Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. membayar uang kontrakan
kembali lagi ke posisi Aslan.
setelah 1 jam berada di warnet, akhirnya dia kembali berhasil mendapatkan uang sekitar rp90 juta. dan dia tahu uang ini harus diapakan. Dia harus mengambil uang ini, dan membeli hp. Sisanya, nanti akan ia berikan kepada istrinya.
Dan kalau istrinya mengizinkan, dia akan meminta untuk di beliin laptop juga. tapi yang menjadi masalah sekarang, dia tidak bisa mencairkan uang tersebut. karena dia tidak memiliki rekening atau semacamnya.
memikirkan hal itu, dia pun langsung berkomunikasi dengan pemilik warnet.
"permisi mas.. apa di sini bisa mencairkan uang..?" tanyanya. mendengar itu pemilik warnet merespon dengan baik.
"bisa mas. Mas mau mencairkan uang berapa..?" tanyanya. Aslan berpikir sejenak. biarkan dia mencairkan uang 20 juta dulu. dan itu mungkin sudah jauh lebih cukup. 10 juta ia gunakan untuk membeli handphone yang memadai, 10 jutanya lagi akan diberikan kepada istrinya.
"sekitar 20 juta mas."
"oh boleh mas." laki-laki itu pun langsung menyerahkan nomor tempat di mana Aslan harus mentransfernya. Aslan menerima nomor itu, dan kemudian kembali ke komputer miliknya yang kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dari meja kasir.
di sana dia langsung menekan-nekan tombol kembali, dan akhirnya berhasil dikirimkan. bukti itu pun langsung di print olehnya, yang langsung diterima oleh kasir tersebut.
"sudah mas.." sang kasir juga langsung mengambil uang dua gepok. satu gepok berjumlah 10 juta rupiah, dan langsung diserahkan kepada Aslan. Aslan yang menerima uang banyak seperti itu tentu saja merasa senang.
"terima kasih banyak ya Mas.."
"sama-sama bang.." dan setelah menerima uang tersebut, Aslan pun langsung meninggalkan warnet. namun, tujuannya untuk membeli handphone sedikit terhalang, karena tepat pada saat itu adzan zuhur langsung berkumandang.
dia yang tak pernah meninggalkan Tuhannya, langsung bergegas ke masjid yang jaraknya sekitar 15 meter dari warnet tersebut. tak lupa dia menyimpan uang itu di dalam saku, dan juga baju tambalan yang nyatanya, ada sakunya di balik baju tersebut. sehingga uang itu akan menjadi aman dan terhindar dari orang-orang yang tamak.
setelah selesai salat zuhur, dia pun tak langsung beranjak. melainkan duduk di teras masjid, karena dia akan makan siang terlebih dahulu.
ketika bekal makan siangnya dibuka, aroma wangi langsung tercium. hal itu membuat Aslan kembali dibuat senang. hanya hal sederhana seperti itu, langsung membuat hatinya menjadi bahagia. Ya wajar, dirinya tak pernah diperlakukan baik seperti sekarang ini.
bisa dibayangkan, kalau saja dia tidak diusir dari rumah keluarga Purnomo, pasti sekarang dia sudah bekerja mati-matian dan tidak ada waktu untuk beristirahat.
"Alhamdulillah.. terima kasih banyak istriku.." gumamnya dengan senyum yang tak pernah luntur di bibirnya. telah memanjatkan doa, dia pun langsung menikmati bekal makan siang yang telah disiapkan oleh istri.
dia makan begitu lahap, yang disiapkan istrinya ini sangat enak. Ya, walaupun nasi dan lauk pauk yang sudah dingin. ternyata tak hanya dirinya saja yang beristirahat dimasjid dan makan siang di sana. ada juga beberapa orang yang memang biasa beristirahat di masjid, lebih tepatnya di teras untuk melepas lelah mereka setelah bekerja.
setelah Aslan menghabiskan bekal makanannya, dan setelah beristirahat sejenak, dia pun kembali melanjutkan perjalanannya untuk menuju konter HP. dia tentu harus membeli HP yang memadai, agar dia bisa mengakses situsnya kembali untuk mendapatkan uang.
