Seorang gadis bernama santi anastasia yang berusia 24 tahun yang ditinggalkan oleh kekasihnya karna insiden kecelakaan yang terjadi dua tahun yang lalu tepat di hari ulanga tahunnya, yang membuatnya menutup diri dan memutuskan untuk pergi dari kota asalnya karna ingin melupakan kenangan bersama sang kekasih. dikota yang baru, santi menjalani kehidupanya dengan menjadi tenaga pengajar di salah satu sekolah yang terkenal di kota itu, hingga dia bertemu dengan seorang lelaki yang tak lain adalah pemilik sekolah tempat santi bekerja dan karna suatu kesalah pahaman membuat mereka terpaksa harus menikah.
Ruben Prasetya seorang pemuda yang berusia 29 tahun, dia seorang pengusaha yang terkaya dan tersohor dikotanya, namun sampai kini masih belum menikah akibat kegagalan percintaannya lima tahun yang lalu sehingga membuatnya menjadi pria yang kejam dan dingin bahkan tak akan segan menghancurkan orang yang telah menyinggungnya, hingga suatu saat terjadi sesuatu yang mengharuskan dia untuk menikahi gadis yang mengajar di sekolah miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon baene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Sebenarnya....
Ada rasa ragu dan takut dalam hatinya, ia takut akan terluka lagi, ia takut santi tidak mencintainya dan mempertahankan rumah tangga mereka hanya karna keinginan keluarga mereka saja dan bukan keinginan dari hati santi.
" Seandainya saja kamu bertahan karna rasa pasti aku akan sangat senang menyambut rasa itu." gumam ruben mengingat kembali perkataan santi malam itu.
flashback....
Setelah santi berbincang dengan ibunya dan memutuskan panggilannya ia termenung dalam keheningan memikirkan apa yang diucapkan bundanya barusan.
" bunda jika itu memang keinginan kalian dan itu yang menjadi sumber kehabagian ini maka santi akan melakukanya bu, aku akan bertahan dan mempertahankan rumah tangga kami."
Ruben yang mendengar perkataan santi menjadi kesal ia tersulut emosi namun ia tidak dapat berbuat apa apa, yang bisa dilakukannya hanya memendam kekesalannya.
Setelah panggilan terputus Santi bangkit dari dari duduknya menju tempat tidur dan membuka laci nakas disamping ranjangnya, ia mengambil figuran orang yang pernah singgah dihati
" Rio, apa kabarmu disana.? apa kamu merindukanku disana.? apa kamu tau apa yang aku alami saat ini." apa kamu akan marah kalau mempertahakan rumah tanggaku.? apa keputsan itu akan benr dan terbaik untuku dan dia.? aku.. aku hanya ingin mengikuti perkataan bunda." lirih santi yang sudah menumpahkan air matanya tanpa diundang*.
Tanpa disadari oleh santi dibalik pintu kamarnya seseorang tengah memperhatikannya dan mendengarkan semua obrolan anak dan ibu sejak awal hingga berakhir, ia mnyilangka kedua tanganya didada sedangkan tatapan matanya sulit diartikan, hatinya memans mendengar semua ucapan santi terlebih perkataan dan tangisan didepan figuran almarhum sang kekasih, Ia sudah terbawa emosi lalu memasiki kamarnya dan membanting sua barang barang yang ada dikamarnya.
Ia pun langsung pergi setelah beberapa menit berdiri disana dan mendengar semua keluhan santi.
ruben pergi begitu saja tanpa mau mendengarkan kelanjutan perkataan santi dengan membawa emosi yang meluap l memasiki kamarnya dan membanting semua barang barang yang ada dikamarnya.
Brak...Brak...
" akhhh....teriak ruben frustasi. keterlalau.! kau mau mempertahankan rumah tangga kita hanya karna orang tua kita.?! tidak tidak jika itu maksudmu maka aku tidak akan mengabulkan dan membiarkan kamu melakukan sesukamu."! kata ruben emosi, dadanya naik turun sering dengan nafasnya yang tidak beraturan.
" aku tidak akan membiarkan kamu melakukan itu padaku santi tidak akan." lirih ruben.
Flasback off....
Ruben menghela napasnya berkali kalai dalam lamunannya hingga tidak mendengar ketukan pintu ruanganya yang sudah ketuk berkali kali bahkan ia tidak menyadari seseorang sudah berada dalam ruangannya.
" woi..Ruben melamun !! seru seseorang mengagetkan ruben.
" kau.!" bentak ruben yang tidak melihat siapa yang datang.
" hei..hei... Kalem bro...." seru sesorang itu dengan cengirannya.
" kau, kapan kau datang.?' tanya ruben yang terkejut dengan kedantanganya sahabatnya.
Ya orang Itu adalah Riko, ia adalah sahabat ruben sejak masa SMA hingga kuliah, sebenarnya mereka ada lima orang bersahabat namun mereka harus berpisah saat Ruben memutuskan kemabali kenegaranya.
" kamu kapan datang.? ulang ruben bertanya.
" kenapa.? kamu gk suka lihat aku datang." jawab riko yang sudah memasang wajah datarnya
" tidak tidak aku hanya kaget kau tiba tiba datang." jawab ruben terkekeh mendengar ucapan sahabanya itu.
" Ku kira kau tidak suka aku datang." jawab riko masih datar.
