Seno adalah seorang anak petani yang berkuliah di Kota. Ketika sudah di semester akhir, ia menerima kabar buruk. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan bus.
Sebagai satu-satunya laki-laki di keluarganya, Seno lebih memilih menghentikan pendidikannya untuk mencari nafkah. Ia masih memiliki dua orang adik yang bersekolah dan membutuhkan biaya banyak.
Karena dirinya tidak memiliki ijasah, Seno tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Mengandalkan ijasah SMA-nya pun tidak jauh berbeda. Maka dari itu, Seno lebih memilih mengelola lahan yang ditinggalkan mendiang kedua orang tuanya.
Ketika Seno mulai menggarap ladang mereka, sebuah kejutan menantinya.
----
“Apa ini satu buah wortel dihargai tujuh puluh ribu.” Ucap seorang warganet.
“Mahal sekali, melon saja harga lima puluh ribu per gramnya. Ini bukan niat jualan namanya tapi merampok.” Ucap warganet yang lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 16 Hewan Peliharaan Baru
Pagi harinya Seno terbangun dengan perasaan senang. Kemarin dirinya mendapatkan beberapa pelanggan sayuran baru. Dengan begini tiap harinya Seno memiliki pendapatan tetap dari mengirim sayur.
Saat ini matahari memang belum menampakkan dirinya, tetapi itu tidak menjadi alasan bagi Seno menunda aktifitasnya. Hari ini Seno berencana berlari mengelilingi rumahnya. Ini akan Seno jadikan aktifitas rutinnya untuk menambah staminanya dan memperkuat diri.
Sebagai awalan, Seno berlari sejauh dua kilo meter. Kedepannya, Seno akan menambah sedikit demi sedikit jarak larinya. Setelah berlari, Seno beristirahat selama sepuluh menit. Lalu laki-laki itu melakukan lompat tali sebanyak seratus kali.
Dua kegiatan itu saja sangat melelahkan untuk Seno. Tetapi dirinya tidak akan menyerah dan berhenti begitu saja. Latihannya ini belumlah usai. Seno kemudian melakukan push up dan sit up masing-masing sebanyak dua puluh kali.
Ketika Seno sudah melakukan hal ini, matahari sudah menampakkan diri. Meski tubuhnya terasa remuk sekarang, Seno kemudian melangkah menuju pohon tempatnya menggantung karung-karung pasir. Ia masih melakukan latihan kelincahan di sini.
Dengan tubuhnya yang lelah, jelas Seno tidak dapat menghindari karung-karung itu dengan baik. Sebelumnya Seno bisa menghindari dua karung dan terhantam karung ketiga. Sekarang, setelah melewati karung pertama ia terhantam karung kedua.
“Sepertinya lebih baik aku latihan fisik di pagi hari dan latihan kelincahan pada sore hari.” Ucap Seno memutuskan.
Sebelum membersihkan diri, Seno berniat mengecek keadaan kebunnya. Ketika membuka pintu gerbang menuju kebunnya, Seno dikejutkan dengan apa yang ia lihat di sana.
Ada tiga buah tangga yang berdiri di tembok paling belakang kebunnya. Tidak hanya itu, ada lima buah kandang besar berisi kelinci di dekat kandang itu.
Seno lalu mengedarkan pandangannya ke kebunnya yang penuh dengan wortel khsus itu. Dari tempatnya berdiri, Seno bisa melihat banyaknya jejak kaki di sekililing kebunnya. Tidak hanya itu, beberapa keranjang sayur juga Seno lihat berserakan di kebun miliknya.
Jika diperhatikan lebih terliti, jejak kaki yang ada di sana dimiliki oleh orang yang berbeda. Ini berarti, kemarin malam ada yang mengunjungi kebunnya, dan jumlah mereka tidak sedikit. Hal itu membuat Seno mengerutkan keningnya.
“Sistem, adakah sayuran yang rusak di kebun ini?” Tanya Seno.
