NovelToon NovelToon
HIGANBANA NO FUKUSHU

HIGANBANA NO FUKUSHU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter / Bullying dan Balas Dendam / Sugar daddy
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Setelah orang tuanya bunuh diri akibat penipuan kejam Agate, pemimpin mafia, hidup siswi SMA dan atlet kendo, Akari Otsuki, hancur. Merasa keadilan tak mungkin, Akari bersumpah membalas dendam. Ia mengambil Katana ayahnya dan meninggalkan shinai-nya. Akari mulai memburu setiap mafia dan yakuza di kota, mengupas jaringan kejahatan selapis demi selapis, demi menemukan Agate. Dendam ini adalah bunga Higanbana yang mematikan, menariknya menjauh dari dirinya yang dulu dan menuju kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Old Wounds

Beberapa minggu kemudian, di kantor Kepolisian Shirayuki, suasana kerja tim kecil Araya tegang. Pagi itu, saat Akihisa dan Miku sedang sibuk di depan monitor mereka, Araya tampak bersiap pergi, mengenakan mantelnya.

​"Araya-san, kau mau ke mana?" tanya Akihisa, sedikit terkejut karena Araya biasanya tidak pernah meninggalkan kantor di jam sibuk.

​"Aku ada urusan pribadi sebentar," jawab Araya singkat, sambil mengambil kunci mobilnya.

​Miku yang sedang mengetik juga menoleh, khawatir.

​"Tapi informasi AgateX yang baru didapat sangat sensitif, Araya-san. Kami perlu persetujuanmu untuk bergerak," kata Miku.

​Araya hanya melirik keduanya dengan ekspresi serius.

​"Fokus saja kalian berdua mencari informasi yang kubutuhkan. Jika ada yang mendesak, telepon aku. Jangan pedulikan urusanku."

​Araya tidak memberi kesempatan untuk bertanya lebih lanjut. Ia segera meninggalkan ruangan.

​Akihisa dan Miku saling pandang, bingung. Araya adalah detektif yang paling betah di ruangan itu, sering lembur hingga subuh. Kepergiannya yang tiba-tiba ini terasa sangat mencurigakan.

​Araya menuruni basement kantor polisi, dan segera masuk ke mobilnya—sebuah Porsche Carrera GT putih yang mencolok. Mobil mewah itu membelah jalanan kota, jauh dari gedung-gedung tinggi, menuju distrik yang lebih tua dan sederhana.

​Araya akhirnya tiba di sebuah bangunan sederhana dengan plang bertuliskan "Guardian Taxi"—perusahaan taksi kecil yang terlihat biasa saja.

​Araya memarkir mobil mewahnya yang kontras dengan lingkungan itu. Ia keluar dari mobil, wajahnya kini menunjukkan kombinasi antara ketegasan seorang detektif dan kelembutan yang ia tunjukkan saat berbicara tentang "Dia."

​Ia datang bukan untuk mencari informasi AgateX. Ia datang untuk menemui satu-satunya orang yang memiliki ide "di luar kepala," orang yang bisa memberikan Akari jalan yang sama sekali tidak dipikirkan oleh kepolisian.

.

.

Saat Araya mengendarai Porsche Carrera GT putih miliknya membelah kota menuju markas Guardian Taxi, pikirannya dipenuhi oleh memori yang menyakitkan. Keheningan di dalam mobil mewah itu justru memperjelas kilasan masa lalu yang coba ia kubur.

​Sedikit kenangan lama terlintas dibenaknya, kembali ke masa ketika ia dan "Dia" masih menjadi tim sempurna di ruangan detektif itu.

​Kenangan itu fokus pada satu pertengkaran sengit.

​"Araya, kita tidak punya waktu!" desak Dia, matanya dipenuhi adrenalin, mengabaikan rencana yang telah mereka buat.

​"Kau harus mengikuti protokol, sialan! Ini adalah operasi legal!" balas Araya, membentak dengan frustrasi.

​Namun, Dia melakukan yang sebaliknya. Dia melakukan apa yang seharusnya ia lakukan untuk menyelamatkan korban, sekalipun harus menembak penjahat yang mereka hadapi saat itu—tindakan yang efektif, tetapi melanggar setiap aturan birokrasi dan hampir menghancurkan karier Araya.

​Araya saat itu sudah mencapai batasnya. Saking kesalnya, ia melangkah maju dan, dalam ledakan amarah, menampar Dia. Suara tamparan itu bergema di ruangan detektif yang sunyi.

​Saat air mata menggenang di matanya karena frustrasi dan takut akan kariernya, Araya tanpa sengaja melontarkan kata-kata menyakitkan: “Aku tidak mau bekerja denganmu lagi. Kau hanya akan menghancurkan segalanya!"

