Tamara adalah seorang wanita malam yang mempunyai banyak pelanggan. Dia menjadi salah satu wanita favorit di tempatnya bekerja.
Kehidupannya begitu bebas, karna dia hidup sebatang kara tanpa adanya keluarga, orangtua ataupun sanak saudara.
Tamara terus teringat di malam dia mendapatkan sebuah rasa yang tak dapat dia lupakan. Akankah dia mendapatkan cinta tulus dari seorang pria..? mengingat dia adalah cinta satu malam dari banyaknya pria.
Dan siapakah orangtua Tamara yang sebenarnya..?
Penasaran dengan kisahnya, ikuti terus kisah hidup Tamara dan jangan lupa like, coment,favorit dan votenya ya...
Salam manis semoga sehat selalu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit
"Jadi kita akan melaporkan Radit ke kantor polisi..."
"Ya tentu.... siapa lagi memangnya..dia pantas mendapatkannya bukan..."
"Tapi bagaimana nanti jika dia masuk penjara Ara..."
"Astaga Nura...kau masih saja memikirkan si brengsek gila itu...biarkan dia masuk penjara itu memang tempat yang pantas untuknya....kau terlalu baik Nura...kau bahkan masih memikirkan orang yang berbuat jahat padamu..."
"Bukan begitu Ara...aku takut jika Radit tau aku yang melaporkannya dia akan mencariku...aku takut dia menyiksaku lagi..."
Jawab Nura dengan mata berkaca-kaca.
"Kau tak perlu takut...Radit tak akan tau tempat tinggalmu sekarang....untuk sementara kau ikut aku...sampai aku mendapatkan rumah baru untukmu..."
"Sekali lagi terimakasih Ara..Sebelumnya aku tak mengenalmu...tapi kau telah banyak membantuku..."
"Tidak perlu seperti itu Nura...jika orang lain berada di posisi ku sekarang pasti mereka juga akan melakukan apa yang aku lakukan..."
jawab Ara sambil tersenyum tulus.
Hari itu pun Ara dan Nura membuat laporan di kantor polisi. Nura melaporkan Radit untuk tuduhan kekerasan dalam rumah tangga yang telah di alaminya.
Hari itu juga Ara mengantarkan Nura untuk mengurus surat perceraian nya dengan Radit. Ara telah menyewa seorang pengacara untuk menangani kasus Nura. Menangani perceraian juga laporan di kantor polisi atas nama Nura.
Setelah itu Ara membawanya pulang ke rumah pribadinya. Ketika sampai di depan pintu, mbak Sarti terlihat tergesa menghampiri Ara.
Kali ini mbak Sarti tidak pulang seperti biasanya, Ara menyuruhnya untuk tinggal untuk membantu berbagai kebutuhan Heni, Nura dan juga Ara yang akan tinggal bersama disana untuk sementara.
"Non Ara...."
panggil mbak Sarti dengan wajah yang khawatir.
"Ada apa mbak...kenapa mbak berlari seperti itu..."
"Itu non...teman nona mengeluh sakit di perutnya...dan dia mengeluarkan banyak darah non...saya takut terjadi sesuatu pada anaknya non..."
Tak menjawab apa pun Ara segera masuk dan menghampiri Heni.
"Ada apa Hen...astaga kau kenapa..."
kata Ara yang terkaget melihat banyak darah di sprei dan beberapa juga terlihat tercecer di lantai.
"perut ku sakit sekali Ara...tolong aku..."
kata Heni sambil meringis kesakitan.
"Segera bawa dia ke rumah sakit Ra...aku takut terjadi sesuatu pada bayinya..."
kata Nura dengan cepat.
Ara pun di bantu oleh mbak Sarti membopong Heni menuju mobil dan membawanya ke rumah sakit.
Sementara mbak Sarti berada di rumah untuk membantu Nura menata dan membereskan barang-barang yang di bawanya.
Mbak Sarti juga sudah menyulap sebuah ruangan di sebelah kamar Heni untuk di tempati oleh Nura.
Telah sampai di rumah sakit, Ara segera membawa Heni ke unit gawat darurat.
Heni terus saja mengeluh sakit luar biasa pada perutnya.
"Kenapa ini mbak..."
kata seorang perawat pada Ara.
"Saya juga gak tau sus...teman saya sepertinya mengalami pendarahan... dia sedang hamil muda..."
Mendengar pernyataan Ara, perawat itu segera saja membawa Heni masuk ke dalam untuk segera memberinya tindakan.
"Duuh...apa yang terjadi di sekitarku beberapa hari ini benar-benar membuatku pusing..."
kata Ara lirih, dia sekarang tengah duduk di ruang tunggu sambil memijat kepalanya yang terasa pening.
