Seorang istri yang mau nggak mau harus merelakan dirinya dimadu.
Namun ketidakadilan suaminya membuat dirinya harus berpaling dan mengakhiri hubungan yang menyakitkan tersebut dan menikah dengan seorang CEO yang tak lain adalah atasan dari suaminya.
Awalnya hubungannya dulu hanya sebuah sandiwara namun malah mereka saling jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saran mama Leo
Setelah memberikan cincin kepada Rara, Leo pamit untuk ke kantor karena hari ini ada meeting bersama petinggi perusahaan.
Leo meminta Bayu asistennya untuk menyiapkan semuanya terlebih dahulu sebelum dia sampai kantor.
Semua sudah berkumpul di ruang meeting tinggal menunggu Leo yang masih dalam perjalanan.
Tak selang berapa lama Leo pun datang, laptop serta berkas sudah di siapkan oleh Bayu.
"Selamat siang semuanya maaf saya terlambat," kata Leo, "Sekarang meeting bisa dimulai," imbuhnya kemudian.
Bayu menjelaskan angka kenaikan penjualan produk baru mereka yang sangat signifikan bahkan pasar meminta produksi yang lebih untuk keluaran berikutnya.
"Ini sungguh prestasi yang luar biasa untuk kita," kata Bayu
Kini Ilham diminta Leo untuk memaparkan laporan keuangan tiga bulan terakhir, dan setiap bulannya keuangan perusahaan mengalami peningkatan yang luar biasa.
Setelah meeting selesai Ilham berbicara pada Leo
"Pak Leo, saya ingin bicara," kata Ilham lebih sopan daripada kemarin saat dia bertengkar dengan Leo
"Apa?" tanya Leo
"Saya mohon pada anda, jauhi Rara. Anda tampan, kaya dan seorang CEO tentu banyak wanita yang mengejar anda, jadi saya mohon jangan jatuhkan harga diri anda dengan mengencani wanita yang bersuami," jawab Ilham
"Kamu benar Ilham namun aku sangat mencintai Rara istrimu," sahut Leo
Ilham sangat kesal dengan Leo, lalu dia berkata
"Sampai kapan pun saya nggak akan melepaskan Rara" kata Ilham lalu keluar meninggalkan Leo yang masih berada di tempatnya semula.
"Aku nggak akan menyerah mendapatkan Rara, Ilham. Kamu sendiri yang menyia-nyiakannya jadi jangan salahkan aku jika kini aku mati-matian untuk mendapatkannya." Leo meremas berkas yang dibawanya
Leo kembali ke ruangannya, meski kata-kata Ilham sempat mengganggu pikirannya namun kini dia bisa fokus kembali, tak terasa jam makan siang sudah datang karena malas keluar kantor Leo menyuruh OB untuk membelikannya makanan dan minuman.
Leo yang biasanya selalu makan siang dengan Rara dia ingin melakukan panggilan video untuk makan siang bersama.
"Siang sayang," sapa Leo
"Siang juga mas Leo" sapa balik Rara
"kangen nih sayang," Gombal Leo
"Baru tadi pagi ketemu udah kangen saja, sahut Rara
Saat asik melakukan video call Ilham masuk karena harus mengantar berkas yang diminta Leo.
"Bentar ya sayang, ada yang ngantar berkas. Jangan dimatikan panggilannya" pinta Leo
Leo mengecek berkas yang dibawa Ilham,
"Oh ya Ilham buatkan lagi satu berkas yang sama dengan ini lalu nanti berikan pada saya," perintah Leo
Saat yang bersamaan Rara yang dipanggil anak buahnya pamit pada Leo untuk mematikan panggilannya.
"Mas Leo, panggilannya aku matikan ya soalnya ada yang memanggil nanti 30 menit lagi kita lanjut, ok. see you again mas Leo," kata Rara.
Leo melihat ponselnya dan menjawab
"See you Rara sayang," sahut Leo lalu mematikan panggilannya.
Ilham menatap Leo dengan tatapan bencinya, dia sungguh kesal dengan Leo, bagiamana bisa dia melakukan panggilan Video dengan istrinya.
"What's wrong with you Ilham?" tanya Leo pura-pura tidak tau
Ilham yang tidak ingin membuat kekacauan lebih memilih diam dan kembali ke ruangannya. Dia menumpahkan kesalnya pada benda-benda di depannya.
"Brengsek kamu Leo!" seru Ilham
Ilham sungguh tidak berkutik berhadapan dengan Leo, pasalnya kemarin saat dia bertengkar dengan Leo datang surat peringatan. Jika dia mengulanginya lagi dia akan di pecat tanpa pesangon.
