Pertemuan Jingga dengan seorang lelaki bernama Syahrul Ibrahim banyak merubah kehidupannya, yang semula ia pikir akan selama nya MENDUNG ternyata Allah memberikan pelangi yang begitu indah. Tak pernah Jingga merencanakan harus menikah dengan lelaki seperti apa Dan usianya BERAPA, yang ia Tau bahwa jingga membutuhkan seseorang yang dapat melindungi kehormatan dan kesucian dirinya. Kegigihan Arul mengejar Jingga karena ia Tau bahwa jingga layak untuk diperjuangkan, begitu pula dengan Jingga. Ia hanya mau BERJUANG dengan orang yang telah memperjuangkan DIRINYA, Jingga yaqin Arul jodoh yang dipilih untuk dirinya Dari Langit.
Arul sangat BAIK memperlakukan Jingga, walaupun ia seorang Duda. Tidak pernah sekalipun meminta sesuatu yang mengarah pada Hal yang MELECEHKAN Jingga, karena niat Arul adalah membawa Jingga kedalam ikatan suci yang penuh keridhaan-Nya.
Arul Tidak menawarkan CINTA yang sekadar kamuflase atau retorika, setelah mengatakannya selesai tanpa bukti. Arul terus membuktikan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Abangku mengetuk PINTU kamarku, entah apalagi yang dia inginkan. Kalau dia mendatangiku pasti ada maunya.
"Tok Tok Tok... Ungge!" Teriak abangku
"Yaaa....!" Jawabku, ku buka PINTU dengan malas
"Ada apa mas...?"
"Kamu mau NIKAH?" Tanyanya
"Insya Allah... Iyaa"
"Kapan??" Tanyanya dengan penekanan
"Emang Kenapa sich mas...??" Jawabku mulai kesal
"Kok Kenapa..! Kamu itu mau melangkahi aku, berarti harus beri aku pelangkah donk..!" Katanya dengan sewot
"Harus yaa kaya gitu ..?"
"Yaa haruslah...itu adat istiadat nya begitu!" Sok taunya abangku
"EMANGNYA kamu minta apa mas...?" Pancingku
"Aku minta motor gede... Calon suami kamu Kan kaya kata mama" Jawabnya dengan confident
"Haa..???" Terkejut nya aku dengan Permintaan abangku
"Kenapa kaget gitu..?! Emang begitu prosedurnya... Udahlah ga usah banyak mikir, sampaikan aja ke calon suamimu itu...!" Ujar abang seenak cot cot nya.
"BODO AMATTT...! Kalau gini ceritanya, aku LEBIHbaik ga jadi NIKAH...!" Jawabku dengan menaikkan suaraku
"Gitu aja nyerah, kamu Kan belum bilang ke dia ... Kenapa udah marah duluan?"
"Yaa jelas aku marah, karena mas dan mama kaya jual aku!" Wajahku memanas bicara dengan abangku Aldi.
"Terserah...Syarat dariku itu...!" Ujarnya sambil kluyur begitu aja.
Aku pun langsung menutup PINTU kamar dengan kesal sangat, tak terasa airmata keluar begitu saja tanpa aku bisa menahannya. Lalu aku bangkit dari duduk dan membuka PINTU kamar, aku menuruni anak tangga hendak bicara ke mama. Aku yaqin ini konspirasi mama dan abangku, abangku sangat mirip dengan mamaku. Segala sesuatu parameter nya uang ... Uang ...uang ...
"Mah...." Mamaku langsung menoleh
"Yaa... Kenapa?" Jawabnya
"Apa mama Tau, mas Aldi minta pelangkah?"
"Yaa mama Tau... Udah semestinyakan?" Jawab mama dengan santai.
"Tapi Permintaan nya ga masuk akal mah..." Aku berkata dengan penekanan.
"Mas Aldi minta motor gede mah..." Kataku dengan suara bergetar menahan tangis.
