NovelToon NovelToon
Warisan Kaisar Naga

Warisan Kaisar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Timur
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ar wahyudie

Di Benua Timur Naga Langit sebuah dunia di mana sekte-sekte besar dan kultivator bersaing untuk menaklukkan langit, hidup seorang pemuda desa bernama Tian Long.
Tak diketahui asal-usulnya, ia tumbuh di Desa Longyuan, tempat yang ditakuti iblis dan dihindari dewa, sebuah desa yang konon merupakan kuburan para pahlawan zaman kuno.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar wahyudie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

“Kadang, bukan langit yang menentang manusia, tapi hati manusia yang belum siap menatap langit.”

Suara gong pertama menggema, berat dan bergetar lama, memantul di antara dinding-dinding batu Akademi Langit Abadi.

Nada itu seperti seruan dari langit sendiri panggilan yang membuat setiap jantung di pelataran berdegup kencang.

Kabut pagi masih menggantung rendah, melingkari tujuh menara tinggi yang menjulang di kejauhan. Cahaya matahari belum sepenuhnya menembus tirainya, hanya membiaskan kilau pucat di atas ribuan wajah yang berbaris rapat di lapangan utama. Udara terasa padat oleh napas, ketegangan, dan wangi dupa yang perlahan terbakar di altar batu.

Di tengah kerumunan itu, berdiri tujuh sosok berjubah panjang.

Elder Hua berada di depan — tenang, jubah putihnya bergoyang ringan diterpa angin spiritual yang berputar lembut di sekelilingnya. Di sisi kiri dan kanannya, enam tetua lain berdiri berjajar, masing-masing mewakili sekte besar dari Benua Timur.

Aura mereka begitu kuat hingga udara di sekitarnya tampak bergetar halus.

Tidak ada satu kata pun diucapkan, tapi kehadiran mereka saja sudah cukup untuk membuat para murid menunduk dalam hormat seolah tujuh pilar dunia berdiri di hadapan mereka.

Di langit, gong berbunyi sekali lagi.

Nada itu meluncur turun seperti gelombang, menandai dimulainya Ujian Ketiga.

“Ujian Ketiga akan menguji kerja sama dan naluri kalian,” suara Elder Hua bergema tenang.

“Kali ini, kekuatan saja tidak cukup. Pikiran, ketenangan, dan keberanian akan menentukan hidup-mati kalian di dalam formasi.”

Hening menyelimuti pelataran.

Bahkan angin pun seolah menahan hembusannya.

Elder Hua mengangkat tongkat giok ke langit.

Dari ujungnya, cahaya emas memancar, membentuk lingkaran besar di udara — perlahan berputar dan mengembang, menutupi langit di atas arena.

Dari dalam cahaya itu, muncul pemandangan samar: sebuah lembah raksasa dengan kabut berwarna biru keperakan.

“Itu…”

“Formasi Alam?”

“Tidak heran para tetua menyebutnya ujian paling berbahaya.” gumam para murid dipelataran

Elder Hua menurunkan tongkatnya.

“Formasi ini adalah sisa peninggalan Pendiri Akademi. Di dalamnya, setiap daun, batu, dan udara bisa menjadi ujian" Ratusan murid menelan ludah bersamaan.

“Ujian ini dilakukan dalam tim berisi empat orang.

Kalian harus menemukan inti formasi dan keluar sebelum dupa habis.

Tidak ada yang akan membantu kalian karena bahkan formasi itu tidak mengenal belas kasihan.” lanjut Elder Hua menjelaskan

Nama-nama mulai disebutkan.

“Tim Pertama: Zhao Wen, Mo Ling, Xue Jian, Fei Lan.”

..............................

“Tim ketujuh: Tian Long, Liu Yuer, Lin Shan, Han Qian.”

Begitu nama Tian Long terdengar, bisik-bisik langsung memenuhi arena.

“Lihat, bocah itu satu tim dengan Liu Yuer?”

“Sial, dia benar-benar beruntung.” ucap para murid lain iri pada Tian Long

Zhao Wen, yang berdiri tak jauh dari mereka, menatap tajam.

Mata merahnya berkilat, suaranya lirih tapi dingin.

“Tim yang sama atau tidak, aku akan pastikan dia tidak keluar dari formasi itu hidup-hidup.”

Elder Hua memberi isyarat.

Kabut emas turun perlahan, menyelimuti seluruh pelataran.

Satu per satu tim terserap masuk ke dalam cahaya —

Whusshh… Whusshh… Whusshh!

Dalam sekejap, dunia di sekeliling Tian Long berubah.

Langit yang tadi cerah kini dipenuhi kabut biru, tanah di bawah kakinya lembap, dan udara mengandung bau logam.

Mereka berdiri di tengah lembah luas yang dikelilingi tebing menjulang.

Angin bertiup pelan, tapi setiap embusannya membawa suara-suara samar — seperti bisikan ribuan roh yang berputar di udara.

Han Qian menelan ludah. “Tempat apa ini? Aku bahkan tak bisa merasakan arah qi-ku.”

Liu Yuer menutup matanya, mencoba merasakan perubahan energi di sekelilingnya.

“Ini bukan kabut biasa,” katanya pelan.

“Setiap helai uap di sini membawa tekanan spiritual. Kalau salah melangkah, tubuh bisa hancur.”

Lin Shan menatap Tian Long. “Kau pernah berada di tempat seperti ini?”

Tian Long mengangguk pelan.

“Tempat ini seperti ladang kutukan di desaku dulu. Bedanya, di sini langitnya lebih tenang.”

Nada suaranya datar, tapi matanya menatap jauh ke depan — menembus kabut.

Dari kejauhan, suara langkah bergema.