Ilham berfikir ribuan kali akan hal itu karena Vera sangat membutuhkan biaya untuk kehamilannya. Gaji Ilham sudah menginjak puluhan juta rupiah jika dia harus keluar dan mencari pekerjaan baru gaji yang dia dapat pasti jauh di bawahnya.
Berbeda dengan Leo yang terus senyum-senyum sendiri, dia sungguh puas sudah membuat Ilham cemburu dan marah padanya.
"Itulah yang dirasakan Rara, Ilham. Bahkan lebih sakit dari apa yang aku lakukan padamu," gumam Leo lalu melanjutkan makan siangnya kembali.
Setelah jam kantor selesai, Leo pulang ke rumah terlebih dahulu sebelum dia pergi ke cafe.
Saat tiba di rumahnya mama Leo sedang membaca majalah di teras.
"Mama" sapa Leo
"Sudah pulang nak?" tanya mama Leo
"Sudah ma, nanti mau jemput Rara di cafe," jawab Leo
" Kapan kalian akan menikah? kalau nggak gitu setidaknya kalian bertunangan terlebih dahulu supaya jelas status hubungan kalian," tanya mama Leo
"Sebentar lagi ma, nunggu Rara cerai dulu dengan suaminya," jawab Leo
Tentu hal ini membuat mama Leo kaget dia tidak menduga jika Rara istri orang dan Leo ingin merebutnya.
"Apa?" tanya mama Leo kaget
"Iya ma, Rara adalah istri bawahan Leo di kantor" jawab Leo
"Mama nggak ingin Leo, kamu di cap seorang perebut bini orang, yok OPO seh Leo," sahut mama
"Tapi Leo sangat mencintai Rara ma, Rara sungguh kasian ma. Suaminya menikah lagi dan parahnya lagi madunya tinggal bersama mereka." ucap Leo dengan menatap mamanya.
Mendengar kata-kata Leo membuat mamanya syok, dia sungguh tidak percaya jika ada lelaki yang brengsek seperti suami Rara.
"Kalau memang seperti itu Leo, kamu harus segera menyuruh Rara untuk bercerai secepatnya. Sebaiknya kalian jangan bertemu dulu hingga Rara bercerai dan melewati masa Iddah nya." Mama pun memberi saran pada Leo
"Mana tahan ma, bisa-bisa Leo mati kalau nggak ketemu Rara," timpal Leo
Mama hanya geleng-geleng kepala, tidak ingin memaksa Leo terlalu keras karena dia takut kalau Leo pergi meninggalkannya dan ikut kakaknya yang tinggal di ibukota.
"Yowes karep mu Le, yang penting jangan melebihi batas ya, kalian belum menikah jadi jangan melakukan hal-hal yang dilarang agama," kata mama
"Kalau icip dikit-dikit gak papa kan ma, paling dosanya kecil," tawar Leo
"Kalau mau tawar menawar jangan dengan mama, sana temui malaikat berdiskusi lah dengannya," sahut mama lalu meninggalkan Leo di teras.
Leo hanya terkekeh mendengar kata-kata mamanya lalu dia pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Seusai membersihkan diri Leo memakai baju santainya, dia mengganti mobilnya dengan mobil lainnya lalu melajukan nya ke cafe.
"Ra jalan-jalan yuk," ajak Leo
"Kayaknya nggak bisa deh mas, kamu kan tau sendiri kalau orang tua mas Ilham kesini" tolak Rara
"Ya sudah lain kali saja," kata Leo dengan lemas
Melihatnya yang lemas membuat Rara iba lalu tanpa aba-aba Rara mencium Leo dengan ganas bahkan dia mendorong Leo sehingga terjatuh di sofa
"Let's we play mas," kata Rara
Mereka pun saling berpaut, lidah Leo mengeksplor seluruh isi rongga mulut Rara sehingga membuat Rara dimabuk kepayang.
"Do you want more?" tanya Leo
Rara hanya menganggukkan kepala, kini posisi Leo berpindah di atas Rara.
Karena ponsel yang berbunyi mereka pun menyudahi aksi mereka.
"Orang tua mas Ilham menelpon mas, aku harus segera pulang," kata Rara lalu membenahi bajunya yang sedikit kusut akibat pautannya bersama Leo
Setelah menerima panggilan telepon dari mama mertuanya Rara minta Leo untuk mengantarnya pulang.
Jadikn masalalumu pelajaran Ra ojok karepe dewe