NovelToon NovelToon
Satu Atap Dua Rumah

Satu Atap Dua Rumah

Status: tamat
Genre:Pernikahan rahasia / Wanita Karir / Keluarga / Poligami / CEO / Selingkuh / Tamat
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Zara adalah gambaran istri idaman. Ia menghadapi keseharian dengan sikap tenang, mengurus rumah, dan menunggu kepulangan suaminya, Erick, yang dikenal sibuk dan sangat jarang berada di rumah.

Orang-orang di sekitar Zara kasihan dan menghujat Erick sebagai suami buruk yang tidak berperasaan karena perlakuannya terhadap Zara. Mereka heran mengapa Zara tidak pernah marah atau menuntut perhatian, seakan-akan ia menikmati ketidakpedulian suaminya.

Bahkan, Zara hanya tersenyum menanggapi gosip jika suaminya selingkuh. Ia tetap baik, tenang, dan tidak terusik. Karena dibalik itu, sesungguhnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kondisi Di Rumah Zara

Kehadiran Mila di rumah benar-benar membuat Zara melupakan ponselnya. Namun, saat Mila mulai bercerita tentang seorang pria misterius yang mengikutinya, pikiran Zara langsung tertuju pada Emily, dan kemudian pada Erick. Serta-merta, Zara mencari ponselnya dan segera membuka pesan yang dikirimkan oleh Erick.

Ia melihat ada pesan dan beberapa panggilan tak terjawab dari Erick, membuat Zara buru-buru menelepon balik. Sayangnya, baik pesan maupun panggilannya kali ini tidak ada yang direspons. Di sisi lain, Erick mulai khawatir. Ia takut Zara akan menghentikan usaha menghubunginya, mengira kesibukannya telah membatasi interaksi mereka. Tapi bagi Zara, upaya membalas pesan dan panggilan tak terjawab sudah terasa cukup, dan ia pun kembali fokus pada Mila.

Meskipun masih terasa sedikit canggung, mereka berdua berhasil mengikis jarak dengan mengisi waktu luang bersama. Mereka bermain catur dan sibuk menata ulang beberapa hiasan interior rumah, menjadikan malam itu terasa akrab kembali.

Malam semakin larut, dan Mila menyatakan ingin tidur. Akhirnya, Mila beristirahat di kamar Zara. Ia memposisikan diri di pojokan, merapat ke tembok, dan menarik selimut hingga sebahu dengan posisi membelakangi Zara. Mila pun terlelap lebih dulu.

Melihat ponselnya yang belum juga mendapatkan balasan dari Erick, Zara sempat membuka media sosial sebentar. Saat sedang scroll, ia menemukan unggahan ambigu di akun Emily yang tampak ditujukan untuk sepasang kekasih. Yang mengejutkan, Emily men-tag akun dengan inisial yang bukan nama Erick.

Zara terdiam sejenak, merenung. "Apakah Mas Erick tahu soal ini?" Ia membatin, namun lekas membisikkan pada dirinya sendiri, "Biarlah itu menjadi urusan mereka."

Tiba-tiba, ia merasa ingin buang air kecil dan bergegas menuju kamar mandi. Tak disangka, momen itulah yang dipilih Erick untuk datang. Erick memiliki kunci akses sendiri, jadi ia langsung masuk tanpa perlu mengetuk atau meminta dibukakan pintu.

Pandangannya menyapu kamar. Ia melihat sosok yang terlelap di pojokan, mepet tembok. Seketika, napas lega dihembuskannya. Erick merasa tenang melihat Zara ada di rumah dan baik-baik saja.

Hampir saja Erick melakukan kesalahan besar. Ia baru menyadari ada orang lain di kamar itu ketika sebuah gerakan tubuh menghentikannya. Zara sudah keluar dari kamar mandi dan memberi isyarat tangan, memintanya untuk diam agar tidak membangunkan yang tertidur.

Erick seketika terkejut. "Dia siapa?" bisiknya cemas.

