Eklusif hanya di Noveltoon, jika ada di tempat lain berarti plagiat
Jangan lupa like, komen, Vote dan hadiah.
Seorang pria bernama SULTAN. Ia hanya anak miskin dan tinggal dengan ibunya di rumah kecil, namun tiba-tiba ia mendapatkan sistem dan sistem tersebut merubah hidupnya, yang dulunya hanya anak lemah dan hidup miskin kini menjadi kuat dan kaya raya dan sistem itu membantu ia menjadi kuat dan kaya raya.
Ia harus mengerjakan misi dan juga membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
"Ha?" Sultan kebingungan saat ini dia tidak mengerjakan misi dari mana ia mendapatkan poin sebanyak itu.
Sultan:
Sistem, dari mana aku mendapatkan poin tersebut?
Sistem:
Itu Anda dapatkan dari Anda memberi uang kepada pengemis tadi.
Sultan:
Wah jika begitu aku akan memberi pada pengemis lain lagi.
Sistem:
Tergantung, karena ada juga orang kaya yang berpura-pura menjadi pengemis, jika Anda melakukan kesalahan poin Anda akan di potong secara otomatis.
Sultan:
Lain kali jika aku melihat pengemis aku akan bertanya "apa kamu orang kaya?"
Sistem:
Tidak ada pengemis yang mengaku jika dia kaya Tuan.
Sultan:
Iya juga.
Sultan segera pulang kerumah.
"Ibu ayo makan," ajak Sultan setelah sampai di rumah.
"Wah Sultan, ini makanan mahal, apa kamu punya uang sebanyak itu? Kamu jangan buang-buang uang," nasehat ibunya.
"Udah Ibu ngak usah pikirkan masalah uang, yang penting ibu makan makanan yang enak dan istirahat yang tenang oh iya ini ada sedikit uang untuk bayar sewa dan membayar pegantar makanan, jika sudah habis Ibu bilang saja dengan Sultan," ujar Sultan memberikan sejumlah uang dan kemudian menyantap makanannya.
"Baiklah tapi Sultan lebih baik Ibu masak saja untuk berhemat," ujar ibu yang masih khawatir.
"Ibu tidak perlu berhemat makanlah apa yang Ibu suka dan belanjalah apa yang Ibu mau, boros sedikit untuk menyenangkan diri tidak masalah, Ibu tidak perlu pusing lagi," ujar Sultan menenangkan ibunya.
"Baiklah," ujar ibu mengangguk pelan.
"Baiklah Ibu, aku mau tidur dulu," ujar Sultan dan beranjak dari tempat duduknya. Ibunya mengangguk sambil menyantap makanannya.
"Hais poinku sudah banyak, lebih baik aku memilih untuk perlindungan diri, pertahanan pohon memang kuat, tapi masih belum cukup," ujar Sultan mengangguk-angguk.
Sultan:
Sistem, tunjukkan aku pertahanan yang kuat untuk ku gunakan.
Ting ting.
Sultan:
Sepertinya ini sesuai dengan poinku.
Sultan memilih baja pertahanan lebih kuat dari pohon.
Ting ting.
Pertahanan baja di ambil...
Loading...
Memindahkan kekuatan...
Mulai transfer...
Sakitnya membuat Sultan berguling guling.
10%...
20%...
30%...
40%...
50%...
60%...
70%...
80%...
90%...
100%...
Sebuah cahaya masuk ketubuh Sultan berwarna hitam.
Sultan:
Wah Sepertinya aku semakin kuat.
Sistem:
Selamat Tuan.
Ting ting.
poin Anda berkurang 70 poin.
Sisa 1 poin.
"Aku ingin tidur tapi aku harus keluar dulu buat beli laptop baru," ujar Sultan mengambil tasnya dan pergi keluar kamarnya.
"Ibu, aku pergi dulu ya," pamit Sultan.
"Iya tapi hati-hati di jalan," pesan ibu, Sultan mengangguk dan pergi.
Tuuut...
Tuuut...
Tuuut...
"Halo," jawab Tedi.
"Ayo ikut aku, ketemuan di simpang lima," ujar Sultan.
"Siap bos," jawab Tedi bersemangat dan ia langsung nyelonong.
Tak berapa lama Tedi sampai.
"Hey bro," teriak Tedi dari kejauahan ia berlari menuju Sultan.
"Ayo ke toko elektronik," ajak Sultan.
"Ngapain?" Tanya Tedi menekuk alisnya.
"Udah ikut aja," ujar Sultan misterius.
"Kirain mau ke casino lagi," ujar Tedi manyun.
"Nanti," jawab Sultan singkat.
"Oke deh," jawab Tedi merangkul pundak Sultan.
"Kamu pilih laptop yang kamu suka," ujar Sultan membuat Tedi kaget.
"Wah beneran? Aseekk... ," ujar Tedi angguk-angguk.