Tiba-tiba ada seorang pria yang menghampirinya dengan langkah tergesa.
"Nona maaf apa di dalam ruang UGD..."
"I...iya tuan...ini adalah ruang UGD..."
jawab Ara terbata melihat sosok yang ada di hadapannya.
astaga dia bukannya pria tampan donatur baru di panti asuhan itu....melihatnya dari dekat seperti ini sungguh membuat hatiku berdesir....
batin Ara
"Memangnya ada apa tuan...anda terlihat khawatir..."
kata Ara berdiri dari duduknya dan mendekati pria itu.
astaga teryata aku pendek sekali berada di depannya...
batin Ara lagi melirik tubuhnya yang terlihat mungil di depan pria itu.
"Beberapa menit lalu aku mendapat kabar bahwa ayahku mengalami kecelakaan...dan ayahku di bawa ke rumah sakit ini...aku tak bisa menghubunginya...aku tak tau dimana dia Sekarang.... apa nona melihat seorang korban kecelakaan di bawa kemari..."
kata sang Pria dengan wajah khawatirnya.
"Tidak tuan...maaf aku baru saja datang...aku tak melihat siapa pun masuk lagi setelah temanku..."
"Terimakasih nona...maaf telah mengganggumu..."
Pria itu pun terlihat menelpon seorang menggunakan ponsel nya.
Tiba-tiba sebuah suara parau terdengar dari kejauhan memanggil pria yang ada di hadapan Ara.
"Ayaahh...oh syukurlah...ayah baik-baik saja..."
pria itu pun menghampiri seorang yang memanggilnya.
Dan percakapan keduanya pun tak terdengar oleh Ara, Ara hanya menatap keduanya dari kejauhan dan duduk kembali ke kursi ruang tunggu.
rupanya itu ayahnya ya....syukurlah kalau dia baik-baik saja...
Sungguh dia benar-benar pria yang tampan... wajahnya dan tubuhnya sangat sempurna... dia pasti pria yang hebat ketika berada di ranjang ..oh astaga..apa yang kau fikirkan Ara...hihihi....siapa tau aja perkiraan ku benar...
batin Ara sambil tersenyum nakal.
Ya ampun...aku bahkan belum sempat tau siapa nama Pria tampan itu...aku tadi juga tak mendengar dengan jelas nama yang di sebutkan ayahnya...aah kapan cobak aku bisa bertemu langsung dengannya seperti tadi....
Batin Ara lagi sambil menatap pria itu yang mulai menghilang dari pandangan.
Tiba-tiba Ara di kagetkan dengan panggilan dari seorang perawat.
"Nona..."
"Iya..."
Ara pun segera menghampiri nya.
"Begini nona...saya dan tim dokter sudah memeriksa pasien... mohon maaf janinnya tidak bisa di selamatkan...kami harus segera melakukan tindakan pembersihan pada rahimnya...kami takut jika di biarkan terlalu lama akan terjadi infeksi...dan kami perlu seorang untuk menandatangani tindakan tersebut...apa nona yang bertanggung jawab atasnya..."
kata sang perawat dengan lugas.
Astaga kasian Heni...setelah mengetahui kelakuan buruk kekasihnya gilanya itu sekarang dia harus kehilangan anaknya juga...
ya..tentu saja aku akan bertanggung jawab atasnya...dia tak memiliki siapa-siapa lagi....
batin Ara terdiam berfikir.
"Baik saya akan bertanggung jawab atasnya..."
"Baik nona...silahkan ikuti saya untuk menandatangani surat juga untuk mengurus administrasi nya..."
Ara pun mengikuti sang perawat dan saat itu juga Heni yang sedang tak sadarkan diri segera di lakukan tindakan.
Telah selesai semua tindakan, Heni pun di pindahkan ke ruang pemulihan.
Heni mengerjakan matanya, dia mulai sadar.
"Heni kau sudah sadar..."
sapa Ara yang sedari tadi setia di samping nya.
"Maaf Hen...aku yang telah menyuruh tim dokter untuk melakukan pembersihan di rahimmu...anakmu tak bisa di selamatkan...kau keguguran..."
imbuh Ara lagi dengan wajah penuh rasa bersalah.
"Memang itu yang aku mau Ra...kau tak usah meminta maaf seperti itu..."
jawab santai Heni.
Sekarang giliran Ara yang di buat terkejut dengan perkataan Heni.
"Itu yang kau mau maksudmu kau yang telah menggugurkannya..."
jawab Ara dengan mata membulat sempurna pada Heni.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Semoga ada bonus chapter nya,dengan ara yg bnyk ank🤭
karena rasanya gak rela deh udah tamat aja😢
nih ku kasih vote untuk mu thor,karena cerita nya Sangat bagus😘