"Mila," jawab Zara pelan.

Tanpa banyak kata lagi, Erick langsung memeluk Zara erat. "Aku cemas sekali. Tidak biasanya kamu lama sekali membalas pesan, teleponku juga tidak diangkat. Aku takut terjadi sesuatu," ungkap Erick.

Zara tersenyum dan membalas pelukan itu, berusaha menenangkan. "Aku baik-baik saja, Mas. Tadi aku sibuk sama Mila sampai lupa pegang ponsel."

"Memangnya Mbak Emily pergi? Kok Mas bisa datang ke sini?" tanya Zara setelah Erick sedikit tenang.

"Emily hanya tidur."

"Berarti Mas harus pulang sebelum Mbak Emily bangun, kan?" desak Zara.

"Iya. Gampang itu, biarkan aku pikirkan nanti. Yang penting malam ini, aku bisa memelukmu dan anak kita."

Erick pun mendekat, hendak mencium bibir Zara. Akan tetapi sebuah suara serak menghentikan aksi tersebut.

"Ehem!"

Mila berdehem keras. Ketika mereka menoleh, Mila sudah berdiri dengan tangan terlipat di depan dada.

"Jangan lupa, kalau aku di sini. Oh iya, Ra, tadi kan kamu yang minta aku menginap di sini, dan sekarang aku maunya tidur sama kamu."

Mila sengaja mengatakan demikian hanya untuk memisahkan, jelas tidak memberi celah sedikit pun bagi Zara dan Erick untuk berduaan. Ia tidak menyukai Erick yang menjadikan temannya, Zara, sebagai istri kedua. Apalagi statusnya disimpan, masih dirahasiakan dari istri pertama. Mila tahu waktu yang dimiliki pasangan itu terbatas, dan ia berniat menghabiskan waktu yang sedikit itu bersama Zara, mencegah mereka bermesraan.

Tanpa Mila tahu, aksinya yang sekarang akan disesalinya dikemudian hari.

Zara menatap Erick, meminta persetujuan dan maaf melalui tatapan matanya.

Erick menghela napas panjang, berusaha untuk mengerti dan tidak memperpanjang urusan, karena pada sejatinya dialah yang berhak atas Zara malam ini. Tapi dia lebih memikirkan posisi Zara, ia tidak mau membebani wanita itu.

"Temani saja temanmu, Aku akan tidur di kamar sebelah," putusnya. Tapi dalam hati dia tetap tidak mau kalah, memikirkan cara bagaimana baiknya. Hal yang menyangkut Zara, Erick tidak pernah mau mengalah sedikit pun. Ia ingin selalu bersama Zara.

"Iya, Mas. Kamu jangan capek-capek, ya," kata Zara lembut.

"Iya, Zara. Kamu juga, jangan capek-capek. Lekas tidur," balas Erick.

Akhirnya mereka berpisah. Erick berjalan keluar kamar. Begitu melewati ambang pintu, ia mengirimkan pesan singkat kepada Zara.

Isinya, Kalau temanmu sudah tidur, kamu ke kamar sebelah ya, sayang. Ke pelukanku.

Zara tersenyum kemudian membalas pesan itu.

...***...

Sementara itu di luar rumah Zara.

Seorang pria, sosok penguntit yang sempat diceritakan oleh Mila, tengah berdiri dalam kegelapan. Matanya mengamati depan rumah Zara dari balik persembunyiannya. Ia kembali fokus pada layar ponsel, meninjau hasil jepretan yang baru saja didapat, sebuah jackpot yang sangat berharga baginya.

Di layar itu terpampang foto Erick, yang baru saja masuk ke rumah Zara. Inilah momentum yang sudah ia tunggu-tunggu selama beberapa waktu, mendapatkan gambar yang pas dimana bisa menguak sebuah fakta. Begitu lama ia mengintai, namun baru kali ini ia berhasil mendapatkan bukti visual tentang hubungan tersembunyi tersebut.