"Bagus donk....cuma motor, bukan rumah"
"Mama bilang cuma?? Itu nominalnya besar loh mah...belum lagi Permintaan mama yang banyak itu, aku malu mah... Sebenarnya tujuan mama apa sich?! Jual aku yaa?!" Kesalku pada mama yang terlihat meremehkan banget.
"Itukan pemikiran kamu, kalau mama bilang itu semua Masih batas wajar....udh ahh ga usah lebay gitu...!" Sambil mengibaskan tangannya dihadapanku, beliau berjalan menuju ruang makan
"Yaa ga bisa gitu donk mah...'kasian mas Arul, kesannya dia kaya pemerasan gitu..." Sambil ikuti mama menuju ruang makan
"STOP...STOP UNGGE! GA USAH MERENGGEK GITU! KALAU BENARAN DIA SERIUS SAMA KAMU, APAPUN PASTI DIA KASIH!" Jawab mama menaikkan telapak tangannya, sambil membelalakan matanya ke arahku.
"Tapi mah ..." Belum sempat aku melanjutkan, aku mendengar ada tamu yang datang.
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumussalam..." Jawabku
"Eeh... Kamu mas, kok ga kbrin aku kalau mau datang?" Sambil ku mengusap sisa-sisa airmataku
"Ada apa sayang?? Kenapa kamu nangis?? Siapa yang buatmu menangis sayang?? Kasihtau mas!" Tanyanya serius padaku
"Ah... Ga apa-apa mas, aku ga nangis tadi kelilipan gitu... Jadi...."
"Kamu ga pandai berbohong sayang, itulah yang buat aku mencintaimu SEJAK awal melihatmu. Katakan sayang, ayoo cerita..."
"Dia aja yang lebay, begitu aja nangis...!" Tiba-tiba mamaku keluar Dari arah ruang makan.
"Abangnya minta pelangkah, wajarkan abangnya minta itu..?" Jelas mama
"Owh... Masalahnya itu" Santainya Jawab mas Arul
"Kenapa ga bilang sama mas...huum" Sambil menatapku
"Aku malu mas, karena udah banyak yang diminta keluargaku ke kamu... Apa kata keluargamu nanti ..?" Tak sanggup aku melihat kearah mas Arul
"Apa yang diminta mas mu...?" Tanya mas Arul
"Abangnya hanya minta motor gede, masa dibilang berlebihan...!" Jawab mamaku
"Benar begitu Jingga?" Tanya mas Arul padaku, beliau hanya mau dengar dariku
"iy...iyaa mas..." Jawabku menganggukan kepala sambil menunduk.
"BAIK bu... Saya akan memberikan pelangkah tersebut, SESUAI Permintaan abangnya jingga" Tegasnya
"Tapi ada syaratnya..." Tegasnya.
"Apa syaratnya ..?" Tantang mamaku
"Selama Jingga Masih dirumah ini, Tidak ada yang boleh menyakitinya apalagi sampai membuat dia menangis. Ini kartu nama saya, jika ada Permintaan atau pembicaraan lanjutan dari rencana pernikahan kami. Tolong langsung hubungi saya, saya ga mau melihat Jingga tertekan atau stress!" Tatapan sorot mata yang tajam Dari mas Arul dan perkataan yang penuh dengan penekanan.
"Oke.... Deal" kata mamaku
"Saya minta izin bawa Jingga untuk keluar, boleh bu...?" Ujarnya dengan sopan
"Owh yaa silakan... Tapi pulangnya saya titip ini" Mama menyodorkan daftar belanjaan yang panjangnya kaya struk pembayaran dikasir.
"Insya Allah... Kami belikan pesanan ibu" Janji mas Arul
"Yaa udah semestinya... Terimakasih..."
"Kamu ganti BAJU dulu sana..." Mama menyuruhku.
"Mas, aku ganti BAJU dulu yaa..."
"Iyaa sayang ...." Jawabnya sambil menatapku dengan senyuman, seolah-olah ia berkata kalau semua akan baik-baik saja.
