NovelToon NovelToon
Bound By Capital Chains

Bound By Capital Chains

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Obsesi / Percintaan Konglomerat
Popularitas:987
Nilai: 5
Nama Author: hellosi

Ketika takdir bisnis mengikat mereka dalam sebuah pertunangan, keduanya melihatnya sebagai transaksi sempurna, saling memanfaatkan, tanpa melibatkan hati.

Ini adalah fakta bisnis, bukan janji cinta.

​Tapi ikatan strategis itu perlahan berubah menjadi personal. Menciptakan garis tipis antara manipulasi dan ketertarikan yang tak terbantahkan.

***

​"Seharusnya kau tidak kembali," desis Aiden, suaranya lebih berbahaya daripada teriakan.

"Kau datang ke wilayah perang yang aktif. Mengapa?"

​"Aku datang untukmu, Kak."

"Aku tidak bisa membiarkan tunanganku berada dalam kekacauan emosional atau fisik sendirian." Jawab Helena, menatap langsung ke matanya.

​Tiba-tiba, Aiden menarik Helena erat ke tubuhnya.

​"Bodoh," bisik Aiden ke rambutnya, napasnya panas.

"Bodoh, keras kepala, dan bodoh."

​"Ya," bisik Helena, membiarkan dirinya ditahan.

"Aku aset yang tidak patuh."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellosi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Helena tiba di London Heathrow. Dia melangkah keluar dari pesawat, membiarkan angin dingin kota metropolitan itu menyambutnya.

Di antara para penumpang bisnis yang tergesa-gesa, Helena tampak tenang.

Dia tidak membawa banyak barang bawaan, hanya sebuah koper kecil, melambangkan fokusnya pada misi dan sebuah amplop tertutup dari ayahnya, Fedrick Nelson.

​Di dalam mobil menuju asramanya di London Business School (LBS), Helena membuka amplop itu.

Isinya bukan uang atau pesan emosional, melainkan selembar kertas tebal yang elegan, mencantumkan satu alamat di pusat kota dan sebuah nama, Edward Finch.

​Edward Finch, pensiunan bankir investasi yang sangat dihormati di London.

Helena tahu, ini adalah jaringan rahasia "Istana di Atas Batu" yang telah dibangun Fedrick selama bertahun-tahun.

Edward adalah kunci ke aliansi yang tidak terlihat, sebuah kekuatan yang tidak pernah diperhitungkan oleh pesaing Nelson.

​Keesokan harinya, Helena menemui Edward Finch di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di Mayfair.

Edward adalah seorang pria tua yang ramah, dengan rambut putih terawat, mata yang bijaksana, dan senyum yang tulus. Edward tidak mengenakan jas mahal atau arloji mewah.

Dia hanya memakai turtleneck wol sederhana. Namun, tatapannya memancarkan kekuatan yang lebih besar dari Henhard, kekuatan yang dibangun di atas kepercayaan, bukan uang.

​"Helena, putri Fedrick," kata Edward, suaranya tenang dan hangat.

"Ayahmu memintaku untuk melatihmu. Dia tahu kau bukan hanya seorang pewaris, kau adalah seorang pemimpin."

​Helena duduk tegak.

"Saya siap, Tuan Finch. Saya di sini untuk belajar bagaimana Nelson Corporation bisa bertahan dalam permainan yang brutal."

​Edward tersenyum. "Brutalitas mudah dipelajari. Keberlanjutan adalah seni."

***

Helena sedang menghabiskan waktu di student lounge yang mewah di LBS.

Angin dingin dari luar tidak menembus dinding kaca tebal, tapi udara di dalam terasa beku seiring fokusnya.

Helena meninjau dokumen yang diberikan Edward Finch. 'Analisis Rahasia Aset dan Jaringan Pengaruh Kunci di Eropa.' Mata Helena terpaku pada diagram rumit yang memetakan hubungan antara sekutu-sekutu lama ayahnya di London, yang disebut dokumen itu sebagai 'Vector E-5: The Finch Leverage'.

Ini adalah kekuatan yang tak terhitung oleh siapa pun. Dia berhenti di bagian yang menyoroti peranan Edward Finch sebagai 'The Elder Guardian,' menggarisbawahi bagaimana jaringan kepercayaan telah mengamankan pendanaan kritis yang tidak akan pernah ditemukan di laporan publik.

Dari seberang ruangan, Xavier Eoscar mengamatinya. Xavier tidak mendekat seperti predator yang agresif, melainkan seperti seorang maestro yang menunggu isyarat yang tepat.

Dia mengenali Helena, tidak hanya dari wajah mempesona itu, tetapi dari aura ketenangan di tengah tumpukan dokumen rahasia.

Xavier mendekat, tidak langsung ke Helena, melainkan ke meja sebelahnya, mengambil sebuah majalah bisnis terbitan terbaru.

"Aku harus akui, Nelson," ujar Xavier tanpa melihat, suaranya tenang dan terukur, seolah dia hanya berbicara pada dirinya sendiri.

