Wont Let You Go

 Jonathan kebingungan, sejak kemarin ia tidak bisa menghubungi sang istri. Menghubungi Ana pun ia tidak mendapatkan jawaban memuaskan.

 Ana hanya menjelaskan jika Selena tengah peegi ke luar kota dikarenakan ada pekerjaan mendadak dan Ana ditugaskan di kantor menggantikan posisi Selena selama ia tugas luar.

 " Ya Tuhan... Honey, kamu dimana sekarang ? Mengapa kamu tidak memberitahuku ? " erang Jonathan.

 Sejak pagi, ia nampak tidak fokus dalam bekerja. Yang ia lakukan hanya bolak-balik melihat ponsel dan berusaha menghubungi Selena meskipun tidak bisa terhubung sama sekali.

 Sementara itu, orang yang dihubungi justru masih betah bergelung di dalam selimut. Tangan Leandro melingkari tubuh Selena sedangkan Selena nampak begitu nyaman berada dalam dekapan Leandro.

 Leandro membuka mata lebih dulu. Merasa sangat bahagia karena Selenalah yang ia lihat saat terbangun.

 Bibirnya menyunggingkan senyum saat melihat wajah cantik yang begitu tenang dan nyaman dalam pelukannya.

 Ya tuhan... Jika ini hanyalah mimpi, tolong jangan biarkan aku bangun.

 Puas memandangi Selena, akhirnya Leandro turun dari ranjang dan menuju ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian, Leandro kembali memandangi Selena dari sisi ranjang.

 Selena perlahan membuka matanya dan yang ia lihat pertama kali adalah senyuman manis Leandro yang tengah menatapnya.

 " Good morning baby. So glad to have you here with me " ucap Leandro lalu mengecup bibir Selena sekilas.

" Morning kiss to start our day " tambah Leandro sambil mengusap bibir Selena.

 Wajah Selena bersemu merah, entah mengapa dadanya berdetak tak karuan kala menerima setiap perlakuan manis Leandro.

 " Kamu mandi dulu, baby. Aku akan menyiapkan sarapan untuk kita " ucap Leandro sambil mengecup pucuk kepala Selena.

 Selena hanya mengangguk, ia tak ingin Leandro mendengar detak jantungnya.

 Selena bangkit dari tempat tidur kemudian bergegas membersihkan diri.

 Leandro tengah sibuk menyiapkan sarapan di pantry. Sandwich yang terbuat dari roti gandum dengan isian telur dan alpukat dan keju lembaran serta banana smoothies dipilih Leandro sebagai menu sarapan sehat untuk Selena. Sementara ia memilih oatmeal dan susu hangat untuk menu sarapannya.

 " Kamu sudah selesai baby ? " tanya Leandro yang mendengar suara langkah kaki mendekat ke arah meja makan.

Glek

 Leandro terpana melihat Selena yang berdiri di depannya. Wanita itu memakai kemeja miliknya yang berwarna abu muda. Kemeja itu panjangnya hanya sepaha Selena, lengannya ia gulung hingga ke siku. Rambut coklat wanita itu terlihat masih basah karena ia tak mengeringkannya.

 " Maaf, aku memakai kemejamu tanpa ijin. Aku... Aku tidak membawa pakaian ganti " ucap Selena canggung.

 " Ah... Ya, tidak apa-apa baby. Kau... Kau... "

 " Aku terlihat aneh ya ? "

 " Tidak, kau terlihat cantik... Sangat cantik " jawab Leandro spontan.

 Leandro sungguh terpesona melihat penampakan Selena yang sederhana namun begitu seksi dan menggoda, membuat miliknya kembali bugar.

Astaga... Baru begini saja aku sudah ingin menggempurnya kembali

Leandro menelan salivanya susah payah. Bahkan jakunnya pun bergerak naik turun. Bergegas ia mengalihkan tatapannya dengan menarik kursi makan.

" Duduklah, kita sarapan dulu ! " seru Leandro kepada Selena dengan lembut.

Menurut, Selena duduk di kursi yang tadi ditarik oleh Leandro dan Leandro duduk di hadapan Selena.

" Aku sudah meminta Ana untuk mengantarkan pakaianku kesini. Tidak masalahkan jika Ana tahu aku disini bersamamu ? " tanya Selena segan.

" Tidak masalah baby. Aku malah lebih senang jika orang lain ada yang mengetahui hubungan kita berdua " jawab Leandro tak keberatan sama sekali.

" Bukankah kita sudah sepakat untuk merahasiakan hubungan kita sementara waktu ? Mungkin hanya orang terdekat kita saja yang boleh mengetahui hubungan kita ini " sela Selena.

