Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Om ingin saya mengembalikan harga saham yang anjlok karena beberapa pengusaha menarik nya kembali kan. Saya akan kembalikan asal om memenuhi syarat dari saya." ucap Arvin.
"Apa syarat nya?" tanya Aksa.
"Mudah kedua putri anda jangan pernah mengusik calon istri saya. Jika sampai itu terjadi saya akan hancurkan semua nya." ancam Arvin.
"Baik lah saya janji akan membuat Clarissa dan Aurora tak mengusik atau pun menyakiti calon istri mu." jawab Aksa.
Arvin memberikan kertas Perjanjian kosong untuk di tanda - tangani oleh Aksa.
"Kenapa kosong?" tanya Aksa.
"Om tanda tangan saja. Isi nya nanti saya suruh putra untuk mengetik nya isi perjanjian sesuai yang saya katakan." jawab Arvin.
Demi perusahaan tak mengalami kerugian dia menurut saja menandatangani kertas kosong.
"Ingat Arvin jangan lupa kembalikan harga saham saya." pinta Aksa setelah dia menandatangani kertas kosong tersebut.
Arvin hanya tersenyum saja mendengar apa yang di katakan oleh Aksa. Setelah menandatangani kertas dan mengingatkan Arvin untuk mengembalikan secara normal saham yang sudah di usik Arvin, Aksa pulang ke kantor nya. Sedangkan Arvin menatap kertas kosong yang telah di tanda tangani oleh Aksa.
******
Di tempat Vania saat jam mata kuliah selesai dia keluar untuk istirahat dan membuka kotak bekal yang di berikan oleh Arvin. Vania menatap kearah makanan yang di berikan Arvin.
"Kenapa kamu baik sama saya? Apa niat kamu?" batin Vania dengan menatap saja makanan yang di berikan Arvin, dia tak ada selera untuk makan karena masih mengingat ayah nya yang sudah tiada.
"Kamu Vania?" Tanya Julian yang sudah melihat dan bertanya ke Aurora saat dia lihat Aurora tadi pagi.
Vania melirik sedikit kearah orang yang menyapa nya.
"Saya boleh duduk di sini?" Tanya Julian.
"Silahkan ini tempat umum bebas siapa saja bolen duduk." jawab Vania sambil dia berdiri untuk pindah tempat duduk.
"Lah kakak mau kemana?" Tanya Julian.
Vania menatap dengan kerutan di dahi saat mendengar kata kakak keluar dari mulut pria yang tak dia kenal.
"Maaf saya memanggil kamu kakak. Saya hanya menghormati kamu sebagai kakak tingkat saya." jawab Julian yang takut jika Vania tak menyukai nya setelah tau siapa dia.
Setelah mendengar apa yang di katakan oleh Julian, Vania pergi dia tak ingin berdekatan dengan siapa pun dulu untuk sementara. Julian hanya menatap saja saat Vania pergi dari tempat duduk nya.
"Kenapa saya melihat di wajah nya ada kesedihan dan mata nya sembab." batin Julian.
Aurora yang melihat adik nya duduk di belakang kampus mendekat kearah Juli.
"Kamu sedang apa?" Tanya Aurora.
"Gak sedang apa - apa kak. lagi duduk saja sambil minum." Jawab Juli.
"Oh kirain lagi ngapain!"
Aurora duduk di hadapan adik nya, Juli langsung saja bertanya tentang apa yang dia lihat saat Vania ada tadi.
"Oh iya kak, kenapa wajah teman kakak yang nama nya Vania kelihatan sedih?" Tanya Juli.
"Oh dia habis gagal bertunangan dengan Daffa. dan ayah nya baru saja meninggal." jawab Rara.
"Kak Rara tau dari mana?" Tanya Juli penasaran
"Kakak tau dari Daffa! Daffa tau dari saudara nya Arvin." Jawab Rara.
Julian merasa kasihan saat mengetahui jika kakak nya yang lain hidup sebatang kara. Dia menatap kearah di mana Vania duduk seorang diri.
"Kakak gak berteman sama dia?" Tanya Julian.
"Tadi nya berteman tapi saat ini dia sedang marah sama kakak. Sudah lah jangan bahas dia terus gak penting." ucap Rara.
Sedangkan Vania yang tadi nya duduk sendiri duduk berdua bersama dengan Claudia.
"Van. Saya turut berduka ya atas meninggalnya ayah kamu. Maaf Saya gak datang saat itu, karena saya gak tau." ucap Claudia.
"Iya gak papa saya juga gak ngabarin siapa - siapa." jawab Vania.
"Kamu sudah makan?" tanya Claudia yang melihat kotak makan Vania.
"Saya gak selera makan Clau! Ini buat kamu saja."
Vania memberikan kotak makan nya kearah Claudia, dia memang belum ada selera untuk makan.
"Makan Van. nanti kamu sakit jika gak makan." ucap Claudia.
