Mengetahui suaminya telah menikah lagi dan mempunyai seorang anak dari perempuan lain, adalah sebuah kehancuran bagi Yumna yang sedang hamil. Namun, seolah takdir terus mengujinya, anak dalam kandungannya pun ikut pergi meninggalkannya.
Yumna hampir gila, hampir tidak punya lagi semangat hidup dan hampir mengakhiri hidupnya yang seolah tidak ada artinya.
Namun, Yumna sadar dia harus bangkit dan hidup tetap harus berjalan. Dia harus menunjukan jika dia bisa hidup lebih baik pada orang-orang yang menyakitinya. Hingga Yumna bertemu dengan pria bernama Davin yang menjadi atasannya, pria dengan sebutan sang cassanova. Yumna harus bersabar menghadapi bos yang seperti itu.
Davin, hanya seorang pria yang terlanjur nyaman dengan dunia malam. Dunia yang membuatnya tidak terikat, hanya menikmati semalam dan bayar, lalu pergi tanpa keterikatan. Namun, setelah hadir Sekretaris baru yang cukup ketat karena perintah ayahnya, dia mulai memandang dunia dengan cara berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemana Suamiku Pulang?
Suasana pagi yang biasanya sibuk untuk menyiapkan sarapan dan perlengkapan kerja suaminya, dua hari ini tidak. Karena suaminya pergi bekerja ke Luar Kota. Membuat Yumna bisa lebih berleha-leha. Apalagi dengan kehamilan yang semakin membesar.
Ketika dia bangun, langsung mengecek ponselnya. Semalam dia mengirim pesan pada suaminya, tapi tidak mendapatkan balasan. Dan pagi ini berharap suaminya sudah membalas pesan darinya. Tapi, ternyata masih sama seperti semalam, bahkan pesannya belum terbaca.
"Apa sesibuk itu ya sampai tidak membaca pesan dariku?"
Yumna mengelus perutnya saat merasakan sedikit keram yang sudah sering biasa dia rasakan ketika kehamilan memasuki trimester kedua ini. Yumna turun perlahan dari tempat tidur dan pergi keluar kamar menuju kamar mandi.
Rumahnya hanya sederhana, dengan dua kamar tidur tanpa kamar mandi di dalamnya, jadi dia perlu keluar kamar saat ingin mandi. Satu dapur dan ruang tengah. Meski hidupnya hanya seperti ini, tapi dia bersyukur karena mempunyai suami yang begitu mencintainya. Bahkan setelah penantian selama dua tahun lamanya, akhirnya sebentar lagi akan ada bayi kecil yang mengisi hari-hari mereka.
Yumna mengmabil beberapa baju kotor dari keranjang cucian di dekat kamar mandi, bermaksud untuk memasukannya ke dalam mesin cuci. Dia memasukan satu persatu pakaian kotor itu, sampai kemeja biru muda milik suaminya yang di pakai beberapa hari lalu, seolah ada rasa penasaran membuat dia mencium aroma dari kemeja itu. Keningnya berkerut, seolah berpikir dan mengingat-ngingat aroma parfum suaminya.
"Ini bukan bau parfum Mas Rio"
Seketika ada perasaan tidak nyaman dalam hatinya, seolah ada gejolak yang berbentuk curiga dan cemas. Perasaan yang awalnya hanya sedikit cemas, berubah menjadi curiga yang lebih besar ketika ada noda di kemeja suaminya.
"Apa ini?"
Sebuah noda berwarna pink tua, jelas sekali di dekat kerah kemeja. Yumna menyentuh noda itu dengan jemarinya, mencium bau dari noda itu di jari tangannya.
"Lipstik? Tapi ini bukan warna lipstik milikku"
Seketika hatinya menjadi gundah, kecurigaan yang tidak bisa dia hindari. Tapi seketika juga, Yumna langsung mengusir pikiran itu. Dia yakin suaminya akan selalu setia padanya. Apalagi sekarang dia sedang hamil.
"Mas Rio selalu setia padaku, mungkin ini hanya tidak sengaja saja dia menolong teman kerjanya yang hampir terjatuh, seperti dalam film"
Yumna mengusir pikiran negatifnya dan mencoba untuk tetap percaya pada suaminya. Memasukan kemeja biru muda itu ke dalam mesin cuci dan segera mengatur tombol untuk mencucinya. Yumna pergi ke arah dapur, membersihkan meja makan bekas dia semalam, mencuci piring di wastafel. Lalu menyiapkan roti lapis untuknya sarapan pagi ini. Suara dering ponsel terdengar dari arah kamarnya, membuat dia segera berlalu. Melihat nama suaminya yang tertera di layar ponsel, membuatnya merasa senang.
"Hallo Mas, kenapa baru menghubungi aku? Aku kangen loh, anak kamu juga"
"Maaf Yum, semalam aku ketiduran habis rapat penting. Dan pekerjaan juga menumpuk"
"Ah iya Mas tidak papa, kamu baik-baik disana ya. Jaga kesehatan"
"Iya, kamu juga"
Setelah berbincang singkat, sambungan telepon terputus. Yumna kembali ke meja makan dan memakan roti lapisnya sebelum menjemur pakaian yang di halaman samping rumah.
