Penyesalan seorang Alex Wijaya yang kehilangan wanita yang selama ini disiksa secara fisik dan mentalnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ini senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usaha Dio 1
"Halo, temui saya di cafe bulan setengah jam dari sekarang." ucap Dio dengan seorang pria di sebrang sana.
.
.
"Hai bro.. sudah lama" sapa seseorang pada Dio senyum jenaka.
"Bahkan aku sudah menunggumu sampai berjamur."jawab Dio kesal, seorang yang di tunggu telat hampir 15 menit dan tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"sory.. sory, tadi dijalan ada insiden kecil jadi ya telat sedikit lah. tapi ngomong - ngomong ada hal penting apa tidak mungkin kalau seorang Dio membuang waktunya hanya sekedar bersantai begini." tanya seseorang itu pada Dio.
"Aku butuh bantuanmu, Aku percaya kinerjamu selama ini sangat memuaskan." jawab Dio langsung pada intinya.
"Wah menarik sekali sepertinya, apa yang bisa aku bantu bro?" tanya orang itu lagi.
"tolong selediki seorang wanita yang bernama Ameera afsena. aku mau data - data yang lengkap dari kehidupan sehari - harinya, keluarga,dan orang - orang terdekatnya. dan satu lagi selediki secara detail kejadian apa saja yang dilalui setahun yang lalu." ucap Dio dengan serius.
"oh hanya itu, tenang saja kawan serahkan semuanya padaku, Seorang Arsen tidak akan mengecewakanmu."ucapnya sombong, ya orang itu adalah Arsen Malik teman seangkatan kuliahnya dulu. Arsen adalah seorang detektif handal hampir semua kasus dapat ia pecahkan dengan mudah.
"Baiklah aku percaya padamu. ini foto wanita itu, ingat aku hanya memberi waktu kurang dari 2 minggu titik tidak ada bantahan." ucap alex sebelum meninggalkan cafe tersebut.
"Percaya padaku Di, aku tidak akan mengecewakanmu."jawab Arsen.
" ya, kurasa urusanku disini sudah selesai aku pergi dulu. aku tunggu kabar baik darimu." Pamit Dio pada Arsen.
"Siap laksanakan bos."jawab Arsen dengan gaya tengilnya.
.
.
***
"permisi mbok, Ameera ada dirumah mbok?" tanya Dio pada mbok Sumi, Selepas dari cafe tadi Dio memutuskan berkunjung ke rumah alex. Dia teringat ucapan Ameera tempo hari kalau wanita itu tidak diberi makan dirumah. jadi Dio memutuskan membawakan makanan untuk Ameera.
"ada mas, Neng meera dikamar mbok panggilkan dulu ya. mas Dio duduk dulu saja sekalian mbok buatkan minum." jawab mbok sumi.
"oke mbok" jawab Dio kemudian berjalan menuju sofa.
.
.
"ini den mbok buatkan kopi diminum ya. Tunggu sebentar neng meera nya sedang mandi." kata mbok sumi kemudian setelah beberapa menit lalu.
"Terimakasih mbok." ucap Dio sambil tersenyum.
Mbok sumi mengangguk kemudian berlalu menuju dapur.
.
.
"mau apa kamu kesini" tanya alex sinis, karena merasa haus hendak ke dapur mengambil minum namun niatnya terhenti saat melihat alex duduk manis di sofa.
"aku tidak ada perlu denganmu" balas Dio tak kalah cuek.
"tapi ini rumahku, kalau tidak ingin bertemu denganku lalu kamu mau apa?" ucap alex merasa tak terima akan jawaban Dio.
"aku ada perlu dengannya, bukan dengan mu." tunjuk Dio pada Ameera yang berjalan menghampiri dua orang pria yang sedang berdebat.
"Maksud mu apa hah? oh ternyata dugaan ku benar wanita ini pasti sudah menggoda mu iyakan." tuduh alex emosi.
"Kenapa kamu harus marah - marah aku kesini hanya ingin makan sekalian memberikan ini pada Ameera." jawab Dio sambil memperlihatkan bungkusan yang dibawa.
"kamu pikir rumahku tempat penampungan? lagipula aku tidak mengijinkan dia makan disini." tolak Alex dengan tegas.
"Terserah apa katamu aku tidak peduli, lagian ini makanan aku beli dengan uangku sendiri jadi terserah aku memberikannya pada siapa itu hakku." bantah Dio tak mau kalah.
Malas berdebat lagi, tanpa menjawab ucapan Dio tadi alex langsung pergi ke atas bahkan pria itu melupakan tujuannya turun kebawah tadi
.
.
"Ameera ayo sini makanlah,aku membeli ini semua untukmu." ucap Dio,saat melihat Ameera hanya diam saja sedari tadi.
"maaf kak Dio, meera rasa tidak perlu takutnya nanti tuan alex marah." jawab Ameera pelan.
"tidak apa - apa ini aku yang beli, jadi ini bukan milik alex cepat kesini habiskan makananmu. Dan itu yang di bungkus merah kamu simpan nanti untuk makan malam ya." kata Dio dengan lembut.
Akhirnya Ameera pun mengangguk mengikuti ucapan Dio barusan, tadinya dia pikir hari ini akan kelaparan karena tidak berangkat bekerja.
Dio yang melihat Ameera makan dengan lahap tersenyum antara senang bisa melihat binar bahagia di wajah Ameera namun juga rasa iba atas nasib yang menimpanya.
.
.
.
***
Brakk
Prankk..
"BRENGSEK.."
emang agak agak dodol si alex nih
garidho sumpah😭😭😭😭
ameera berasa sendirian di dunia ini😭
tp pas baca endnya ttep sama alex gatrima garidho thor😭
tp masih penasaran kisahnya
lagian si alex kenapa bego banget si
maen hakim sendiri ga menyelidiki dulu
malah manjain anak tiri
anak kandung bak anak pungut
mikir pakek otak napa
klo elu ntar tua ni yak kagak bisa ngapa²in
emang iya anak tiri lu mau gitu ngerawat elu
bego bego
kzl
banjir air mata😭😭😭