*******
sebelum ashar, Aslan Langsung kembali ke rumah kontrakan. dia melihat kalau rumah kontrakan itu masih tertutup rapat. hal itu menandakan kalau istrinya masih belum pulang. dia tahu istrinya mungkin akan pulang sebelum maghrib, itulah yang dikatakan oleh Nisa kepada dirinya.
Aslan tetap berjalan masuk dan membuka pintu kontrakan itu, dia juga tak lupa menutupnya dan kemudian langsung menuju dapur. di sana Aslan tidak berhenti, dia langsung mencuci semua peralatan dapur yang kotor, memasak nasi sekitar tiga centong, menyapu rumah dan membersihkan segala sesuatunya. tak lupa dia juga langsung mengangkat jemuran dan menyimpannya terlebih dahulu.
dia ingin masak, agar nanti Ketika istrinya pulang, dia tidak perlu repot-repot lagi memasak untuk mereka.
"sepertinya aku harus belanja sembako. di sini sudah tidak ada apa-apa kecuali telur dan minyak. kalau tidak salah, di depan sana ada tokoh kelontong. sebaiknya Aku belanja dulu deh.." gumamnya.
dia pun langsung mengeluarkan uang beberapa lembar yang berwarna merah, karena tentu saja dia berniat untuk berbelanja. namun sebelum ia keluar, pintu kontrakan sudah diketuk terlebih dahulu.
tok tok tok
Aslan yang mendengar pintu kontrakan diketuk tentu saja langsung bergerak cepat. dia membukakan pintu dan langsung menemukan keberadaan sang pemilik kontrakan.
"maaf nak Aslan.. Ibu ke sini mau meminta uang kontrakan bulan ini. Nisa sudah menunggak selama satu minggu. dan dia sudah janji sama ibu, akan membayarnya hari ini?" tanya pemilik kontrakan itu dengan ramah. Aslan yang mendengar itu tersenyum.
"ah Maaf Bu.. istri saya tidak mengatakan hal ini kepada saya. kira-kira berapa uang kontrakan per bulan Bu..?" tanya Aslan yang memang tidak tahu berapa ratus yang harus dibayar.
"cuma rp500.000 nak per bulan. sangat jujur membayar uang kontrakan, dan akan dibayarnya tempat waktu. mungkin pengeluarannya bulan besok cukup banyak, makannya agak sedikit telat membayar." tutur ibu itu dengan ramah. tak ada ekspresi marah atau bentakan sama sekali. karena memang, segala sesuatu kesulitan yang dirasakan oleh Nisa, atau jika dia telat membayar uang kontrakannya, pasti dia akan memberitahukan kepada Ibu pemilik kontrakan lebih awal. sehingga Ibu pemilik kontrakan pun merasa senang kepadanya.
dan ketika Nisa sudah mendapatkan uang, bisa langsung mengutamakan pembayaran uang kontrakan terlebih dahulu.
"kalau begitu tunggu sebentar ya Bu. saya ambilkan dulu." aslan pun langsung kembali masuk ke dalam, di sana dia langsung mengambil uang sebanyak satu juta rupiah. dan kemudian kembali menemui Ibu kontrakan.
"ini Bu. saya bayar bulan ini sama bulan besok ya bu. ini satu juta.." ujar Aslan sambil menyerahkan uang itu kepada sang Ibu pemilik kontrakan.
"oh iya.. terima kasih ya nak.."
"Iya Bu sama-sama.. Maaf telat ya Bu.." ucap Aslan mewakili istrinya.
"Iya nak tidak apa-apa. kalau begitu Ibu pamit, assalamualaikum."
"Iya Bu, waalaikumsalam." pemilik kontrakan pun langsung pergi. rumah pemilik kontrakan ini berada di seberang jalan, dan kebetulan jalan itu bukan jalan Raya.
setelah pemilik kontrakan itu pergi, Aslan juga langsung menutup pintu kontrakan dan langsung menuju toko kelontong yang juga ada di seberang jalan.
di sana dia membeli sayur yang akan ia masak hari ini, dan kemudian beberapa perempuan lainnya seperti bawang dan cabe, garam dan penyedap rasa lainnya. di sana juga dia membeli ayam setengah ekor, untuk dimasak sebagai makan malam mereka hari ini. Setelah semuanya dapat, dia pun langsung bergegas kembali ke kontrakan dan mengeksekusi semuanya.