​Dia hanya terheran. Dia menyentuh pipinya yang memerah, tatapannya campur aduk antara rasa sakit dan kebingungan. Dia tidak membalas. Dia hanya kembali ke mejanya, duduk, dan seperti mengurung diri di balik tumpukan berkas. Bagi orang lain, Dia terlihat bekerja, walau aslinya terlihat disana oleh Araya bahwa Dia benar-benar menarik diri, terluka oleh kata-kata Araya.

​Saat itu, Akihisa dan Miku menyaksikan semuanya, momen kehancuran tim mereka yang dipicu oleh aturan dan kemarahan pribadi.

​Kini, Araya menyentuh pipinya sendiri, merasakan sisa-sisa rasa bersalah. Ia membenci Dia karena tindakannya, tetapi ia membenci dirinya sendiri karena kata-kata yang ia ucapkan.

​Mungkin, ide gila Dia lah yang sebenarnya dibutuhkan Akari sekarang. Dan untuk itu, Araya terpaksa harus berdamai dengan masa lalu yang ia ciptakAn sendiri.

Araya memarkirkan Porsche Carrera GT putihnya mencolok di pinggir gerbang Guardian Taxi, sebuah perusahaan taksi kecil yang terasa kuno dan sederhana, sangat kontras dengan mobilnya.

​Ia menarik napas, mengatur emosinya, lalu melangkah masuk. Di dalam, suasana terasa damai, jauh dari hiruk pikuk kepolisian.

​Seorang wanita muda yang bertugas di meja resepsionis menyambutnya dengan ramah.

​"Selamat pagi, Nona. Ada yang bisa saya bantu? Mau menemui siapa?"

​Araya menjelaskan dengan hati-hati.

​"Saya mencari seorang pria muda... rambutnya hitam, matanya terlihat tajam, tapi dia sering sekali terlihat santai dan tidak serius. Terlihat bodoh saking santainya, tapi badannya bugar. Dia biasanya mengenakan topi bisbol. Apa dia ada?"

​Sang wanita penjaga gerbang itu seketika tersenyum mengerti.

​"Ah, Indra-san! Tentu saja. Dia ada di ruang santai," katanya sambil menunjuk ke sebuah ruangan di ujung lorong. "Dia sedang bermain kartu dengan para senior."

​Araya mengucapkan terima kasih singkat dan berjalan menuju ruangan itu.

​Ia melangkah masuk ke dalam ruangan santai yang penuh asap rokok dan tawa riuh para sopir taksi paruh baya. Tepat di tengah kerumunan itu, duduklah pria yang ia cari—Indra Goto.

​Indra mengenakan jaket tracksuit biru tua yang santai dan topi bisbol, terlihat sangat tidak selaras dengan latar belakang pekerjaan penting yang pernah ia pegang. Ia sedang tertawa riang, fokus pada kartu di tangannya.

​Araya berjalan pelan, berdiri di belakang Indra yang tidak menyadari kehadirannya sama sekali, terlalu sibuk bermain dan bercanda, seolah-olah seluruh tragedi yang melibatkan dirinya dan Araya tidak pernah terjadi.

​Melihat Indra yang tampak begitu rileks dan jauh dari tanggung jawab, api kemarahan lama Araya kembali menyala, bercampur dengan kebutuhan mendesak untuk mendapatkan bantuan darinya.

Araya berdiri tegak di belakang Indra, memancarkan aura detektif yang kuat meskipun ia berada di ruangan santai. Tatapannya yang tajam tidak tertuju pada Indra, melainkan pada para sopir taksi paruh baya yang sedang bermain kartu bersamanya.

​Araya melirik para pria paruh baya itu, sebuah isyarat dingin dan jelas dari seorang Kepala Detektif. Tidak ada kata-kata yang terucap, tetapi otoritas dalam tatapan Araya sudah cukup.

​Seketika, para senior Indra yang sedang asyik tertawa itu langsung mengerti. Mereka segera menaruh kartu mereka di meja dengan terburu-buru.

​"Ah, sudah waktunya," kata salah satu pria paruh baya sambil berdeham canggung.

​"Ya, ya, panggilan tugas! Kami harus kembali bekerja sekarang," timpal yang lain, buru-buru berdiri.

​Ruangan itu mendadak hening dan kosong ketika para sopir taksi itu bergegas meninggalkan Indra sendirian.

​Indra terheran-heran, masih memegang kartunya. Ia menoleh ke pintu yang tertutup.

​"Hei! Kalian kenapa? Kartunya belum habis! Ayo, sekali lagi! Aku hampir menang!" seru Indra, berusaha membujuk seniornya bermain sekali lagi dengan senyum santai di wajahnya.

​Ketika tidak ada yang kembali, Indra akhirnya berbalik, dan pandangannya bertemu dengan Araya yang berdiri diam dengan wajah dingin. Senyum santai Indra langsung memudar, digantikan oleh ekspresi terkejut yang cepat ia tutupi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!