Aku tidak pernah tahu tentang bagaimana akhirnya. Mencintaimu adalah sesuatu tanpa rencana yang harus kutanggung segala konsekuensinya. Jika di izinkan Tuhan untuk bersama, aku bahagia. Tapi jika tidak, aku terima meski terluka. -Alea-
**
Hamil diluar nikah memang sebuah aib, tapi kenapa harus perempuan yang menanggung lebih banyak sikap dan penilaian buruk dari setiap orang.
Lalu, bagaimana dengan Alea? Dia hamil oleh kekasihnya, tapi tidak mendapatkan tanggung jawab dari pria yang telah menodainya.
Di hari pernikahan, Alea harus menerima jika dia harus menikah dengan Rean, suami pengganti untuknya. Kakak dari pria yang membuatnya hamil.
Lalu, pernikahan seperti apa yang akan dia jalani?
Aku hanya suami pengganti untukmu, kau harus pergi dari kehidupanku setelah bayi ini lahir. -Rean-
Bisakah aku memperjuangkanmu sebagai suamiku? -Alea-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arthur?
Alea pergi ke Apartemen Kakaknya, cukup jauh dari rumah Rean. Alea duduk di sofa, tatapan matanya kosong dengan mata sembab dan hidung memerah.
"Al, minum dulu. Kamu istirahat saja ya. Kakak sudah siapkan kamar buat kamu"
Alea mendongak, lalu dia menatap ke sekelilingnya. Apartemen ini cukup mewah untuk ukuran Alea dan Gina yang hanya hidup dari keluarga sederhana.
"Kakak bisa tinggal disini, apa ini Apartemen milik Kakak?"
Kak Gina duduk disamping adiknya ini, dia menggeleng pelan. "Bukan, ini adalah milik Tuan Sam yang ditempati oleh Kakak"
Alea menatap Kakaknya dengan lekat, mengingat jika Gina masih bekerja dengan Sam, maka itu cukup membuat Alea khawatir. Memikirkan bagaimana jika Samuel tetap akan melukainya. Melihat dari wajahnya saja, sudah begitu mengerikan.
"Tuan Sam orang yang baik, meski terlihat sangat sangat dan dingin. Tapi, percayalah jika dia adalah orang yang peduli pada orang lain. Hanya saja dia terbiasa hidup dengan lingkungan penuh kekerasan"
Alea menatap Kak Gina, merasa jika ini akan ada sebuah petunjuk baginya. "Kakak tahu masa lalu yang terjadi? Tuan Sam itu ingin menghancurkan suamiku"
"Ya, Kakak dengar jika dulu keluarga yang membuat Ayahnya meninggal"
"Kak, aku tidak percaya tentang itu. Ini seperti salah paham yang berkepanjangan. Aku kenal suamiku"
Gina menghela napas pelan, dia tidak pernah tahu tentang itu. Karena dia juga baru kenal dengan Samuel, maka tidak terlalu tahu apa yang sebenarnya pernah terjadi.
"Al, kamu benar-benar mencintainya ya?"
Alea menunduk, kedua tangannya saling meremat. Bahkan untuk menyangkal perasaannya, dia sudah tidak mungkin.
"Dia adalah cinta masa kecilku, Kak"
Gina mengerutkan keningnya, kaget atas ucapan Alea barusan. "Apa maksudnya? Bukankah dia adalah Kakak dari pacar kamu yang tidak bertanggung jawab itu?"
Alea mendongak, menatap Kakaknya dengan mata yang berkaca-kaca. Untuk membuka lagi kisah lama, maka tidak mudah baginya.
"Kak, aku juga baru tahu beberapa waktu setelah pernikahan kami. Aku melihat foto masa kecilnya, dan Ibunya mengatakan jika itu adalah Kak Rean waktu kecil. Dan ya... aku mengenalinya Kak, itu adalah Kak Arthur"
Gina terdiam dengan cukup terkejut, dia tahu siapa yang diceritakan oleh adiknya ini. "Kamu serius? Arthur yang dulu sering kamu ceritakan pada Kakak?"
Alea mengangguk, dengan air mata yang mengalir tanpa bisa ditahan lagi. "Hiks.. I-iya Kak, dia Kak Arthur"
"Ya ampun Al, kenapa bisa begini? Apa kamu tidak memberitahunya jika kamu adalah temannya waktu kecil?"
Alea menggeleng pelan, ada banyak alasan kenapa dia tidak mengaku. Karena keadaannya, hidupnya yang hancur, bahkan Alea sudah tidak suci lagi. Dia malu... jika harus mengaku, jika dia adalah teman masa kecilnya.
"Aku malu Kak... Hiks.. Dulu, aku pernah berjanji jika bertemu lagi dengannya, aku akan lebih baik dan tidak cengeng lagi. Tapi nyatanya, aku bertemu dengannya dalam keadaan yang hancur"
Gina langsung memeluk adiknya, dia bisa mengerti bagaimana perasaan Alea sekarang. Meski tidak berada di posisinya, tapi melihat tangisannya yang begitu memilukan, Gina bisa tahu jika pasti sakit sekali.
