyak bertanya dan hanya mengikuti penjaga itu. Mereka berjalan melewati koridor yang panjang dan indah, dengan dekorasi yang mewah dan elegan. Penjaga itu berhenti di depan sebuah pintu dan mengetuknya dengan sopan.

"Silakan masuk," kata sebuah suara dari dalam ruangan.

Penjaga itu membuka pintu dan mempersilahkan Alice untuk masuk.

Alice mengangguk dan memasuki ruangan, di mana seorang wanita elegan sedang duduk di sofa. Wanita itu memandang Alice dengan senyum yang hangat.

"Silakan duduk," kata wanita itu dengan suara yang lembut dan hangat.

Wanita itu memiliki wajah yang cantik, dengan kulit yang halus dan rambut yang hitam dan terawat rapi. Matanya yang besar dan ekspresif memancarkan kecerdasan dan kebaikan. Dia mengenakan gaun yang mewah dan elegan, dengan perhiasan yang sederhana namun berkelas.

Wanita itu memiliki postur yang tegap dan anggun, dengan usia sekitar  23 tahun yang membuatnya terlihat sangat cantik dan berwibawa. Senyumnya yang hangat dan ramah membuat Alice merasa nyaman dan diterima. Alice duduk di sofa yang disediakan, sambil memandang wanita itu dengan rasa hormat dan penasaran.

Wanita itu memandang Alice dengan senyum yang hangat, "Terima kasih telah membawa adik saya ke sini," kata wanita itu dengan suara yang terdengar ramah. "Saya sangat berterima kasih atas bantuanmu."

Alice hanya tersenyum dan mengangguk.

Wanita itu memandang Alice dengan senyum yang hangat, "Saya akan memberimu imbalan atas bantuanmu," kata wanita itu dengan suara yang lembut.

Alice tersenyum dan menggelengkan kepala, "Tidak perlu, saya hanya membantu karena saya melihat adik Anda membutuhkan bantuan," kata Alice dengan suara yang sopan. "Saya tidak mengharapkan imbalan apa pun."

Wanita itu memandang Alice dengan rasa kagum dan terharu, "Kamu sangat baik hati, saya sangat menghargai kebaikanmu."

Wanita itu terus memandang Alice, dia merasa ada ketertarikan. Dia melihat kebaikan dan kesabaran dalam diri Alice, dan itu membuatnya merasa sangat tertarik pada gadis muda itu.

Wanita itu memandang Alice dengan lebih dekat, mencoba untuk memahami apa yang membuat Alice begitu istimewa. Dia melihat mata Alice yang cerah dan jujur, dan senyumnya yang hangat dan ramah.

"Kamu sangat berbeda dari orang-orang lain yang saya temui," kata wanita itu dengan suara yang lembut. "Saya merasa sangat tertarik padamu."

Alice merasa sedikit terkejut dengan kata-kata wanita itu, tapi dia tidak menunjukkan rasa tidak nyaman.

"Ah iya, kenalkan nama saya Avira, kamu bisa memanggil saya Avi," kata wanita itu dengan senyum yang hangat.

Alice tersenyum dan mengangguk, "Saya Alice, senang bertemu dengan Anda, Avi," kata Alice dengan suara yang sopan.

Avi memandang Alice dengan rasa kagum, "Senang bertemu dengan Anda juga, Alice. Anda memiliki nama yang sangat cantik," kata Avi dengan suara yang lembut.

Alice tersenyum dan menggelengkan kepala, "Terima kasih, Avi. Anda juga memiliki nama yang sangat unik," kata Alice dengan suara yang ramah.

"Ayo, kita ngobrol santai saja, tanpa formalitas," kata Avi, sambil tersenyum.

Alice mengangguk dan tersenyum kembali, "Iya, boleh juga," jawab Alice, sambil menunjukkan rasa nyaman dan akrab dengan Avi. Suasana menjadi lebih santai dan hangat, seperti obrolan antara teman dekat.

"Kamu basah sekali, sebaiknya kamu mandi dulu sebelum pulang. Jangan sampai kamu sakit," kata Avi dengan suara yang lembut.

Alice menggelengkan kepala, "Tidak perlu, Avi. Aku baik-baik saja," kata Alice dengan suara yang sopan.

Namun, Avi memaksa, "Tidak, kamu harus mandi dulu. Aku tidak ingin kamu sakit karena kehujanan. Ikutlah denganku," kata Avi dengan suara yang tegas namun hangat. Avi kemudian memimpin Alice menuju kamar mandi.

"Hmm, Avi ini sebenarnya wanita seperti apa ya? Dia terlihat ramah, tapi sangat misterius. Tapi tidak masalah, aku tidak perlu khawatir tentang hal-hal yang tidak perlu. Aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, dan aku tahu bahwa aku aman dengan... keadaanku saat ini. Andai aku masih menjadi sosok pria, aku pasti akan meresponnya berbeda. Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama," gumam Alexander dalam hati, sebagai pria yang menempati raga Alice.

1
Apis
knp aku ngebayanginya peran alex/alice kaya lucinta Luna ya thor 🤣🤣🤣🤣
LOLLIPOP: Hihi...iyakah?🤭
total 1 replies
Apis
jd critanya alex transgender trs transmigrasi ke tubuh alice yg beneran cewe, baru x ini nemu novel peran utamanya lain dari yg lain 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!