NovelToon NovelToon
Legenda Shinobi Satu Pukulan

Legenda Shinobi Satu Pukulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Daud Nikolas

Di dunia Bintang Biru, setiap manusia akan melalui ritual kebangkitan bakat. Mulai dari peringkat terendah Rank F hingga yang tertinggi Rank SSS, bakat inilah yang menentukan jalan hidup seseorang—apakah menjadi manusia biasa atau pahlawan yang mampu mengguncang alam semesta. Sejak lahir, Ye Chen dianggap tak memiliki masa depan. Bakatnya hanyalah elemen kayu dan aura rubah biasa. Namun, tak seorang pun tahu bahwa rubah di dalam dirinya adalah Rubah Ekor Sepuluh, eksistensi mitos yang melampaui seluruh makhluk sihir. Saat upacara kebangkitan dimulai, seluruh langit bergetar. Ye Chen justru memecahkan batas manusia dan memperoleh bakat misterius: Saitama—Fisik Tak Terbatas, kekuatan tubuh yang berkembang tanpa ujung hingga melampaui segala logika. Namun perjalanan Ye Chen tak sendiri. Kekasih masa kecilnya, seorang gadis berbakat yang selalu berada di sisinya, membangkitkan garis keturunan kuno Uchiha sejak kecil, lengkap dengan mata yang menyala bak api takdir. Tidak hanya itu, dia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daud Nikolas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

Keesokan paginya, Kota Sun digemparkan oleh berita besar yang mengguncang seluruh warga.

“Berita terkini! Seluruh monster di Hutan Angin Gelap telah disapu habis, bahkan Raja Elang Bersayap Empat yang berapi-api dikabarkan tewas!”

Suara siaran itu bergema di berbagai layar dan pengeras suara kota, membuat seluruh masyarakat terkejut. Kota Sun benar-benar heboh. Semua orang tahu bahwa Hutan Angin Gelap berada di sekitar puluhan kilometer dari kota mereka, dan selama ini menjadi sumber bahaya karena sering muncul monster yang menyerang warga.

Namun hari ini, kabar mengejutkan datang — seluruh monster di sana musnah, termasuk raja monster-nya!

“Tidak mungkin… apa benar semua monster sudah lenyap?” ucap salah satu warga dengan wajah pucat.

“Raja monster? Bukankah kekuatannya setara dengan alam pegunungan? Ukurannya saja bisa lebih dari seratus meter dan cukup untuk meledakkan satu kota!” sahut yang lain tak percaya.

“Kalau benar dia terbunuh, siapa yang bisa melakukannya?”

Namun, berita berikutnya membuat seluruh kota semakin gempar.

“Update tambahan! Konon, pembasmi Hutan Angin Gelap adalah dua pemburu berlisensi Rank A!”

Serentak suara teriakan dan gumaman memenuhi jalanan kota.

“Apa? Rank A?”

“Mana mungkin! Rank A memang kuat, tapi membasmi seluruh hutan dan raja monster sendirian? Itu gila!”

“Ini pasti berita bohong! Jangan-jangan media sekarang cuma mau sensasi!”

Banyak warga yang menentang dan menganggap berita itu hanya lelucon belaka. Mereka tahu sistem peringkat pemburu dimulai dari Rank F hingga Rank SSS. Rank A memang luar biasa, tapi untuk menghancurkan seluruh pegunungan ribuan mil? Mustahil bagi sebagian besar orang untuk mempercayainya.

“Berita zaman sekarang makin ngawur aja,” gerutu seorang pria tua di toko. “Rank A bisa menghapus seluruh Hutan Angin Gelap? Mana mungkin!”

Namun di sisi lain, beberapa orang mulai penasaran. Siapa sebenarnya dua pemburu itu yang membuat seluruh Kota Sun bergetar mendengar namanya?

Di sisi lain, di markas cabang Paviliun Pemburu Monster, seorang lelaki tua dengan mata tajam dan cekung duduk di kursinya. Ia mengenakan pakaian sederhana, tapi auranya tegas dan berwibawa. Di depan layarnya, terpampang video yang memperlihatkan Lan Shuang memanah Raja Monster bersayap empat hingga mati dengan Susanoo besar setinggi seratus meter.

Tak hanya itu, tampak juga seorang pria muda dengan cahaya keemasan di tubuhnya, melancarkan ratusan serangan shuriken angin dengan bola hitam di tengahnya. Ledakan demi ledakan menyapu area sejauh ratusan mil tanpa henti. Rupanya, kartu pemburu mereka otomatis merekam seluruh misi.

Di depan lelaki tua itu berdiri seorang resepsionis wanita yang terlihat gugup—Xue Qing, orang yang kemarin menangani pendaftaran Ye Chen dan Lan Shuang.

“Xue Qing, kau benar-benar luar biasa,” ucap lelaki tua itu dengan nada puas. “Kau membawa dua bakat mengerikan ini masuk ke dalam Paviliun Pemburu kita.”

Ia tersenyum lebar. Lelaki tua itu adalah Song Yu, kepala cabang Paviliun Pemburu di Kota Sun.

“Bonusmu bulan ini sepuluh kali lipat.”

Xue Qing langsung membungkuk dalam-dalam dengan wajah berseri. “Terima kasih, Tuan Song Yu!” ucapnya riang sebelum berlari kecil keluar dari ruangan.

Song Yu menghela napas kecil sambil menyeringai. “Anak kecil seperti mereka tidak seharusnya menyembunyikan bakat sehebat itu. Aku bantu kalian... biar seluruh dunia tahu siapa kalian sebenarnya.”

Ia kemudian memposting video penyapuan bersih di Pegunungan Angin Gelap ke seluruh jaringan media Paviliun Pemburu.

