 
                            Feylindita adalah seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai seorang agen rahasia yang bekerja di bawah pusat keamanan negara. Keahlian menembak dan bela diri yang luar biasa, membuatnya menjadi salah satu agen rahasia yang sangat di andalkan. Tak ada yang mengetahui tentang pekerjaannya, termasuk keluarga bahkan suaminya sendiri.
Ia menikah dengan Giantara Aditama seorang CEO sebuah Mall ternama melalui perjodohan. Tepatnya Feylin 'Dijual' pada keluarga Aditama oleh sang paman yang merawatnya sejak kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan.
Namun ia beruntung karena memiliki mertua dan ipar yang baik. Cobaannya hanyalah suami yang selalu bersikap dingin dan cuek padanya.
Apakah hubungan pernikahan mereka akan membaik?
Apakah keluarganya akan mengetahui pekerjaannya yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Karna Gita
"Kia, makan dulu. Sebentar lagi Mommy datang jemput Kia." Ujar Fey yang berusaha membujuk Kia untuk makan siang.
Mereka bertiga sedang berada di ruangan Gian untuk makan siang. Gian akhirnya memilih Sushi kesukaan Kia untuk makan siang mereka bertiga kali ini.
"Kia, dengarin apa kata Aunty." Titah Gian pada keponakannya.
"Kia kenyang, Uncle. Kia gak mau makan." Tolak Kia yang sedang merajuk.
"Memang Kia makan apa? Makan angin? Bekal Kia saja cuma di makan sedikit. Aunty sudah lihat tadi di dalam tas Kia." Kata Fey.
"Lagi pula, ini kan makanan kesukaan Kia. Uncle sudah beliin, masak Kia gak mau makan?" Imbuh Fey yang masih terus membujuk Kia.
"Biarin aja kalau Kia gak mau makan, Aunty. Kita habisin aja semua Sushi ini." Ujar Gian sambil meraih tangan Fey dan melahap Sushi yang tadinya hendak Fey suapkan ke Kia.
Kia hanya melirik sekilas, lalu kembali melihat layar Tab yang ada di tangannya.
"Yang ini enak loh, Aunty. Coba Aunty cicip, aaaaa..." Gian menyuapkan Sushi ke mulut Fey.
"Mmm, enak banget, Uncle." Jawab Fey sambil melirik ke arah Kia yang mulai memperhatikan mereka berdua.
"Aunty, Uncle mau coba yang itu." Pinta Gian sambil menunjuk salah satu jenis Sushi. Fey pun mengambilkan dan langsung menyuapkan Sushi itu pada Gian.
"Aunty, Kia mau salmon." Pinta Kia pada akhirnya setelah melihat Fey dan Gian menikmati Sushi di hadapannya
Fey pun tersenyum dan segera mengambil apa yang di minta Kia.
"Buka mulutnya, Sayang. Aaaaa..." Fey menyuapkan ke mulut Kia. Kia pun terlihat menikmati makanan di mulutnya.
"Uncle gak di suapin lagi, Aunty?" Tanya Gian yang sudah menunggu untuk di suapi Fey.
"Uncle kan bisa makan sendiri." Jawab Fey.
"Masak Kia saja yang di suapin. Uncle juga mau dong." Cicit Gian yang tak mau kalah.
"Kak Gian modus banget. Bilang aja pingin di suapin terus." Gerutu Fey yang membuat Gian tersenyum. Walaupun sambil menggerutu, wanita cantik itu tetap menyuapkan makanan ke mulut Suaminya yang sudah terbuka.
."Uncle kan bisa makan sendiri! Kenapa minta suapin Aunty? Ini Aunty nya Kia." Kia mulai bersikap posesif.
"Ini kan Istri Uncle. Kia gak akan punya Aunty kalau Uncle gak nikah dengan Aunty Fey." Sahut Gian.
"Iih! Ini Aunty nya Kia." Seru Kia.
"No! Ini Istri Uncle." Jawab Gian sambil memeluk Fey. Pria itu justru sengaja menggoda keponakannya hingga menangis.
"Aunty! itu Aunty Kia. Huuuaaaa!" Kia semakin kencang menangis.
"Kak Gian ini, kok gak mau ngalah. Lihat tuh Kia jadi nangis, lepasin ih." Omel Fey sambil memukul lengan Gian yang masih menahan tubuhnya.
"Sini, Sayang. Cup - cup - cup, jangan nangis lagi ya anak cantik." Bujuk Fey yang kini sedang memeluk Kia.
"Uncle nakal, Aunty. Aunty Fey kan Aunty nya Kia." Jawab Kia di sela - sela tangisnya.
"Uncle bercanda kok, Sayang. Uncle, ayo minta maaf sama Kia." Titah Fey sambil melotot ke arah Gian yang malah tertawa.
"Iya - iya, maaf deh. Makanya kita bareng - bareng, Kia gak boleh cemburu kalau Uncle mau manja sama Aunty juga." Ujar Gian sambil membelai kepala Kia.
"Uncle jangan sentuh Kia! Kia marah sama Uncle." Ucap Kia yang membuat Gian menyemburkan tawa.