*
Anak gadis berusia 8 tahun, dengan tubuh sedikit gempal, pipi chubby, dan rambut yang di ikat ekor kuda, jangan lupakan poninya yang membuat dia terlihat lucu. Namun, karena dia terlalu gendut untuk ukuran anak seumurannya, maka banyak teman-temannya yang mengganggunya dan tidak mau bermain dengannya.
"Gendut, gendut, gendut. Kamu itu kayak raksasa tahu"
Anak-anak lain sedang mengejek keadaan tubuhnya. Gadis kecil itu hanya bisa menangis, tidak bisa membalas semua orang yang meledeknya itu. Seorang pria mendekat dan mendorong tubuhnya hingga terjatuh ke atas aspal dan telapak tangannya terluka. Dia semakin menangis, memeluk lututnya sendiri dan menangis.
"Pergi kalian! Ingin aku laporkan pada guru!" teriak seorang pria berseragam sama dengannya datang. Semua orang langsung ketakutan dan pergi.
Dia mendekat pada gadis gendut yang duduk di tanah dengan menangis. "Kau tidak papa? Sudah jangan menangis lagi"
Alea mendongak, dia menatap seorang pria yang usianya jelas akan lebih tua darinya. Tapi, mereka berada di sekolah yang sama sekarang. Dia mengusap air mata dan ingusnya.
"Terima kasih sudah membantu aku, Kak"
Dia menyodorkan tangannya pada Alea, dan membantunya berdiri. "Kamu kelas berapa sekarang?"
"Dua" jawab Alea dengan mengacungkan dua jarinya.
"Ah, aku kelas 6 dan akan keluar sebentar lagi. Lain kali kalau mereka mengganggu kamu lagi, bilang saja padaku"
Alea kecil mengangguk saja, masih mengusap sisa air matanya. "Terima kasih sudah membantuku"
Dia mencubit pipi chubby Alea dengan gemas, anak ini terlihat menggemaskan dengan berat badan yang memang cukup melebihi batas untuk usianya ini.
"Kamu gema sekali, anak gendut"
Alea mencebikan bibirnya, matanya sudah berkaca-kaca kembali.
"Haha.. Aku tidak mengejek seperti mereka, tapi aku suka dengan kamu. Lucu, tidak papa 'kan aku panggil kamu anak gendut"
Alea tidak menjawab, dia hanya diam saja. Karena pertama kalinya ada yang memanggilnya gendut tanpa nada mengejek seperti sebelumnya.
"Em, nama Kakak siapa?"
"Arthur, kalo gitu aku pergi dulu ya. Sudah dijemput, besok kita bertemu lagi disini"
Alea mengagguk saja, menatap Arthur yang pergi ke arah mobil yang sudah menunggunya.
Sejak saat itu, mereka selalu bermain bersama. Alea bahkan sering dibelikan eskrim dan coklat oleh Arthur. Anak laki-laki itu juga sering mencubit gemas pipi chubby Alea kecil. Dan Arthur tidak pernah menanyakan nama Alea, dia selalu memanggilnya anak gendut.
Dan ketika Arthur sudah lulus, dia harus pergi ke Kota untuk melanjutkan sekolahnya.
"Kenapa Kak Arthur pergi? Kan bisa sekolah disini saja"
Arthur tersenyum, mengelus kepala Alea dengan lembut. "Tidak bisa, aku disini memang hanya sementara. Aku pindah sekolah disini baru satu tahun ini, karena orang tuaku ada urusan ke Luar Negara, jadi aku disini bersama kerabat dulu"
Alea menunduk sedih, dia akan kehilangan teman dan juga pelindungnya sekaligus. Arthur juga sebenarnya tidak ingin meninggalkan temannya ini. Tapi, dia tetap harus kembali.
"Anak gendut, pokoknya kamu harus berani. Jangan terus mengalah dan menunjukan kelemahan kamu pada mereka. Kamu harus berubah, jangan jadi anak gendut yang cengeng lagi"
Alea menatap Arthur sejenak, lalu dia mengangguk pelan. "Kita bisa bertemu lagi kan?"
"Tentu, suatu saat kita pasti bertemu lagi. Mungkin, aku yang akan menikahimu"
Alea tertawa mendengar lelucon yang dibuat Arthur. Dia mengacungkan jari kelingkingnya. "Janji ya? Kak Arthur harus menunggu waktu kita bertemu, dan menikahiku. Aku juga janji, akan lebih baik dari ini, juga bakal lebih kuat. Aku tidak akan cengeng lagi"
"Baguslah, kita akan bertemu lagi suatu saat nanti"
Jari kelingking yang saling bertaut itu, menandakan janji yang dibuat dua anak kecil ini untuk bisa bertemu lagi suatu saat nanti. Tanpa tahu takdir benar akan mempertemukan mereka lagi, atau tidak.
Bersambung
pasti arina dapetin bukti2 dr sam dgn syarat arina harus nikah deh sm sam,,,,
jika ada selain samuel membantu Arin,,berarti itu nanti yg menjadi kekasih nya,,,tapi aku besar kemungkinan bahwa Samuel lah yg memberikan itu bukti🤣🤣🤣🤣🤣
cowok badboy nih bos..senggol dong....