Tak lama kemudian, berita itu tersebar luas—mulai dari TV nasional hingga media sosial. Semua orang bisa melihat dua sosok muda, seorang gadis dan seorang pria, membantai seluruh monster di Pegunungan Angin Gelap sendirian.

Deskripsi video:

Remaja berusia empat belas tahun bernama Ye Chen dan Lan Shuang berhasil menuntaskan misi di hari pertama mereka dengan membasmi semua monster di Pegunungan Angin Gelap.

“Astaga! Berita ini nyata!” seru seseorang di jalan.

“Empat belas tahun? Apa mereka dewa turun ke bumi?” teriak yang lain.

“Sial, bakat naga di Kota Sun ternyata berasal dari sini!”

Orang-orang berkerumun, terpana melihat video itu.

Di layar, Lan Shuang berdiri gagah di atas zirah energi bersayap raksasa setinggi seratus meter, memanah Raja Monster bersayap empat yang mengamuk di langit. Setiap gerakannya menimbulkan badai dan gemuruh sejauh seribu meter. Saat panah petir dilepaskan, seluruh area bergetar hebat dan Raja Monster itu roboh, terbakar oleh kilatan biru yang menghancurkan pegunungan.

Sementara itu, Ye Chen tampak dengan jubah emas berkilau, dikelilingi spiral energi berwarna keemasan dan ungu. Ratusan shuriken angin berputar dengan bola hitam di tengahnya, lalu meledak serempak hingga menghancurkan lembah. Ribuan monster lenyap dalam sekejap.

“Hiss... mengerikan sekali...” ucap seorang pria gemetar.

“Kenapa mereka cuma rank A? Dengan kekuatan seperti itu, mereka seharusnya rank S!”

“Benar! Paviliun Pemburu buta! Mereka nggak lihat potensi dua anak ini!”

Seorang wanita muda menatap layar dengan kagum. “Astaga, gadis itu... cantik sekali, wajahnya seperti dewi tapi kekuatannya iblis. Panah petirnya bisa meledakkan gunung!”

Yang lain menimpali, “Dan pria itu, tampan sekali! Serangannya luar biasa, setiap ledakan seperti badai emas yang menyapu dunia.”

Beberapa penonton bahkan mulai berbisik mengenali nama keluarga mereka.

“Bukankah mereka anak dari keluarga Lan Batian dan Xia Yu?”

Video itu pun terus beredar, membuat seluruh Kota Sun benar-benar meledak dalam kehebohan.

“Astaga! Itu putra-putri Lan tua!” seru seorang pria di tengah kerumunan.

“Benar! Aku masih ingat beberapa tahun lalu mereka masih anak-anak bau susu, tapi sekarang… mereka membunuh Raja Monster?”

“Sialan! Lan tua itu benar-benar tak setia kawan! Kenapa dia nggak pernah bilang kalau anak-anaknya berbakat segila itu?”

“Tunggu, aku akan menghubungi dia sekarang juga!”

“Dan si Xia Yu itu juga! Tidak bilang apa-apa! Serang dia juga!”

Beberapa kenalan lama Lan Batian dan Xia Yu mulai panik sekaligus penasaran. Mereka segera menghubungi pasangan itu, membuat rumah keluarga Lan tiba-tiba ramai oleh panggilan dari segala arah.

Di rumah mewah distrik barat, Ye Chen dan Lan Shuang masih duduk di taman belakang, membahas daftar belanja mereka di Mall Pemburu.

“Kalau begitu kita beli busur baru dan batu energi tingkat tinggi saja,” ujar Lan Shuang sambil menulis di daftar kecil di tangannya.

Ye Chen menangguk ringan. “Kita lihat dulu harga di tempat nanti.”

Namun tiba-tiba, dari dalam rumah terdengar suara telepon berdering tanpa henti.

“Hallo, hallo! Iya, kawan-kawan, aku sungguh nggak tahu soal ini,” suara Lan Batian terdengar dari dalam rumah dengan nada panik. “Apa? Video itu? Aku juga baru lihat, sumpah aku nggak tahu mereka melakukan hal seperti itu!”

Di sisi lain, suara lembut Xia Yu juga terdengar dari ruang tamu. “Ehh, iya, maaf ya, Sis… bukan bermaksud nyembunyikan apa-apa. Aku juga kaget, sungguh! Mereka cuma bilang mau ambil misi biasa…”

Ye Chen dan Lan Shuang saling berpandangan, bingung mendengar kegaduhan itu. Mereka pun berdiri dan melangkah masuk ke ruang tamu.

Begitu masuk, mereka melihat kedua orang tua mereka duduk di sofa sambil menonton televisi, dengan beberapa ponsel berdering di meja. Lan Batian menjawab satu per satu sambil tertawa kaku, sementara Xia Yu ikut menahan senyum.

“Sepertinya mereka bangga tapi malu juga,” gumam Ye Chen pelan.

Lan Shuang di sampingnya menyenggol lengannya pelan. “Lihat itu,” katanya sambil menunjuk televisi.

Ye Chen mengikuti arah telunjuknya—di layar besar terpampang video mereka berdua saat membantai ribuan monster di Pegunungan Angin Gelap, lengkap dengan efek ledakan dan komentar heboh dari siaran berita.

1
Daud Nikolas
guyss.izin off ya 5 hari mau persiapan uts bntr aja👍
Kaka Putra
tetap konsisten thor
Kaka Putra
jangan berenti update thor jarang²nih dapet novel menarik,dimari
Daud Nikolas: ok bg aman💪
total 1 replies
Daud Nikolas
ayo guyss baca
Daud Nikolas: jangan lupa like comment dan subrek ya guyss💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!