NovelToon NovelToon
Mr. Ibram

Mr. Ibram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Hidup sebatang kara, dikhianati oleh keluarganya, bahkan diusir dari rumah peninggalan orang tua oleh sang tante, membuat Ayuna Ramadhani terpaksa harus bekerja keras untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin di tengah kesibukkannya kuliah. Ditambah pengkhianatan sang pacar, membuat Ayuna semakin terpuruk.
Namun titik rendahnya inilah yang membuat ia bertemu dengan seorang pengusaha muda, Mr. Ibram, yang baik hati namun memiliki trauma terhadap kisah cinta. Bagaimana kelanjutan kisah Ayuna dan Mr. Ibram, mungkinkah kebahagiaan singgah dalam kehidupan Ayuna?
Selamat membaca
like like yang banyak ya teman-teman
terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KARIER BARU

"Mana tangan kamu?" pinta Rajendra sore itu, sengaja mengantar Ayuna untuk pengumuman lomba. Gadis itu teramat cantik apalagi menggunakan kulot putih dan atasan batik lengan panjang semi tunik berwarna peach, rambutnya hanya diikat dikit ke belakang. Tampak lebih dewasa tapi cantik, Rajendra berulang kali menghela nafas berat, gak rela ceweknya dipandang laki-laki lain.

"Buat?" Ayuna menyodorkan tangan kanannya, namun ditolak Rajendra. Dia minta tangan kiri Ayuna.

"Biar cowok di luar sana tahu, kalau kamu sudah ada yang punya!" Ayuna tertawa, ia tersipu malu saat Rajendra memasangkan sebuah cincin di jari manisnya. Ia menatap lekat Rajendra, ingin mewek tapi takut wajahnya kusut.

"Kenapa? Romantis ya?" ledek Rajendra, selama kurang lebih 3 tahun pacaran, kayaknya baru kali ini ia memberikan cincin pada Ayuna, ternyata respon Ayuna luar biasa. Terlihat dari senyumnya, malu-malu terharu begitulah.

"Pengen nangis, terharu banget aku tuh. Kamu kok kepikiran sih? Kapan belinya?"

Rajendra melihat pintu masuk kantor penyelenggara lomba, "Pas tahu kamu lolos, dan aku yakin kamu pemenangnya. Harap sabar ya, Ndra, di sana pasti banyak cowok ganteng, dewasa dan mapan. Takut kamu kepincut mereka!" ujarnya sembari menunjuk pintu masuk.

Ayuna tertawa, "Gak bakal aku selingkuh, aku sudah tahu rasanya kehilangan, gak mungkin aku melakukan itu ke kamu!"

"Boleh cium sini gak?" tanya Rajendra sembari mengelus kening Ayuna. Gadis itu mengangguk.

Sedetik kemudian, Rajendra mencium kening sang kekasih, hangat dan penuh rasa sayang.

"Nanti kabari kalau sudah selesai, aku jemput!"

"Oke, terimakasih. Hati-hati di jalan, love you!" pamit Ayuna sembari membuka pintu mobil. Ia menyempatkan melambaikan tangan sebelum masuk, sembari tersenyum.

Saat di lobi, ia sudah disambut panitia lomba dengan menunjukkan email undangan, tak lama diantar ke aula saat presentasi tempo hari. Sudah ada Mimi, salah satu finalis yang mendapat undangan sore ini. Ayuna girang bertemu teman barunya ini.

"Kamu cantik banget, Ay!" puji Mimi, mahasiswa dari kampus tetangga yang sempat terpana kecantikan Ayuna.

"Mbak Mimi bisa aja, Mbak Mimi juga cantik kok!" ucapnya ramah. Keduanya pun mengobrol, karena setelah presentasi kemarin, Mimi sering join saat Ayuna live jualan.

"Kayaknya yang juara kamu deh, Ay!"

"Kita semua juara, Mbak. Yang diundang di sini bukannya pemenang ya."

"Iya, tapi kan yang juara 1 dan lain kita belum tahu. Aku menebak saja."

"Makasih deh doanya. Toh juara 1 atau harapan pasti bangga lah."

Obrolan mereka terhenti kala, Jonathan datang. Dia juga finalis yang mengambil tema digitalisasi pendidikan, anak IT punya. Emang senasib dan seperjuangan, mereka mengobrol dengan santai sampai acara di mulai.

Paparan latar belakang, konsep kerja sama dengan para juara, serta informasi singkat tentang kontrak kerja selama 3 bulan ke depan disampaikan Akmal begitu lugas, ia pun menuturkan alur kerja setelah pengumuman juara Mereka fokus akan penjelasan itu, karena acaranya sangat formal.

Pengumuman juara dimulai dari juara harapan 2 secara berurutan hingga juara 1. Namanya yang disebut diharapkan langsung maju untuk pengambilan hadiah, dan sertifikat juara, tak lupa berfoto dengan Mr. Ibram dan Mr. Akmal.

"Selamat kepada Jonathan Alexander sebagai runner up, silahkan maju!" Ayuna langsung kaget, ternyata dirinya dipanggil paling terakhir, menunjukkan dialah pemenangnya.