Kegiatannya sehari-hari setelah menikah hanya seperti ini, sebelumnya dia sempat bekerja di sebuah Perusahaan sebagai seorang Sekretaris Direktur. Namun, Yumna sadar jika sudah bersuami maka dia hanya perlu menurut apa kata suaminya. Mas Rio yang melarangnya bekerja dan tetap di rumah saja. Meski begitu, terkadang Yumna selalu merasa rindu dengan masa-masa dia bekerja dulu.
Ponselnya kembali berdering, Yumna menghabiskan roti lapisnya sebelum menerima telepon dari sahabat baiknya. Dulu mereka kuliah di tempat yang sama dan bekerja pun di Kantor yang sama meski berbeda bagian.
"Hallo Yum, lagi apa? Siang ini aku mampir ya, habis rapat di luar dan pengen ketemu sama kamu. Pengen curhat, capek banget kerja.. Huhu..."
"Datanglah, lagian suruh nikah kenapa malah kerja terus sih. Nikah aja Ren, enak loh nikah ada suami yang jagain. Terus kita tinggal diam saja di rumah nunggu suami pulang kerja"
"Yah, kalo Kak Andreas mau, pasti udah nikah dari dulu"
"Belum moveon juga kamu, sudah dua tahun lo Ren"
Yumna tahu jelas bagaimana Irena yang menyukai seseorang yang sampai sekarang mereka tidak pernah bersama, bahkan sudah dua tahun berlalu sejak mereka berpisah dan tidak lagi saling kontak.
Keseharian Yumna hanya seperti ini, beres-beres rumah, mencuci pakaian, memasak dan menunggu suami pulang. Meski terkadang merasa jenuh, tapi Yumna menikmatinya, karena dia ikhlas menikah dengan RIo karena cinta, meski hidup sederhana.
Saat siang hari, Irena benar-benar datang dengan membawa buah dan cemilan untuk mereka. Duduk di atas karpet di ruang tengah dengan makanan yang di bawa Irena di simpan di atas meja.
Yumna sibuk mengupas buah, sementara Irena sedang memakan cemilan yang dia bawa. Yumna hanya tersenyum saja mendengar keluhan sahabatnya yang sudah lelah bekerja.
"Sekarang mengeluh lelah, tapi besok tetap berangkat lagi kerja 'kan?"
"Iya sih, gimana lagi dong, kan butuh"
Yumna hanya tertawa kecil melihat ekspresi sahabatnya yang merengut, seperti bingung dengan pikirannya sendiri.
"Oh ya Ren, mas Rio tugas ke Luar Kota sama siapa aja?"
Irena langsung menoleh pada Yumna, keningnya berkerut dalam, menunjukan kebingungan atas pertanyaan Yumna barusan.
"Suami kamu ada kok, dia tidak pergi tugas ke Luar Kota. Kan kemarin dia baru saja naik jabatan, masa langsung pergi tugas ke Luar Kota. Tadi saja aku ketemu kok di Kantor"
Prank.. Pisau di tangannya langsung terjatuh ke atas lantai. Menoleh dengan seketika dan menatap Irena dengan lekat. Matanya sudah mengembun, dadanya berdebar kencang, ini seperti mendapatkan sambaran petir di siang hari.
"Yum, kenapa? Hey, tenang dulu" Irena memegang tangan Yumna yang bergetar, dia mengambil tisu dan mengelap tangan Yumna yang baru saja mengupas buah itu. "Ada apa? Cerita dulu sama aku"
"Ren.. Hiks... Sudah dua hari Mas Rio tidak pulang, dan dia bilang jika ada tugas di Luar Kota"
"Sial" Irena langsung memeluk sahabatnya yang menangis ini. Mengelus punggung Yumna yang bergetar hebat. "Yumna, kamu tenang dulu. Mungkin memang benar suami kamu pergi ke Luar Kota, dan aku yang tidak tahu tentang itu. Mungkin hari ini baru kembali, dan langsung pergi ke Perusahaan"
Yumna menggeleng dengan masih terisak, dadanya benar-benar sesak. Sudah tidak bisa lagi dia berpikir positif sekarang. Tentang bekas lipstik di kemeja suaminya, bau parfum yang berbeda dari biasanya. Semuanya menjadi hal yang semakin membuat Yumna berpikir pada satu hal yang sama.
"Tadi pagi dia telepon, dan bilang baru akan pulang dua hari lagi. Hiks... Ren, sebenarnya kemana suamiku pulang? Kemana dia?"
Irena juga cukup terkejut, dia dan Rio tidak berada dalam satu devisi, jadi dia jarang bertemu.
"Yumna tenang dulu ya, sebaiknya sekarang kamu ganti baju. Kita pergi cari suamimu, kita selidiki. Aku akan izin ke Kantor untuk tidak kembali masuk hari ini"
Yumna menghapus sisa air matanya, untuk berdiri pun terasa lemas. Irena segera membantunya berdiri dan pergi ke kamar.
Bersambung
Selamat datang di cerita baru, kali ini agak berbeda. Semoga rame dan kalian suka.. Sebelum gue pundung kalo sampe gak rame😭
aduh bang davin jgn terlalu dekat g tau aja kalau yumna lagi senam jantung 🤣