Drrrkk… Drrrkk… Drrrkk…

Suara kaki logam menginjak tanah lembap.

Dari balik kabut, muncul sosok tinggi besar — tubuhnya seperti baja, mata menyala merah, kulitnya retak-retak dengan cahaya di dalamnya.

Han Qian memundurkan kaki, gemetar. “Apa itu manusia?”

“Tidak,” jawab Tian Long pelan.

“Itu Penjaga Formasi. Makhluk yang terbuat dari kehendak langit dan darah para murid yang gagal.” lanjutnya menjelaskan.

Tian Long sangat hafal hal itu, karena banyak formasi yang sering Tian Long lihat di bekas medan perang dewa kuno di desa Longyuan.

Makhluk itu membuka mulutnya.

Suara gemuruh keluar seperti besi bergesekan — bukan kata, tapi raungan.

Grrrhhrrraaaa!!!

Kabut di sekitar mereka langsung berputar.

Sepuluh bayangan kecil muncul di belakang makhluk itu — para penjaga lain yang menirukan bentuknya.

Liu Yuer menghunus pedangnya. “Mereka bergerak!”

“Formasi tempur empat titik,” perintah Tian Long cepat.

“Aku di depan, Liu Yuer di kanan, Lin Shan di kiri, Han Qian di belakang. Jangan gunakan semua tenaga. Rasakan aliran tanah di bawahmu — serang saat mereka melangkah!”

Para murid langsung bergerak ke posisi masing-masing.

Tanah di bawah kaki bergetar, tekanan spiritual memadat.

Makhluk itu melompat maju — BOOM!

Tanah terbelah. Batu-batu beterbangan.

Cahaya biru memantul di udara.

Tian Long menahan serangan pertama dengan telapak tangan terbuka.

Benturan pertama membuat seluruh lembah bergetar.

Craaaack! — tulang lengan bawahnya berderit, tapi ia tak bergeming.

“Tenaganya seperti lima banteng gila…” gumamnya pelan, menahan dorongan itu dengan satu tangan.

“Tapi gerakannya… bisa dibaca.”

Ia berputar cepat, menginjak tanah dengan tumit.

Whusshh! — satu pukulan baliknya menghantam dada makhluk itu.

Energi qi dari tubuhnya keluar seperti gelombang udara — menghantam keras, membuat makhluk itu terhempas ke belakang menabrak batu besar.

“Sekarang!” seru Tian Long.

Liu Yuer melesat, pedangnya menari cepat.

Satu tebasan melintang — Srakkk! — cahaya biru membelah udara.

Lin Shan dan Han Qian menyerang sisi berlawanan, menciptakan kilatan-kilatan energi dari tiap tebasan mereka.

Ledakan cahaya biru menyelimuti seluruh lembah.

Dhuarrr!!!

Asap memenuhi udara.

Namun dari balik kabut, suara langkah kembali terdengar.

Bukan satu. Tapi banyak.

Puluhan makhluk mulai keluar dari balik kabut, mata mereka menyala merah.

Jumlahnya tiga kali lipat dari sebelumnya.

Han Qian pucat. “Jumlahnya bertambah!”

Lin Shan menggertakkan gigi. “Kalau begini, kita tidak akan bertahan lama!”

Tian Long menarik napas dalam.

“Tenang. Formasi Alam selalu bereaksi pada rasa takut. Semakin kalian takut, semakin banyak musuh muncul.”

Ia menutup matanya sejenak, mendengar hembusan angin, detak jantung teman-temannya, dan langkah musuh yang datang.

Satu detik kemudian, ia membuka mata — tatapannya tajam seperti pisau.

“Kalau langit ingin menguji kita dengan ilusi, maka biarkan aku menunjukkan seperti apa wujud manusia yang tak tunduk pada ilusi.”

Tangannya bergerak cepat, membentuk segel aneh di udara.

Dari bawah tanah, energi murni bumi muncul, melingkar di sekitar kakinya.

Udara berubah berat, tanah bergetar halus.

BOOOMM!!!

Gelombang qi bumi meledak keluar, menciptakan dinding tanah yang melingkar menghalangi makhluk-makhluk itu.

Liu Yuer menatap tak percaya.

“Itu… formasi pelindung tingkat tinggi…”

“Kau… siapa sebenarnya, Tian Long?”

Tian Long hanya tersenyum tipis.

“Orang yang kebetulan pernah hidup di bawah tekanan yang lebih berat dari ini.”

1
Nanik S
Elder Mo... takut Anaknya tersaingi hingga berupaya menghancurkan Tian Long
Nanik S
Langit lama... 🤭🤭
Nanik S
Naga tempatnya racun, Elder Mo salah sasaran 🤣🤣🤣
Nanik S
Tian Long.... sang naga yang akan melangkah
Nanik S
Apakah masih ada Ujian untuk Tian Long
Nanik S
Laaaanjjuuuuuut
Nanik S
Tian Long cepat buka Titik Formasi
Nanik S
Elder Mo... Pak Tua tak tahu malu muridnya kalah Dia tidak terima
Nanik S
Ujian Roh Lulus dan apalagi
Nanik S
Ceritanya mulai hidup Tir
Nanik S
Di Akademi pasti bertemu musuh pertamanya
Nanik S
Kalau bukan manusia apa Pak Tua
Nanik S
Teruskan
Nanik S
Lanjutkan 🙏🙏
Nanik S
ceritanya bagus tapi buatlah lebih hidup
Nanik S
Kenapa Tian Long bisa jauh dari pamanya
Nanik S
Lanjutkan.... bagus Tor
Nanik S
Darah Naga adalah Kunci
Nanik S
Aku sebenarnya siapa... kasihan
Nanik S
Sebenarnya Anak Siapa Tian Long
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!