Tak hanya Gian, Fey pun melipat bibirnya dan mati - matian menahan tawa agar tak membuat Kia semakin ngambek.
"Kebanyakan nonton sinetron sama Oma sih kamu, Ki." Ledek Gian sambil tertawa.
"Aduh - aduh, seru banget kayaknya pasangan suami istri yang lagi anget ini." Ujar Gita yang baru masuk ke ruangan Gian.
"Mommy! Uncle nakalin Kia. Uncle mau rebut Aunty dari Kia." Adu Kia pada Mommy nya.
"Hmmm, emang gitu, Kia. Kalo udah jauh tuh, baru deh kerasa berharga." Sahut Gita yang menyindir Gian. Gian sendiri hanya memutar mata malas meladeni Kakaknya.
"Kia masih mau makan?" Tanya Fey.
"Enggak, Aunty. Kia ngantuk." Jawab Kia.
"Yasudah, kalo gitu kita pulang yuk." Ajak Gita yang di jawab anggukan oleh Kia. Gita dan Kia pun berpamitan pulang pada Fey dan Gian.
"Kak..."
"Ya, Sayang?" Jawab Gian yang langsung membuat Fey melirik.
"Kenapa Kak Gita bilang kayak gitu? Kak Gita tau kalo rumah tangga kita-"
"Gak apa - apa. Kamu tau sendiri Kak Gita emang kadang suka nyinyir mulutnya." Sahut Gian sambil memasukkan Sushi yang ada di sumpit Fey ke mulutnya.
*FLASH BACK
"Giaaaan!!!" Seru Gita saat ia memasuki ruang kerja adiknya.
"Apaan sih teriak - teriak?" Omel Gian yang kaget karna suara melengking Kakaknya.
"Maksud lo apaan? Selama ini hubungan lo sama Fey gak baik kan? Kenapa lo nutupin dari kita semua?" Omel Gita sambil meletakkan tasnya dan mencincing lengan bajunya.
"Lo mau ngajak gue duel, Kak?" Jawab Gian.
"Gak usah ngeles! Jawab pertanyaan gue!" Kesal Gita.
"Lo tau dari mana? Gue sama Fey baik - baik aja." Kilah Gian.
"Jangan bohong lagi lo, ya. Mau gue patahin leher lo?" Omel Gita.
"Gue udah tau semua, Gian! Bibik dan Mang Suep udah cerita semuanya ke gue setelah gue paksa mereka buka mulut. Gue emang udah curiga sih, tiap gue ke rumah lo, Fey pasti turun dari lantai dua. Kenapa? kalian gak satu kamar kan? Tapi tiap gue tanya, kalian selalu aja ngeles kek Kang Bajaj. Lo kenapa sih? Guy, lo?" Cicit Gita.
"Mulut lo, Kak! Gue laki - laki tulen yang waras ya!" Sahut Gian tak terima.
"Terus? Kurang apa lagi Feylin itu, Gian? Dia baik, cantik, sabar, berpendidikan, karirnya bagus, multi skil, sayang orang tua lo, sayang keluarga lo, lo mau cari yang modelan gimana sih, Nyet?" Kesal Gita yang emosinya meluap - luap.
"Lo ngapa belain dia banget sih, Kak? kan gue adik lo. Lagian, semua kebutuhan dia, gue cukupin kok. Uang bulanan buat dia dan uang belanja, gak pernah telat gue kirim." Cicit Gian.
"Astaga Gian, untung lo adik gue, kalo bukan udah gue patahin leher lo! Lo kira, uang aja cukup? Kita perempuan juga butuh bahagia, butuh kasih sayang kalik. Emang lo mau, Istri lo cari kasih sayang di luaran sana, sama cowok lain?" Pidato Gita yang membuat Gian terdiam.
"Lo tau kan, gimana kehidupan Fey dulu? Di tinggal ortunya meninggal waktu dia masih kecil, hidup jadi budak Om dan Tantenya, dia survive sendiri Gian! Lo ngerti gak sih penderitaan dia? Sekarang, setelah nikah sama lo, bukannya bahagia malah makin menderita. dia butuh lo sebagai rumah, Gian, dia butuh kasih sayang. Kalo emang lo gak mau sama dia, harusnya lo ngomong dong dari awal sama Papa. Jangan lo nyiksa perempuan yang gak salah kayak Fey. Salah apa sih Fey sama lo? Apa lo ngerasa dia ngerusak kebahagiaan lo dengan lo terpaksa nikahin dia? Lagian lo yang nerima dia, Gian! Kesel banget gue punya adek kek lo. Bisa tuker tambah gak sih?" Omel Gita sampai dadanya naik turun karna terengah - engah.
"Kalo lo emang gak bisa nerima dia, mending lo lepasin dia. Banyak kok di luar sana laki - laki yang jauh lebih baik dari lo dan bisa memperlakukan Feylin dengan lebih baik. Gue bantu kalo lo emang mau lepasin Fey. Tapi, jangan pernah nyesel kalo sampe lo kehilangan perempuan sebaik dia." Imbuh Gita sebelum meninggalkan adiknya begitu saja.
jgn d gntung yaa
q pdamu thor 😃
lg seru2ny nic
Gian lucuuu 😃
mkin sru critanya