[Tidak ada satu pun wortel khusus yang rusak Host]
[Wortel yang ada di kebun Host tetap berjumlah 4800 buah]
“Lalu, kenapa banyak jejak kaki di sini? Apakah kemarin ada yang masuk ke dalam kebunku?”
[Benar Host kemarin ada yang masuk ke dalam kebunmu]
“Eh, jika Kamu tahu itu, kenapa tidak memberitahu tentang hal itu sistem?” Tanya Seno.
[Karena mereka tidak akan bisa melakukan apapun pada kebun milik Host]
[Jadi sistem tidak memberitahu Host mengenai hal ini]
“Maksudmu apa sistem?”
[Kemarin orang-orang yang datang ke kebun ini mencoba memanen wortel milikmu Host]
[Tetapi, tanpa seijin Host, siapapun tidak akan bisa mencabut tanaman yang sudah di tanam di kebun]
“Eh kenapa Kamu tidak mengatakannya dari awal?”
[Ehm… Sepertinya Sistem lupa memberitahumu mengenai hal itu Host]
“Ah sial.” Umpat Seno cukup keras.
Seno langsung mengedarkan pandangannya ke tembok yang mengelilingi kebunnya. Itu adalah sembilan puluh lima juta. Terbuang sia-sia begitu saja. Jika dirinya mengetahu bahwa tidak akan ada yang bisa memanen sayuran di kebunnya tanpa seijinnya.
[Maafkan keteledoran sistem Host]
[Aku ini adalah sistem baru dari Perusahaan Sonem Teknologi]
[Aku belum memiliki banyak pengalaman dalam mengarahkan seorang Host]
[Jadi maafkan aku jika masih memiliki banyak kesalahan Host]
[Sebagai gantinya, aku akan memberikan host 10 benih kentang mengenyangkan]
Mendengar semua itu, Seno hanya bisa menganga tidak percaya. Ia tidak menyangka sistem yang menemaninya saat ini adalah sistem amatiran. Lihat saja sistemnya sudah lupa memberitahu hal yang cukup penting itu.
“Kenapa Kamu memberiku kentang itu lagi?”
Sampai sekarang efek kentang yang ia makan belum juga habis. Dirinya belum memasukkan makanan apa pun selama tiga hari ini. Dua hari lagi barulah Seno bisa makan dengan normal. Sekarang, sistem malah memberinya hadiah benih kentang mengenyangkan itu kenapa tidak yang lain.
[Karena itu adalah barang termahal yang sudah Host terima]
“Jika saja levelku lebih tinggi sudah pasti aku mendapatkan yang lebih bagus lagi daripada kentang ini. Ah sudahlah. Tidak masalah untukku. Aku akan menanamnya nanti untuk menambah poin tanam milikku.”
“Sistem apakah ada hal yang lainnya yang belum Kamu sampaikan padaku?” Tanya Seno kepada sistem.
[Erhm… Untuk sekarang tidak ada Host]
[Jika ada informasi baru, aku akan segera memberitahumu Host]
Seno tidak lagi mempermasalahkan mengenai sistem. Bagaimanapun juga sistem sudah memberinya kompensasi karena kerugian yang ia alami. Meski itu hanya sepuluh benih kentang mengenyangkan. Sekarang, Seno kembali mefokuskan pikirannya kepada masalah yang ada di depannya ini.
Seno bisa menebak bahwa yang kemarin malam mendatangi kebun miliknya adalah Joko dan anak buahnya. Pasti karena Seno tidak mau menjual sayurnya laki-laki itu kembali berulah.
Sepertinya sekarang Joko tidak lagi berniat merusak sayur-sayur miliknya, tetapi memanennya untuk di jualnya sendiri. Namun rencanya itu gagal karena tidak bisa menarik satu pun sayuran di kebunnya.
“Dari beberapa jejak kaki yang ada, mereka pergi dengan terburu-buru dan meninggalkan semua ini. Apa yang membuat mereka seperti itu? Lalu kenapa pula mereka membawa kelinci sebanyak ini?”
