Jembatan adalah sebuah jalan penghubung antara alam yang satu dengan alam yang lain.
Jembatan angker di sebuah kabupaten. Menghantui para pejalan kaki dan kendaraan yang lalu-lalang.
Tidak jarang juga memakan banyak korban.
Kisah petualangan manusia yang berani berkorban demi mewujudkan kebenaran.
Melawan para penjahat dari dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Jawaban
Ruang Rawat Inap
"Dimana ini?",
"Apa yang terjadi?",
Raul terbangun dan syukurlah masih bisa mengingat hari yang kemarin.
Dua hari yang lalu Raul ditemukan dalam keadaan pingsan.
Terdampar di muara sungai besar.
Tidak ada luka dalam yang berarti.
Hanya goresan luka-luka kecil.
"Syukurlah kamu sudah bangun Raul",
Rupanya ada Diana yang kebetulan sedang datang menemani.
"Bagaimana dengan yang lain?",
"Detektif Samson dan detektif Harun beristirahat di rumah",
"Mereka hanya mengalami sakit lemas dan kepayahan",
"Jika kamu sudah siap",
"Detektif Samson memintamu untuk segera melapor",
Sesudah sadar dan kondisi nya membaik.
Raul berniat untuk segera pergi meninggalkan rumah sakit.
Diana pun juga sudah pulang.
Setelah bangun mulai banyak yang datang untuk menjenguk.
Tapi dari mereka tidak ada satupun yang berasal dari alam yang sama.
Mereka adalah makhluk-makhluk halus yang menghuni rumah sakit dan lingkungan sekitarnya.
Raul sudah terbiasa dengan penampakan yang bermacam-macam.
Malam terakhir ini hanya ada Raul sendiri di dalam kamar yang sepi.
Yang tidak bisa tidur.
Waktu tengah malam masih ada saja yang mau datang berkunjung.
Bukan manusia bukan juga hantu-hantu yang menjadi tuan rumah.
Sosoknya adalah seekor Bangkong.
Kodok dengan kulit kasar dan berbintik.
Bangkong tua berjenggot yang sudah berumur ribuan tahun.
Sosok itu tiba-tiba muncul di hadapan Raul.
Di ujung kasur.
Nangkring di atas bibir tempat tidur.
"Siapa kamu wahai jin siluman?",
"Dulunya aku adalah penghuni sungai di bawah jembatan",
"Dimana sekarang kamu tinggal?",
"Aku sekarang tinggal berpindah-pindah",
"Apa yang mau kamu ceritakan?",
Bangkong tua berjenggot memberikan sebuah kesaksian.
"Aku dan keluarga dahulu tinggal di kawasan aliran air sungai bahkan sebelum jembatan itu didirikan",
"Tidak lama setelah jembatan itu rampung dibangun dan mulai digunakan",
"Jembatan itu dialihfungsikan sebagai tempat untuk eksekusi mati",
"Mayat-mayatnya kemudian dilemparkan begitu saja ke bawah jembatan",
"Peristiwa memilukan itu terjadi dalam kurun waktu bertahun-tahun",
"Banyaknya darah dan kematian karena pembunuhan mengundang setan-setan",
"Mereka menyerap energi negatif dari peristiwa masa lalu yang mengerikan sebagai kekuatan",
"Sayangnya tidak hanya setan-setan saja yang berdatangan",
"Bahkan pemilik kekuatan kegelapan yang rumah nya di dasar lautan, juga mengendus tanah sungai yang berdarah",
"Sehingga mampu membuat lubang portal sebagai jalan tikus untuk berulah",
"Maksud mu lubang hitam itu terhubung langsung dengan sebuah rumah di dasar lautan yang jauh?",
"Benar sekali krutan",
"Kamu juga tidak perlu berpura-pura tidak tahu siapa pemilik rumah itu",
"Bagaimana dengan Dewi Siluman Ular Hitam?",
"Siluman ular hitam itu mengambil alih rumah ku karena memiliki dukungan dari para bangsawan Kerajaan Gaib",
"Aku bukannya ingin merebut kembali dan tinggal di bawah jembatan itu lagi",
"Aku dan keluarga sekarang sudah nyaman dengan hidup berpindah-pindah",
"Yang ingin aku sampaikan adalah... ",
"Krutan... ",
"Kamu dan teman-teman mu harus bisa menutup lubang hitam itu",
"Jika tidak segera ditutup",
"Lambat laun pemilik lubang hitam itu bisa kembali lagi naik ke permukaan bumi",
"Jika itu terjadi, maka tidak hanya makhluk-makhluk alam gaib saja yang akan binasa",
"Tapi manusia juga akan punah",
Kantor Badan Detektif Wilayah
Beberapa hari kemudian
Semuanya sudah kembali pulih dan berkumpul.
Kepala BDW detektif Samson, asisten detektif Harun dan sekretaris Diana.
Bahkan ada Raul yang memang sekarang sedang terlibat dalam sebuah proyek kerjasama.
"Seperti katamu Raul, aku hanya fokus menembak bagian ekor ke bawah supaya ia tidak bisa mengejar lagi",
"Harun yang parah... ",
"Harun menembak bagian wajah berkali-kali",
"Aku hanya melakukan improvisasi detektif",
"Supaya ia tidak bisa melihat dan tidak mengejar kita lagi",
Mereka sedang membicarakan keseruan pertarungan melawan siluman ular hitam kemarin.
Memang peluru-peluru perak murni biarpun berjumlah 500 butir tidak akan sanggup melumpuhkan total atau membunuh siluman ular hitam yang sakti yang sudah berusia sangat tua.
Tapi setidaknya rencana Raul dan kerjasama tim dengan para detektif berhasil.
Cukup dengan membuat siluman ular hitam itu kesulitan berjalan dan jauh dari jembatan angker yang memberikannya tambahan kekuatan.
"Apakah dia akan datang untuk menuntut balas dendam?",
"Tentu saja dia akan datang untuk menuntut balas dendam",
"Apalagi kepada kamu Harun",
"Tapi tenang saja",
"Jika kita bisa terlebih dahulu menutup lubang hitam itu, kita bisa lebih unggul",
"Siluman ular hitam masih butuh waktu yang tidak sebentar untuk benar-benar pulih dari luka dalam tembakan pelor-pelor perak murni",
"Tapi Raul... ",
"Bagaimana caranya kita menutup lubang hitam itu?",
"Aku sedang memikirkan nya detektif",