"Aku terkejut melihat seberapa banyak data yang kau olah di luar kelas. Kebanyakan pewaris hanya membaca label sampanye."

Helena mendongak, matanya yang tajam segera menganalisis senyum ramah Xavier. Dia tahu, Xavier telah menciptakan 'kebetulan' ini, mengganggunya karena rasa tertariknya pada Nelson maupun Aliston.

Helena mengenal Xavier sejak pertama kali dia menginjakkan kaki di London Business School. Mereka adalah orang dari negara yang sama, bahkan menguasai pasar yang sama.

"Tuan Eoscar," balas Helena, senyumnya sama-sama tenang, namun lebih dingin.

"Aku harus akui, aku juga terkejut melihat Eoscar menyisakan waktu untuk berbisik di sekitar kampus, alih-alih mengamankan aset energi mereka yang bergejolak di Timur Tengah."

Tawa ringan Xavier terdengar jujur, tawa yang justru terasa lebih dingin daripada tawa sarkastis.

​"Atau," lanjut Helena, nadanya tenang namun dingin,

"Eoscar Corporation sedang menunggu gejolak geopolitik itu. Aku yakin, Tuan Eoscar, Eoscar Corporation dikenal bisa memanipulasi gejolak tersebut menjadi keuntungan energi terbesarnya. Itu bukan pengawasan, itu adalah timing predator."

"Kami selalu mencari peluang, Nona Nelson. Itu hukum pasar. Tapi tolong, panggil aku Xavier."

Xavier menaruh majalahnya di tepi dokumen Helena dan duduk tanpa diundang, sebuah langkah yang menantang batas pribadi.

"Aiden Aliston," Xavier memulai, langsung ke inti, memotong keheningan.

"Dia di Boston, kau di sini. Jarak itu adalah celah. Dan aku dengar, cincin itu lebih berfungsi sebagai kontrak bisnis daripada janji cinta."

Xavier menatap langsung ke cincin berlian di jari Helena.

"Kontrak adalah hal yang menarik. Kontrak selalu bisa dinegosiasikan ulang, kan? Terutama jika ada pihak yang menawarkan perlindungan yang lebih baik dari ancaman tersembunyi."

Helena menerima tantangan itu dengan senyum kecil yang tajam.

"Menarik," balas Helena.

"Eoscar selalu mencari peluang, dan Nelson selalu mencari aliansi yang stabil. Tapi ada masalah, Xavier. Nelson tidak menjual sekutunya, bahkan tidak dalam kontrak."

Xavier mencondongkan tubuh sedikit ke depan, suaranya merendah.

"Katakan padaku, Helena. Apakah perjanjianmu dengan Aliston bisa dibatalkan jika ada penawar yang lebih baik? Eoscar juga menjanjikan perlindungan yang baik, jika kau menginginkannya. Kami bisa menstabilkan fondasi Nelson lebih cepat daripada yang bisa dilakukan Aliston dari Boston."

Helena bersandar pada kursinya, menatap mata Xavier.

"Setiap kontrak memiliki klausul pembatalan, Xavier. Tapi harga untuk membatalkan pertunangan dengan Pewaris Aliston... itu adalah harga yang sangat, sangat mahal. Aku ragu Eoscar siap membayar harga sebesar itu."

Helena telah meluncurkan serangan balik. Dia tidak membela cintanya, tetapi dia menetapkan harga dirinya dan Nelson Corporation bahwa mereka adalah aset yang tidak bisa dibeli dengan mudah, bahkan oleh Eoscar yang serakah.

Xavier kini tahu bahwa Helena tidak hanya cerdas, dia adalah seorang negosiator tangguh yang menggunakan pertunangannya sebagai perisai dan sekaligus sebagai harga.

Xavier Eoscar menyandarkan punggungnya, seringainya kembali. Helena Nelson telah menantangnya, bukan dengan kemarahan, tetapi dengan negosiasi harga yang dingin di tengah student lounge.

Dia tidak hanya membela Aliston, dia menetapkan nilai dirinya.

"Mahal," gumam Xavier, kata yang terasa lebih seperti janji daripada pengakuan.

Dia mengambil majalahnya dan kembali ke mejanya, meninggalkan Helena untuk kembali ke dokumennya.

Dia tahu, LBS tidak hanya memberinya gelar MBA, LBS memberinya arena yang jauh lebih menarik daripada yang dia duga.

Xavier memandang profil Helena di database kampus. Dia melihat foto formal Helena, dan di bawahnya, dia bisa membayangkan cincin berlian yang kini telah ditetapkan harganya.

Aiden Aliston, dengan strateginya, telah menciptakan kompetitor paling menarik untuk Xavier Eoscar.

"Perjanjian yang bisa dibatalkan jika ada penawar yang lebih baik," pikir Xavier, mengutip kata-kata Helena.

Kalimat itu memberinya sinyal bahwa Helena, meskipun cerdas, adalah seorang pragmatis.

Dia menyadari kehidupan barunya di LBS tidak akan membosankan. Aiden memiliki aset yang berharga di London, dan Xavier bertekad untuk menjadi penawar yang paling memenuhi syarat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!