Peringatan! Peringatan.
Ada bahaya!
Sultan:
Sistem, apa yang terjadi?
Sistem:
Ada perampok datang.
Sultan:
Apa? Berapa orang?
Sistem:
6 orang.
Sultan:
Apa mereka membawa Senjata?
Sistem:
Mereka semua membawa senjata api.
Misi level SS.
Selamatkan semua orang yang ada di dalam toko.
"Tedi keluar sekarang," teriak Sultan.
"Kenapa?" Tanya Tedi yang kebingungan.
"Aduh, sudah tak sempat lagi," Sultan menarik tangan Tedi dan lalu melempar keluar. "Menjauh dari sini sekarang, nanti ku jelaskan," teriak Sultan panik takut jika sahabatnya ini terjadi sesuatu.
Sultan melihat orang di toko sekitar ada 20 orang. Sultan sangat bingung bagaimana menyelamatkan mereka semua karena kelompok perampok membawa senjata, jika dia yang kena peluru tak masalah, bagaimana jika warga sipil.
"Cepat keluar sekarangggg...," Teriak Sultan, tapi para perampok sudah datang.
"Jangan bergerak," ujar ketua perampok. Semua orang yang ada di toko menjerit ketakutan ketika perampok itu menodongkan senjata apinya.
"Diam, atau aku akan menembak kalian," ujar pria itu.
Dorrrr...
Ia menembak plafon hingga tembus ke atap toko dan membuat mereka menjerit ketakutan.
"Diam," teriaknya lagi. Seluruh yang ada di dalam toko terdiam.
"Jongkok," perintahnya. Semua orang mengikutinya.
"Masukkan uang ke dalam tas ini," perintahnya kepada kasir, ia melemparkan tas besar dan teman-teman yang lain mengambil beberapa laptop dan elektronik canggih lainnya.
Teman kasir itu menelpon polisi diam-diam. Belum siap mereka mengambil semua barang polisi datang.
"Jangan bergerak, diam di tempat," teriak ketua polisi lewat toa.
"Astaga kenapa kamu menelpon polisi," ujar Sultan kepada kariyawan toko.
"Ini demi kebaikan atau semua barang akan di ambil," jawabnya.
"Apa kau pikir barang ini sama berharganya dengan nyawa orang?" Tanya Sultan geram. "Bagaimana jika kamu yang di sandera agar mereka bisa lolos? Jika kamu tidak menelpon polisi mereka hanya akan mengambil barangnya saja dan pergi," bisik Sultan marah. Pegawai itu hanya diam meresa bersalah.
"Bagaimana ini?" Tanya Sultan dan tiba-tiba saja mereka menyendera anak berumur 9 tahun dan seorang perempuan yang masih gadis.
"Lepaskan kami atau kami akan membunuh mereka semua," ujat ketuanya menodongkan pistol ke kepala anak dan gadis tersebut.
"Jika tidak ada orang aku sudah menghajar mereka semua," batin Sultan. Ia berdiri.
"Sandera saya saja tapi lepaskan anak dan gadis itu," ujar Sultan mendekati para perampok tersebut.
"Periksa dia, apa dia membawa senjata?" perintah ketuanya kepada anak buahnya. Anak buahnya tersebut memeriksa Sultan dan tidak menemukan apa pun.
"Baik, sandera dia," ujar ketuanya. "Biar dia menjadi pahlawan menyelamat gadis cantik satu hari sebelum ia mati," ejeknya.
"Kita lihat saja siapa yang akan mati nanti," batin Sultan menyeringai.
"Jika sudah ayo kita pergi," ujar ketuanya sambil membawa Sultan. Polisi tidak bisa berbuat apa-apa karena menimbang keselamatan Sultan. Setelah jauh dari toko tersebut baru Sultan beraksi.
"Tembak saja mereka pak polisi," teriak Sultan.
"Hey apa kau tidak sayang nyawamu?" Tanya ketuanya panik.
"Tentu saja aku sayang, tapi aku bisa melindungi diri sendiri," seringai Sultan dan ia langsung menarik tangan ketua perampok dan membanting ke tanah.
"Cepat tembak mereka," teriak Sultan kepada polisi.
"Bagaimana dengan kamu?" Tanya polisi itu ragu.
"Cepat sebelum mereka kabur," perintah Sultan, Sultan menginjak kepala ketuanya dan mengambil pistol tersebut lalu menembak ke anak buahnya yang lain.
Terjadilah tembak menembak dan Sultan mendapat 2 tembakan namun ia tidak merasakan sakit.
Melihat Sultan di tembak ia tidak apa-apa, polisi dan anak buah perampok terdiam dan heran.
"Astaga apa dia manusia?" Tanya para perampok itu.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE,SARAN DAN HADIAH
TERIMA KASIH
duit 1 milyar di tumpuk di atas meja aja udah kek mana. 1 triliun di tumpuk 🥴