Vania hanya tersenyum saja saat mendengar apa yang di katakan oleh teman satu bangku nya. Dia benar - benar tak ada selera untuk makan.
******
Di kantor Daffa dia mengepal tangan nya kuat saat tadi pagi melihat Vania pergi bersama dengan Arvin. Dia belum bisa merelakan Vania untuk orang lain.
"Saya gak akan biarkan kamu dekat dengan Vania, Arvin." Batin Daffa.
Saat dia sedang memikirkan cara bagaimana mendapatkan cinta dan kepercayaan Vania pintu ruangan nya di ketuk dan di buka perlahan muncul lah Clarissa sang tunangan.
"Selamat siang sayang." sapa Clarissa.
Clarissa mendekat kearah kursi Daffa dan memeluknya dari belakang.
"Tumben datang ke kantor?" tanya Daffa
"Mas, Arvin sengaja mau bikin perusahaan papa bangkrut hanya karena kejadian semalam. Dia balas nya gak sesuai dengan apa yang saya lakukan." adu Clarissa.
"Apa...! Kamu serius sayang?" tanya Daffa kaget.
"Serius mas. Masa masalah kantor saya buat bercanda sih."
"Arvin memang suka keterlaluan. Apa dia gak pernah berpikir jika perusahaan papa kamu bangkrut ratusan karyawan akan jadi korban. Nanti saya bicara dengan papa ya sayang, biar Arvin mendapat teguran dari papa." kesal Daffa saat tau apa yang di lakukan saudaranya dengan perusahaan calon istrinya.
Clarissa hanya mengangguk dan memeluk calon suami. Setelah tau jika Daffa ada di pihak nya. Daffa mengajak Clarissa untuk makan siang berdua nanti malam dia akan menjemput Vania di tempat dia bekerja. Daffa tak akan menyerah untuk membujuk Vania agar kembali ke sisi nya. Dia merasa mampu memberi kehidupan dua orang istri nantinya.
*****
Di tempat Vania dia duduk di halte bus bersama dengan Claudia menunggu bus datang.
Tin... Tin...!
Suara klakson mobil mengagetkan Vania dan Claudia yang sedang duduk berdua, Vania sengaja menyandarkan kepala nya di bangku batu halte bus. Arvin turun saat Vania menatap kearah diri nya.
"Kamu lagi - kamu lagi! Gak bosen apa gangguin saya. Sekali- sekali coba biarkan saya sendiri." ucap Vania.
"Saya gak ganggu kamu kok. Saya hanya jemput calon istri saya. Ayo masuk saya antar kamu ketempat kerja."
"Arvin berhenti memanggil saya calon istri, ratu, tuan putri. Jangan suka memberi harapan terhadap orang, setelah kalian puas kalian mencampakkan." ucap Vania yang tak suka mendengar panggilan dari Arvin.
"Siapa yang akan mencampakkan kamu, yang ada saya akan meratukan kamu dan menjadikan kamu nyonya Evano, ayo masuk nanti sayang telat."
Vania hanya bisa menarik nafas di cegah jangan panggil ratu dan yang lainnya Arvin malah memanggil dia dengan sebutan sayang.
"Jangan panggil sayang, karena saya bukan pacar kamu. Kamu kayak gak ada kerjaan saja."
"Saya ada kerjaan, ini lagi merayu gadis cantik biar mau membuka hati nya untuk saya. Itu pekerjaan paling berat lho. Ayo masuk sudah panas." Ajak Arvin.
"Clau saya duluan ya. Ada orang yang selalu maksa saya." ucap Vania kearah Claudia.
Claudia hanya tersenyum mendengar apa yang di katakan oleh Vania, Claudia menatap kearah Arvin dia berharap Arvin tak seperti Daffa yang mempermainkan perasaan Vania.
"Tapi kamu suka kan dengan cara saya." jawab Arvin dengan tersenyum kearah Vania.
Vania hanya bisa mengikuti saja keinginan Arvin untk masuk kedalam mobil. Karena Arvin tak akan berhenti bicara jika dia tak menuruti apa yang di ingin kan oleh Arvin.
******
Jangan lupa dukungan nya. Terima kasih 🙏🙏🙏🙏
kan kalian sepasang kekasih
Dasar daffa lelaki brengseknya gak ketulungan😠😠😠😠
mau Sam Vania,tapi tidak mau melepaskan anak manja itu
dan rakus
untung z Arvin keburu datang,, nikahin Vania Vin,, Vania udah minum obat buat P*r*n*s*ng, kasian dia takutnya malah tersiksa,,,
Arvin lg luka z bisa²nya ya curi² kesempatan/Facepalm/ btw Arvin harus bangga loh karena dia pria pertama yg bisa cium Vania/Chuckle//Chuckle/
siapa ya kira² yg mau culik Vania??Daffa kah??
yakin bgt si pasti orang tuanya si Daffa gak bakalan merestui hubungan kalian.