Cerita berisi Transmigrasi seorang perempuan yang memiliki sifat sabar yang setipis tisu, yang tiba-tiba saja bertransmigrasi kepada tubuh seorang gadis yang menjadi peran antagonis dan sedikit bodoh.
Tapi di dalam tubuh barunya dia di bingungkan dengan dua pilihan antara berondong atau seorang duda yang kaya raya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
"Ih gila ya lo kaya gak punya salah banget, lo kira dengan kemaren lo ninggalin gue di penginapan dan lo lebih mentingin si TEMAN MASA KECIL lo itu bukan termasuk selingkuh hah? sialan banget sama apa yang lo omongin bajingan!" ucap Glory yang mulai tersulut emosi oleh ucapan Xavieer yang memang tidak memiliki rasa yang bersalah.
"Omongannya bisa di jaga gak?" ucap Xavieer yang mulai tidak suka dengan Glory yang sekarang ini banyak membantah kepada dirinya.
"Lo serius bisa nyuruh gue diem hah? gue udah bukan Glory yang dulu lagi, yang bisa lo bohongi atau yang bisa lo tipu lagi dengan mulut lo yang manis itu!" ucap Glory dengan menatap sinis ke arah Xavieer.
Xavieer yang mendengar semua celotehan tidak jelas dari Glory terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya.
"Yang mau hubungan ini ada itu cuman lo Glory, dan ya ini lah resiko yang sekarang harus lo tanggung," ucap Xavieer yang sangat menyepelekan Glory.
"Kalo emang iya dulh gue paling ngotot sama lo, maka sekarang ini gue yang paling gak mau sama lo. Mulai sekarang lo anggap aja kita gak ada hubungan apa pun!" ucap Glory yang sudah muak dengan hal yang diucapkan oleh Xavieer.
Memangnya dia semantep apa sampai harus dirinya memaksakan dirinya agar bisa terus bersama dengan Xavieer.
"Lo gak akan bisa semudah itu lepas dari gue Glory, udah cukup sabar ya gue sama sikap lo yang suka semena-mena ini. Sekarang lo udah bikin gue tertarik sama lo," ucap Xavieer dengan mengelus pipi Glory yang Glory sendiri tahu dengan apa yang dimaksud oleh Xavieer.
"Kenapa baru sekarang lo ngerasa tertarik sama gue? kenapa gak dari dulu aja pas awal-awal gue kecintaan sama lo," ucap Glory yang malahan menantang Xavieer.
Xavieer yang melihat dan merasa Glory cukup berani, terkekeh pelan.
"Karena ya menurut gue sekarang lo lebih menarik, gak berpenampilan kaya tante-tante yang butuh belaian," ucap Xavieer dengan mengulum bibir bawahnya.
"Iya sih gue juga tahu dan ngerti banget dengan selera lo, pantesan aja selama ini lo lebih perhatian sama Amanda kebanding sama gue. Ternyata lo emang suka sama cewek yang polos-polos bangsat ya," ucap Glory dengan tersenyum sinis kepada Xavieer.
"Gue cuman anggap dia temen masa kecil gue okey, dan lagian gue udah anggap dia kaya adik gue sendiri kok. Jadi apa yang harus lo cemburuin sih dari dia?" tanya Xavieer dengan wajah polosnya.
Glory yang melihat Xavieer berbicara seperti itu tanpa ada rasa bersalah merasa ilfil dan sangat ingin menendang masa depan milik Xavieer agar nanti keturunannya tidak bodoh seperti Xavieer.
"Halah mata lo adik kecil, sumpah ya gue males banget deh sama lo. Lagian ya kenapa sih lo atau gue pertahanin hubungan ini padahal jelas-jelas kita berdua udah gak pengen hubungan ini ada," jelas Glory yang sudah muak dengan semua hal ini.
Kalo saja dulu Glory bisa berpikir dengan jernih dan tidak terlalu obsesi kepada Xavieer, sudah dipastikan hidupnya sudah tenang tanpa adanya beban pikiran yang tidak berguna.
