Hanya dengan tinjunya, dia menghancurkan gunung.
Hanya dengan tinjunya, dia membuat lawan gemetar.
Hanya dengan tinjunya, dia menjadi yang terkuat di bawah langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARDIYANSYAH SALAM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20.
"Tujuan turnamen ini jelas: mencari yang terkuat, yang terampil, dan yang paling gigih! Para pemenang akan membawa kehormatan bagi klan atau diri mereka sendiri, dan yang terpenting, mereka akan dipilih untuk mewakili Kota Awan di kompetisi regional!"
Sang juri kemudian melanjutkan dengan mengumumkan peraturan utama turnamen:
Turnamen akan menggunakan sistem eliminasi langsung. Hanya yang menang yang berhak maju ke babak berikutnya.
Pertarungan berakhir jika salah satu peserta, Menyerah secara lisan. Tidak sadarkan diri (Knockout).
Terlempar keluar dari batas arena panggung selama lebih dari lima detik.
Peserta diizinkan menggunakan seni bela diri, energi internal, dan senjata.
Namun, dilarang keras melakukan serangan yang disengaja dan fatal ke area vital lawan (misalnya, mata, tenggorokan). Pelanggar akan didiskualifikasi segera.
Panggung telah diperkuat dengan formasi defensif untuk menahan benturan energi.
Namun, keselamatan diri adalah tanggung jawab masing-masing peserta.
Juri menatap para peserta, termasuk sosok bertopeng 'Thunder Fist' (Yao Ming).
"Para peserta, bersiaplah! Tunjukkan bakat, disiplin, dan kehormatan kalian! Para pemenang akan mendapatkan hadiah berupa Pil dan Ramuan kultivasi berharga yang telah disiapkan langsung oleh Tuan Kota!"
Yao Ming, di antara kerumunan, merasakan jantungnya berdebar.
Fokusnya hanya pada kata "Ramuan kultivasi berharga". Itu adalah tiketnya menuju pemulihan total.
"Sekarang!" teriak Juri dengan suara menggelegar, mengangkat tangannya ke udara. "Turnamen Seni Bela Diri Kota Awan DIMULAI! Silakan Panggil Pasangan Pertama!"
Suasana berubah drastis, dari formal menjadi penuh energi ledakan.
Mata semua orang, dari peserta hingga Tuan Kota, kini tertuju pada panggung. Pertarungan pertama segera dimulai.
*****
Dengan total sekitar 50 peserta yang mendaftar, turnamen segera berlangsung dengan intensitas tinggi.
Namun, di tengah hiruk pikuk pertarungan di berbagai arena eliminasi, perhatian penonton dan faksi besar mulai tersedot pada satu sosok misterius: 'Thunder Fist'.
Yao Ming, di bawah penyamaran ninja hitamnya, bergerak seperti hantu.
Ia tidak perlu berkeringat, apalagi menggunakan seni internal.
Ia menghadapi setiap lawan dengan satu cara yang brutal namun efisien: Tinju Murni.
Pertarungan Pertama, Lawannya, seorang praktisi independen berotot yang mengandalkan kapak, mencoba mengintimidasi.
Yao Ming menghindari ayunan kapak yang lambat, melangkah ke sisi, dan mengirimkan pukulan lurus ke rahang lawan. Lawan itu ambruk tak sadarkan diri sebelum sempat mendarat. Kemenangan dalam satu gerakan.
Pertarungan Kedua, Lawannya adalah seorang murid klan kecil yang menggunakan energi internal.
Yao Ming memanfaatkan kecepatan dan kelincahan fisiknya yang telah mencapai batas tertinggi.
Ia bergerak terlalu cepat untuk dilacak mata telanjang, meninju tepat ke titik tekanan di perut lawan. Meskipun pukulan itu tanpa energi, benturan fisiknya yang murni sudah cukup membuat lawan muntah dan menyerah kesakitan.
Pertarungan Ketiga dan Keempat: Lawan-lawannya yang lebih lihai mencoba menjebaknya, tetapi setiap gerakan Yao Ming adalah pertahanan dan serangan simultan.
Tinju Guntur, meskipun hanya menggunakan teknik gerakan fisik, membawa bobot dan momentum yang luar biasa, membuat setiap benturan terasa seperti palu godam.
Setiap lawan terlempar keluar panggung atau KO dalam waktu kurang dari lima gerakan.
Dalam waktu singkat, Yao Ming telah mengalahkan lima lawan berturut-turut dan melaju mulus ke babak akhir.
Kekuatan tinjunya yang misterius dan dominan menjadi buah bibir di seluruh arena.
Penonton bersorak pada setiap kemenangannya, dan tidak sedikit orang orang yang suka berjudi membuat taruhan untuknya.