" Aku mengerti baby... It's oke, aku akan selalu menunggumu sampai waktunya tiba " sahut Leandro, ia meraih jemari Selena lalu menciumnya.

Selena tersenyum dengan perlakuan Leandro kepadanya. Ia bisa merasakan ketulusan dan besarnya rasa cinta pria itu meskipun pada awalnya terkesan memaksa.

Suara bel pintu berbunyi, menginterupsi momen kebersamaan mereka.

" Biar aku yang membukakan pintu, kau tunggulah " ucap Leandro kemudian bergegas bangkit dari duduknya dan menuju pintu.

Dari monitor, Leandro bisa tahu jika tamu yang memijat bel adalah sekretaris Selena.

Klik, pintu dibuka oleh Leandro.

Ana terperanjat saat melihat pria yang membukakan pintu.

" A... Anda... "

" Masuklah ! Selena sudah menunggumu " titah Leandro mempersilakan Ana untuk masuk.

Ana memasuki pent house dengan ragu, namun keraguannya terhapus ketika melihat Selena yang tersenyum dan berjalan ke arahnya.

" Nona... Syukurlah anda baik-baik saja. Saya sempat khawatir karena tidak mendapat pesan apapun dari anda. Terlebih lagi, saya harus menghadapi Tuan Jonathan yang terus-menerus menanyakan keberadaan anda " keluh Ana sambil memeluk Selena.

Tak lupa Ana menyerahkan paper bag yang berisi pakaian untuk Selena.

" Kau beralasan seperti yang aku perintahkan kan ? "

" Ya, seperti yang anda katakan Nona " jawab Ana.

" Terima kasih Ana, aku tahu aku bisa mengandalkanmu " ucap Selena sambil menepuk bahu Ana.

Ana menengok ke arah Leandro yang tengah memerhatikan mereka sambil duduk di meja makan.

" Em... Nona bagaimana anda bisa bersama dengan Tuan Leandro ? " tanya Ana sambil berbisik. Sesekali ia melirik ke arah Leandro yang masih mengawasi mereka.

Selena tersenyum tipis.

" Nanti aku akan menceritakannya padamu " jawab Selena.

" Baiklah, kalau begitu saya permisi Nona " ucap Ana lantas berpamitan kepada Selena dan juga berpamitan kepada Leandro.

Sepeninggal Ana, Selena bergegas mengganti pakaiannya dengan pakaian yang dibawakan oleh Ana.

Ponsel miliknya baru saja ia nyalakan dan ia bisa melihat banyaknya panggilan tak terjawab juga pesan dari Jonathan.

Tidak ada upaya dari Selena untuk membalas pesan-pesan dari Jonathan. Hongga tak lama kemudian, ponselnya berdering dan itu adalah panggilan dari Jonathan.

" Ya, halo... "

" Halo, honey ? Kau baik-baik saja kan ? Astaga... Aku sangat khawatir karena tidak bisa menghubungimu "

" Maafkan aku, Nath. Kemarin ada pekerjaan mendadak di luar kota dan aku tidak sempat memberitahumu. Ponselku juga kehabisan daya. Maaf sudah membuatmu khawatir "

" Tidak apa, honey. Yang penting kau baik-baik saja "

" Ya... Jangan khawatir, aku baik-baik saja "

" Kapan kau pulang, honey ? "

" Kemungkinan 2-3 hari lagi "

" Ya Tuhan... Aku sangat merindukanmu "

" Sabar ya, aku pastikan ini akan cepat selesai "

" Baiklah kalau begitu, cepat kembali honey. I love you ! "

" Ya, love you " ucap Selena lalu memutus panggilan mereka.

Leandro melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap intens kepada Selena. Sungguh ia tidak suka saat Selena mengatakan kata cinta kepada pria lain.

Selena yang paham jika Leandro didera cemburu hanya bisa menghela nafas. Ia pun bergerak menghampiri Leandro lalu memeluk pria tampan tersebut.

" Itu hanyalah pengalihan agar dia percaya. Perasaanku padanya sudah hilang saat aku tahu dia mengkhianatiku. Jadi tidak perlu kesal seperti itu " ucap Selena lalu mengecup bibir Leandro

" Aku cemburu kepadanya, karena dia pernah menjadi bagian dalam hidupmu " jujur Leandro.

" Ya, itu benar... Tapi, itu tidak akan lama lagi. Karena aku sudah membulatkan tekadku untuk mengakhirinya " sahut Selena pasti.