" hei wajahmu jangan seperti itu.!"
" kenpa.? keren bukan.!" jawab riko dengan percaya diri.
" ckck kau itu, ada apa kau kemari.?" tanya ruben
" aku kesini ingin mengajukan kerja sama dengan perusahaanmu karna aku sudah membuka cabang disini dan rencanya aku mau tetap tinggal disini." ucao riko mengutarakan maksudnya.
" eh sebentar,,, selamat ya untuk pernikahanmu maaf aku tisak bisa menghadirinya pada saat itu." ucap riko lagi sebelun ruben menjawabnya.
" ya tidak masalah." saut ruben singakt yang seketika raut wajahnya berubah datar.
" ada apa, apa kau tidak bahagia.?" tanya riko yang menagkap ekspresi ruben.
" Tidak ada." jawab ruben lagi
" hei,,, aku temanmu aku sudah tau seperti apa dirimu jadi kamu tidak bisa berbohong lagi.
menghela napasnya kasar " aku tidak tau harus bagaimana." lirih ruben yang pada akhirnya membuka suara.
" sepertinya kita jangan mengobrol disini, kita kekafe dekat kantorku ini." ucap ruben yang memilih tidak menjawab perkataan sahabatnya.
"Ya baiklah sebaiknya kita keluar tapi kau berhutang penjelasan padanku." ucap Riko mengiayak perkataan ruben.
" terserah kau saja.! ayo kita pergi.!" ajak ruben lalu merekapun pergi meninggalkan ruangan ruben.
Sesampainya di kafe itu mereka hanya memesan koffie dan makanan ringan untuk teman ngobrol, mereka sepertinya mau mengulang masa masa bersama mereka mengobrol di kafe jika tidak ada kesibukan waktu kuliah dulu.
" jadi kau mau menetap disini.?" tanya ruben setelah menyeruput kopinya.
" ya. Seperti kataku tadi aku akan menetap dan mungkin mencari gadisku disini." ucap riko dengan wajah sendunya.
" gadismu.? maksudmu kekasihmu itu.? kenapa apa dia ada disini.? tanya ruben penasaran.
" bukan, bukan dia." saut Riko
" lalu siapa maksudmu.?" tanya ruben lagi karna masih belum paham dan ia tidak tau siapa maksud dari sahabatnya itu.
" aku mencari seseorang yang akan dijodohkan denganku." jawab riko datar.
" hahahaha....." tawa ruben langsung pecah saat ia mendengar perkataan sahabatnya, bagaimana mungkin ia mencari wanita yang akan dijodohkan dengannya, apa sahabatnya sekarang ini sudah tidak laku sehingga ia mau dijodohkan.
" hei kenapa kau tertawa..!" ketus riko.
" sorry...Aku hanya tidak habis pikir bagaimana mungkin kau dijodohkan apa kau sudah tidak laku lagi sehingga orang tuamun menjodohkanmu.? hahahahah...." tanya ruben dengan masih tertawa lepas.
" tertawa saja sepuasmu.!" ketus riko.
" cielahh begitu saja udah nganmbek sih. Trus kenapa kamu bisa dijodohkan.,?" tanya ruben.
Mengehela napas pelan " orang tua gue gk setuju sama janeth karna katanya dia bukan orang indonesia, jadi mereka menyuruhku memutuskannya.
" dan kau menurut begitu saja.? cih.." sinis rube pada riko karna seperti yang mereka tau hubungan mereka sudah sangat lama.
"Mau bagaimana lagi, kamu tau kan mamaku jangtungan.? dan aku tidak mau dia sakit karna aku membangkang." lirih riko yang sebenarnya tidak ingin berpisah dari kelasihnya..
"Lalu apa jodohmu berada dikota ini.?"
"Tidak.? jawab riko singkat.
"Jadi kenapa kau mencarinya disini.?" yanya ruben lagi karna kembali tidak mengerti.
"Dia juga akan kekota ini nanti, karna sebenarnya di tinggal dikota M, jadi dia juga akan sama seperti ku mencariku entah bagaimana caranya nanti
"Yahhh berdoa saja semoga kalian bertemu." ucap ruben terkekeh..
"Pun kalau kami bertemu, aku tidak akan menyukainya." ketus riko.
"Jangan begitu." hibur ruben yang tau apa maksud dari sahabatnya, apalagi kalau bukan karna dia masih sangat mencintai mantan kekasihnya.
"Lalu bagaimana dengan istrimu.? kapan aku berkenalan dengannya.? tanya riko.
"Jangan kau tanyakan itu." ucap ruben datar.
"Kenapa.?"
Tidak ada." jawab ruben singkat.
"Ada apa sebenarnya.? apa dia tidak baik.? atau apa kalian bertengkar.?" tanay riko yang sudah mulai kepo akan kehidupan rumah tangga sahabatnya.
Sekali lagi ruben menghela napasnya kasar, kemudian menceritakan semua masalah rumah tangganya mulai awal mula mereka menikah, pembicaraan santi dan ibunya lewat telpon dan tentang bagaimana sikap dan perasaanya menjalani biduk rumah tangganya hingga sampai saat ini.
" apa kau mencintainya." tanya riko pada akhirnya setelah mendengarkan cerita ruben.
Bingung....
"aku.....
Bersambung....
Like, koment, dan vote ya para pembaca yang baik hati 😊😊