Aku meninggalkan mas Arul dan mamaku diruang tamu menuju ke lantai atas, aku bersegera masuk kamar dan mengganti bajuku.
Beberapa menit selesai Jingga berpakaian dengan celana kulot hitam dipadu dengan kaos warna hitam juga, Jingga tak suka memakai make up berlebihan. Dia hanya suka memakai celak mata berwarna hitam dan bedak baby, bibirnya hanya diberi lips gloss agar Tidak kering. Jingga keluar Dari kamar dan menuruni anak tangga dengan tergesa, dia gamau ada orang menunggu nya terlalu lama.
"Mas... Aku udah siap...loh mama kemana?"
"Cantiq..." Tatapnya
"Massss....iih ditanya..."
"Eeh yaa sayang ...kamu Tanya apa?" Jawabnya gugup
"Mama kemana mas?" Aku pun menarik nafas melihat tingkah mas Arul
"Owh Mama mu masuk kamar sayang .."
"Aku kekamar dulu yaa mas, mau pamit" Ujarku Dan mas Arul menganggukan kepala.
"Tok Tok Tok... Mah ... Aku mau pergi dulu yaa..." Jelasku
"Iyaa... Jangan lupa pesanan mama" Beliau keluar Dari kamar
"Iyaa mah..." Aku pun mencium tangannya dengan takzim
"Assalamu'alaikum... " Bareng kami mengucapkannya
"Wa'alaikumussalam..." Jawab mamaku
Didalam Mobil aku hendak menanyakan prihal yang diminta abangku, aku benar-benar nggak tenang dengan kondisi tersebut.
"Mas..." Panggilku
"Humm... Kenapa sayang?"
"Aku... Aku... Malu mas ..." Ujarku tak berani menatapnya
"Sssttt... Udah yaa sayang, ga perlu dibahas lagi, insya Allah semua akan baik-baik aja" Jawab mas Arul menenangkanku.
"Tapi mas pasti berat banget, Permintaan mama dan abang aku yang keterlaluan..."
"Insya Allah ga sayang, ga ada yang berat jika melibatkan Allah didalamnya"
"Kita udah sampai sayang, kita makan dulu yaa..." Katanya dengan lembut
"Disini mas...?"
"Iyaa sayang... Kamu ga suka yaa? Atau kita cari tempat lain?" Ajak mas Arul
"Bukan gitu mas, aku suka kok...Apa disini halal mas?" Tanyaku ragu-ragu
"Hehehe... Insya Allah halal sayang, mas sering makan disini" Sambil mengelus pucuk kepalaku
"Ayoo sayang..."
"Iyaa mas..."
Kamipun masuk kedalam resto, pas PINTU dibuka beberapa pegawai mengenal mas Arul dan mereka menyapa dengan sopan.
"Mereka mengenalmu mas, hemm...udah sering kesini sama cewe yaa mas?" Dadaku tiba-tiba berdebar dengan kencang, inikan tanda aku cemburu?
"Yaa sayang sama cewe, mamanya Yusuf...hehe" Jawab mas Arul dengan cengir.
"Huffzz... Kamu yaa mas ..."
"Hahaha... Sayangku udah mulai cemburu, mas suka lihat wajahmu kalau lagi cemburu sayang" Ujar mas Arul dengan tertawa, wajahku pasti kaya kepiting rebus...merah
"Mas sebenarnya mengajak aku kemana? Apa hanya makan aja?" Tanyaku heran
"Mas mau temui kamu dengan mama....sayang, mas udah cerita tentang kamu ke mama"
"Sayang... Kenapa?"
"Ga apa-apa mas, aku takut mama mas nanti ga suka denganku" Khawatir ku
Mas Arul mendekatkan duduknya "Tenang sayang, mama ga seperti ibu-ibu diluar sana. Beliau akan menjadi mertua super BAIK pada menantunya. Nanti kamu juga akan bertemu dengan anak mas juga sayang...".
Apakah benar Ibu dan Anak mas Arul bisa menerima ku sebagai satu keluarga ?
Bersambung