Setelah Jonathan turun, Ayuna pun dipanggil untuk menerima hadiah. Gadis itu tampak anggun meski sedikit gugup, tak menyangka ia akan memenangkan lomba karya inovasi ini. Sempat insecure karena finalis lain mahasiswa yang sedang menunggu wisuda saja.

"Selamat Ayuna!" ucap Akmal saat menyerahkan plakat hadiah, pria itu melirik ada yang aneh di tangan gadis itu.

"Ada cincin, Bro!" bisik Akmal pada Ibram. Bos muda itu tak menggubris. Melihat Ayuna hanya sebatas anak buah untuk proyeknya. Lagian wajar saja Ayuna ada cincin, orang dia sudah punya pacar. Ibram pun paham akan hal itu, dan dia tak peduli.

Ayuna berfoto dengan Ibram di sesi akhir sembari menunjukkan plakat hadiah, keduanya menghadap ke kamera.

"Jangan lupa senyum ya, Bos!" ucap Opi rese', sedari tadi gak ada tuh anjuran bos untuk senyum kepada para pemenang lain, eh giliran Ayuna, si bos diminta senyum.

"Bos wajahnya lempeng amat, si Ayuna udah cantik banget di kamera!" omel Opi setelah melihat koleksi foto.

"Bos tuh profesional Pak Opi, beda dengan satunya noh!" ujar Uci sembari menunjuk Akmal yang sudah sok asik dengan para pemenang, apalagi ada Ayuna yang ramah. Sudah pasti Akmal sedang mengeluarkan jurus rayuan jomblo cap kuda.

Setelah acara sesi foto, mereka diminta menuju ke Bu Uci untuk mengambil surat kontrak, setelah itu baru menikmati hidangan yang telah disediakan.

Ayuna sudah memegang surat kontrak itu, agak sedih setelah melihat rundown kegiatan, mulai pertengahan juni hingga pertengahan agustus. Sedangkan Ayuna, Juli sampai pertengahan September terjadwal PKL. Pengumuman penempatan PKL pun keluar akhir Juni.

"Kenapa, Ay?" tanya Akmal tiba-tiba duduk di depan Ayuna sembari membawa puding. Dasar Akmal mencuri start lebih dulu untuk menikmati hidangan.

"Hah? Oh ini, Pak tentang Rundown kegiatan."

"Kenapa? Kamu gak bisa?"

"Ini memang dimulai jam 9 sampai jam 3 sore ya, WFO juga?"

"Iya. Konsep kegiatan nanti, kalian berlima akan ditemukan dengan para manajer sebagai koordinator lapangan, sebelum pengajuan izin mendirikan usaha, Ibram meminta semua harus fix, makanya sistemnya WFO, kebanyakan diskusi sih!"

Ayuna mengangguk, wajar banget. Ini proyek ekspansi bisnis, butuh perencanaan yang matang agar mudah mendapatkan izin. "Kenapa?" tanya Akmal penasaran. Jangan sampai Ayuna menolak kontrak ini, Akmal sudah merencanakan untuk PDKT dengan Ayuna. Untuk cincin, palingan itu cincin mainan. Bukan cincin tunangan, trabas sajalah!

"Mulai Juli nanti saya sudah PKL, Pak. Gimana ya?"

Akmal tersedak seketika, ia baru ingat kalau Ayuna masih mahasiswa semester 6, dan tentu saja semester depan gadis itu PKL.

"Pengajuan PKL mandiri saja, Ay. Di kampus kamu ditentukan?"

"Setahu saya iya, Mbak Mimi, saya kan jurusan pendidikan."

"Coba tanya jurusan deh, kamu kan manajemen pendidikan, mungkin bisa di instansi non-pendidikan. Dan kegiatan kita kan sesuai durasi PKL," saran Mimi masuk akal.

Akmal pun segera menemui Ibram untuk mencari solusi permasalahan Ayuna. "Gimana, Mr. Ibram?"

"Kan kontrak ini gak memaksa sih, Mal. Kalau Ayuna mau fokus PKL ya gak usah tanda tangan kontrak."

"Kok jawaban lu gitu sih?" Akmal kecewa, tapi ia juga bego kenapa minta solusi ke Ibram. Uci tertawa melihat ekspresi kecewa Akmal. "Kasih surat pengantar kek biar dia bisa menjalani kontrak ini."

"Pepet terus demi gebetan!" sindir Uci. Ibram hanya berdecak sebal, Akmal sengotot ini pasti ada tujuan tertentu.

"Ya tinggal minta Uci surat pengantar, kenapa ke gue sih, Mal."

"Yes! Ci buatin ya, biar bisa dibawa Ayuna ke kampus secepatnya."

"Ya elah, perasaan Ayuna masih nyantai deh, kenapa Pak Akmal yang repot sih," ledek Uci.

"Tinggal buatin kenapa sih!" ujar Akmal yang langsung pergi, pria itu kembali mendekati meja Ayuna.

"Kasmaran dia sama bocil!" ucap Ibram.

"Eh bukan Pak Ibram ya yang naksir?" ledek Uci.

"Sembarangan!" balas Ibram sewot.

1
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Rian Moontero
qu mampir kak authoor,,semangat up yach💪💪🤩🤸🤸
Lel: terimakasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!