Seno memandang dengan seksama kelinci yang ada di kandang tersebut. Ada dua puluh kelinci di dalam sana. Apa yang harus Seno lakukan dengan semua kelinci-kelinci ini? Jika tangga dan keranjang sayur Seno masih bisa memanfaatkannya tetapi kelinci?
“Ah sudahlah. Akan aku pelihara saja kelinci-kelinci ini. Lagi pula mereka tidak akan bisa memakan sayuran yang aku tanam di sini. Benarkan itu sistem?” Tanya Seno ingin memastikan.
[Ya Host]
[Kelinci-kelinci itu tidak akan bisa memakan sayuran di kebun jika Host tidak mengijinkannya]
“Baguslah jika begitu. Aku akan melepaskan kelinci-kelinci ini di sini. Anggap saja hewan berbulu ini menjadi penjaga dari kebun milikku.”
Seno langsung melangkah mendekat ke arah kelinci-kelinci tersebut. Ia akan membuka kandang yang mengurung mereka agar kelinci-kelinci itu bisa keluar dari sana.
[Sebuah pengingat kecil untuk Host]
[Jika Host memberi makan hewan dengan sayuran khusus yang dipanen dari kebun, Host akan mendapatkan kejutan yang luar biasa]
Seno, yang sekarang sedang membuka kadang kelinci itu tertegun mendengar pemberitahuan dari sistem. Ia pun menghentikan kegiatan yang sedang dilakukannya saat ini.
“Sebuah kejuatan akan aku terima jika memberi mereka makan sayuran khusus?”
Hal ini membuat Seno penasaran dan ingin melakukan sebuah percobaan. Ia buru-buru mengeluarkan semua kelinci dari kandang. Langsung saja kelinci-kelinci itu berlarian menghindari Seno.
“Wow. Mereka bergerak cukup gesit.” Ucap Seno setelah mengeluarkan semua kelinci dari kandang.
Seno lalu mengambil lima buah wortel khusus dari penyimpanan sistem miliknya. Tidak lama setelah itu, kelinci yang sebelumnya menyebar itu, sekarang terlihat melompat kembali ke arah Seno. Mereka terlihat tertarik dengan wortel khusus yang ada di tangan Seno.
“Sepertinya wortel khusus ini memiliki manfaat besar bagi mereka. Lihat saja mereka bereaksi seperti ini setelah aku mengeluarkan wortel khusus dari penyimpanan sistem milikku.” Gumam Seno.
Seno kemudian menangkap lima buah kelinci untuk dijadikan bahan percobaannya. Seno melakukan hal ini untuk mengetahui perbedaan kelinci yang ia beri makan dengan wortel khusus dan tidak. Ketika Seno menyodorkan wortel itu, kelinci-kelinci itu langsung melahapnya dengan penuh semangat.
Lima belas kelinci yang lainnya, yang tidak Seno berikan wortel khusus, sekarang ini terlihat mengelilingi kandang. Pandangan kelinci-kelinci itu terpusat pada wortel yang saat ini tengah dinikmati oleh kelinci yang berada di dalam kandang.
Jika tidak ada kandang yang memisahkan kelinci-kelinci itu, sudah pasti mereka akan saling berebut untuk mendapatkan wortel khusus itu.
“Untung saja aku memberikan mereka wortel itu setelah memasukkan kelima kelinci itu di dalam kandang. Jika aku tidak melakukannya, sudah pasti akan ada perkelahian antar kelinci di sini.” Gumam Seno.
“Tenang saja, meski kalian tidak mendapatkan wortel khusus, aku tetap akan memberikan kalian makanan.” Ucap Seno kepada lima belas kelinci yang lain. Seno tidak peduli apakah kelinci-kelinci itu mengerti ucapannya atau tidak.
Seno lalu mengambil beberapa macam sayuran biasa yang tersimpan di penyimpanan sistem. Ternyata, sayuran ini juga memberikan reaksi kepada kelinci-kelinci di sekitar Seno. Tetapi, reaksi yang mereka berikan tidak seganas sebelumnya.