"Bukan gue sih, tapi kan lo sendiri yang dulu maksa banget buat hubungan ini ada. Tapi kan ya lo tahu sendiri dari dulu gue udah gak mau sama lo, jadi ya apa boleh buat," ucap Xavieer yang mendekati Glory.
"Nah kan itu dulu, jadi sekarang aja deh gue udah gak mau sama lo. Dan gue harap lo bisa batalin pertunangan ini, lo bisa hidup sama dengan Amanda dan gue bisa hidup dengan tenang," ucap Glory dengan tersenyum bahagia karena dia berharap kalo Xavieer akan menyetujui pembatalan pertunangan itu.
"Menurut lo?" tanya Xavieer dengan menaikan satu alisnya.
"Ya gue jelas lah lo mau batalin pertunangan ini, secara kan ya dari dulu lo itu udah pengen banget udahan sama gue. Dan lo juga tahu kalo dulu gue suka banget nahan-nahan lo buat pergi, nah jadi sekarang lo bisa pergi dari gue dan juga gue gak bakalan nahan-nahan lo lagi," ucap Glory dengan senyuman bahagia.
Jika Glory tersenyum lebar saat membeberkan pendapatnya itu, berbeda dengan Xavieer yang menatap dingin ke arah Glory dan cukup di jelaskan kalo Xavieer tidak setuju dengan apa yang diucapkan oleh Glory.
"Eh lo ngapain deket-deket sama gue," ucap Glory yang panik sendiri melihat Xavieer yang terus saja mendekat ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Xavieer dengan mengangkat satu alisnya dan jangan lupakan Xavieer terus menatap Glory layaknya makanan yang harus segera dia santap sekarang.
"Harusnya gue yang tanya kenapa sama lo, lo kenapa hah ngedeket terus sama gue?" tanya Glory yang berusaha untuk menutupi rasa gugupnya di depan Xavieer.
Bukan karena panik Glory menjauh, tapi takut iman dan takwanya runtuh karena melihat bibir Xavieer yang terlihat sangat menggodanya.
"Ini kalo gue cipok juga gak masalah kali ya, toh dia juga sekarang masih tunangan gue jadi wajar dong kalo gue agak menggatal dikit sama dia," pikir Glory dan Glory langsung menggelengkan kepalanya agar pikiran kotornya itu segera enyah di dalam benaknya.
"Kenapa lo gak langsung nyosor gue? biasa nya lo yang paling agresif kalo kita udah di kamar kaya gini," ucap Xavieer yang malah menggoda Glory dan Glory membulatkan matanya tidak percaya.
"Yang bener aja sialan gue suka nyosor sama lo? lo jangan bohong deh sama gue!" kesal Glory yang masa iya dia seagresif itu hingga suka nyosor duluan sama bibir orang? ya emang sih bibirnya menggoda tapikan....
"Oh lo mau bukti hmm?" tanya Xavieer dan Glory juga yakin kalo apa yang diucapkan oleh Xavieer itu bukan sekedar omongan biasa.
"Ah apa sih, udah deh ah gue mau ke sekolah aja. Males gue sama lo, bukannya lo bikin gue seneng yang ada gue malah stres ngadepin lo yang kaya babi ini," kesal Glory dan...
Cup!
satu kecupan mendarat dengan sempurna di bibir Glory, Glory yang mendapatkan serangan dadakan langsung membulatkan matanya tidak percaya.
Hah? dirinya dicium oleh Xavieer? ini beneran atau borongan sih?
"Lo apaan sih main nyosor-nyosor aja!" sebal Glory dengan mendorong Xavieer untuk pergi dari atas tubuhnya.
Ya tapi mau bagaimana lagi dengan kondisi tubuh Glory yang jauh lebih mungil di bandingkan dengan Xavieer sudah jelas kalo Glory kalah dan Xavieer malah makin dekat dengan glory yang ada di bawahnya.
"Lo bukan Glory kan? karena Glory yang sekarang bukan Glory yang gue kenal dulu!"
🌹🌹🌹🌹🌹