Pria itu tersenyum puas, tetapi senyumnya segera memudar. Sambil menggumam, ia mengakui jika targetnya, Erick, begitu memperhitungkan .Erick rupanya sangat berhati-hati. Dalam foto itu, Erick tampak mengenakan masker dan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya. Lebih parah lagi, pelat nomor mobilnya tampak sengaja diganti.

"Satu bidikan bagus. Tapi belum cukup," gumamnya, ibu jarinya scroll bolak-balik melihat foto tunggal itu.

Ia tahu, hanya foto yang begitu saja tidak cukup meyakinkan. Ia masih membutuhkan serangkaian bukti visual lain, foto yang lebih jelas, atau rekaman yang menunjukkan interaksi mereka. Bukti-bukti yang tidak terbantahkan, yang tidak bisa disangkal hanya dengan alasan kebetulan.

Laki-laki itu menyimpan ponselnya, menghela napas. Ia memutuskan untuk tetap bertahan di posisinya malam itu. Keberhasilan mendapatkan Erick adalah awal yang baik, tetapi tujuannya belum selesai. Ia harus mendapatkan lebih banyak gambar, bahkan jika itu berarti harus menunggu hingga fajar menyingsing.

Tetapi ketika dia masih stay di tempat persembunyiannya, sebuah tangan langsung menyentuh pundak laki-laki itu. Tanpa menoleh dan juga tanpa pikir panjang, ia langsung ambil langkah seribu, karena yakin pasti itu orang dari pihak Erick.

.

.

Bersambung.

1
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
ehhh, jangan jadi sangkuriang ya. walaupun itu bukan ibu kandung mu
Zenun: ehehehe, iya kak
total 1 replies
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
wah parah kamu zara. kalian cinta sehidup semati. eh emily, malah kamu tinggal sendiri. bersama Azra
Zenun: Xixixi, biarkan Erza dengan Emily dan segaka kerumitannya
total 1 replies
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
sepertinya Zara sudah menduga, jikw Emily hanya pura-pura
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
Erick,,, kata-kata mu sangat mendalam. walaupun kamu telah pergi. nasehat darimu akan diingat selamanya
Zenun: betul tu
total 1 replies
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
jgn2 si erza jatuh cintrong ama si emily. wadidaaawwwww
Zenun: wadidaww, iya emang😁
total 1 replies
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
seneng bgt zenun maen TTS
Zenun: ehehehe
total 1 replies
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
ya ampun pak, dendam kah? 🤣
Zenun: ehehe
total 1 replies
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
Ya ampun Mila/Facepalm/
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
Ya elah thor, kok giniiiiiiiiii. kembalikan erick
Zenun: 🥺🥺🥺🥺🥺🥺
total 1 replies
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
ketika disuruh banyak berdoa, yg terbayang malah di ambang kematian. karena dulu pernah mengalami kecelakaan sama almarhum ayah. yg anterin ke rumah sakit menyuruh agar membisikkan kalimat suci. tapi aku malah takut, takut itu jadi kalimat terakhir.
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
Semoga beneran Erick
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
iya, karena tidak semua keinginan orang harus kita penuhi
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
toh kamu sendiri juga udah kaya
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
Tak apa Emily, seharusnya kamu bangga. Karena sekarang kamu udah mulai berubah
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
Bahkan sepertinya kamu jauh bisa lebih diandalkan 🤭
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
Aaa, ketebak bagaimana reaksi Mila 🤭🤣
🦋⃞⃟𝓬🧸 MULIANA ѕ⍣⃝✰
ini malah lebih parah, karena bisa membuatmu menangis, akibat dirinya yang teriris /Chuckle//Chuckle/
nowitsrain
👌👌
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
nowitsrain
Oyyyyyyyy alamakkkk. Genrenya berubah
Zenun: ehehehe
total 1 replies
nowitsrain
Hmmmm bucin amat si Zara, sampe buru-buru bener nyusul
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!