Wanita cantik dengan segudang kehidupannya yang kompleks, bertemu dengan laki-laki yang mengerikan tapi pada akhirnya penuh perhatian.
Dengan latar belakang yang saling membutuhkan, akhirnya mereka di pertemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emlove 18
Tak berselang lama, dua sahabatnya masuk ke dalam ruang kerja Rosa.
"Wih, luar biasa Beby!" ucap Jeny si biang heboh
"Gak usah lebay, kalau lo kerasan disini, nanti biar aku usulkan sama Bos, nge ganti tugas gue" sahut Rosa yang masih debar-debar cemas.
"Oh tidak, otak gue gak aman, jantung gue bisa meledak, gue ikhlas in buat lo aja deh Ros, baik kan gue?" mata Jeny berkedip-kedip mirip lampu mobil konslet.
Freya tertawa, lalu menepuk bahu Rosa, "Semangat Ros, cuma lo yang sanggup hadapi Tuan Demitri deh kayaknya, kalau gue mungkin dah minta resign duluan, ngeri!"
"Emang, padahal Bos tampangnya gak ada lawan, tapi sayang_"
"Kejam!"
Ketiganya tertawa, namun di tahan dengan tangannya, masalahnya ruangan itu sangat dekat dengan orang yang di ghibahi pagi-pagi.
"Sudah ah, ini berkas yang di minta Tuan Demitri, dan pembahasan soal bos jangan di sampaikan, soalnya kan lo sekarang anteknya juga nih" ucap Jeny.
"Ck, apaan sih lo" Sahut Rosa segera mengambil berkas yang di berikan oleh Jeny.
Freya memberikan sedikit penjelasan, dia tau kalau hari ini sahabatnya itu akan bekerja sendirian di samping bos yang bisa menerkam kapan saja.
Rosa mendesah pelan, rasanya hari ini beratnya seperti manggul gunung di pundaknya, bayangkan kerja di bantu dua asistennya saja seribet itu, apalagi sekarang hanya dirinya. "Apa dosa ku ya, begini amat nasib gue?"
"Sudah, tenang saja, gaji lo udah pasti naik berlipat ganda Ros, nikmatin aja" ucap Jeny.
"Lo yang nikmati, bakalan sering malak gue" sahut Rosa disambut tawa oleh Freya.
"Udah Ros, kita siap bantu nih, tinggal telp, minta bantuan apa, kita berangkat, jangan khawatir, lagian lo takut banget sih sama Tuan Demitri?, biasanya lo kan gak ada takut-takut nya sama orang"
"Kalian aja yang gak tau, se seram apa mukanya Bos, ngeri!"
"Ngarang lo, muka gantengnya gak ada obat kok malah Lo bilang serem, efek broken hard gagal nikah ni pasti" sambar jeny.
Rosa mendelik, lalu memutar matanya jengah, "Tuan Demitri irit senyum, seingat ku malah gak pernah, belum lagi selalu di mode senggol bacok, gak ada yang bener di matanya"
"Shitt!, beneran?"
"Mau coba?"
"NO!!" serempak keduanya menjawab dengan cepat.
Freya dan Jeny menunjukkan wajah melasnya, seolah merasakan bagaimana tertekannya satu sahabatnya yang bernama Rosa, tak ingin menambah jiwanya makin terguncang, hingga memberikan ide gila titisan dari rumah sakit jiwa.
"Udah sabar, kalau emang makin bikin resah, sekalian aja lo kejar Tuan Demitri, sering-sering kedipin, siapa tau nyantol, lumayan kan Ros" ucap Freya yang sama gilanya dengan Jeny.
"Ck, ide sesat lo, yang ada bukannya kecantol, tapi gue di bawa ke dokter mata, dikira mata gue gejala juling"
Ketawa pecah seketika, namun sekali lagi tak sebebas biasanya, masih terkendali lah pokoknya.
"Gampang Ros, ada satu ide lagi, gue antar Lo ke orang pinter"
"Lulusan S2 maksud lo?"
"Ck, bukan, orang pinter buat nge gaet bos galak macam Tuan Demitri, dijamin langsung klepek-klepek"
"Mati?"
"Bukan Rosa!, Lo ah!'
"Ya apa?, gak paham gua" jawab Rosa.
"Cinta mati sama Lo lah, di jamin katanya, bayangin kalau itu berhasil Ros, lo bakal ikutan jadi konglomerat mendadak!" ucap Jeny antusias penuh api membara di matanya.
"Lo gila!, bayangin kalau tiba-tiba hal itu terjadi, pasti wanita sedunia heboh, memburu yang namanya Rosa itu siapa, belum lagi netizen yang super nekad dan gila, jelas mereka tidak akan terima istri Tuan Demitri hanyalah seorang Rosa, hasil akhirnya mereka semua bayar sniper buat nembus kepala gue, Mati!"
"Ish, ngeri deh ah otak lo mikirnya!" sahut Jeny.
"Makanya mikir Lo kalau ngasih ide, mau ngebunuh teman sendiri pakek ribet!"
Freya tertawa, sedangkan Jeny mengangkat jari-jarinya membentuk mode salam perdamaian ke Rosa, dan percakapan mereka berakhir saat waktu menunjukkan hampir jam sembilan.
Bersiap, Rosa masuk ke ruangan Demitri yang baru saja beranjak dari tempatnya,
"Kita berangkat" ucapnya singkat.
"Baik Tuan" Rosa mengikuti di belakang, dilakukan untuk menjaga kewarasan, baginya menjaga jarak adalah hal utama, pagi tadi sudah cukup tertekan dengan pemberitaan di media sosial, beruntung tidak ada jepretan foto yang terpampang, bisa heboh dunia persilatan.
Maklum Demitri Franindo Rajasa sebagai pemilik perusahaan besar, jelas menjadi sorotan, ditambah statusnya yang masih lajang selalu menjadi sasaran empuk berita hot akan wanita-wanita kaya dan berkuasa yang dekat dengannya, belum lagi artis-artis dunia yang nampak mengejar-ngejar perhatiannya, selalu menjadikan kebersamaan dengan Demitri sebagai alat untuk membesarkan nama mereka.
Dan Rosa orang biasa yang hanya bernasib baik mendapat promo untuk menjadi sekretaris sementara, sudah tau kan batasannya?, tapi takdir siapa yang tau, bahkan kerikil bisa menjadi batu.
"Masuk!" ucap Demitri saat mobil mewah yang berbeda warna kini sudah ada di depan mereka.
"Tuan Demitri nyetir sendiri?" tanya Rosa.
"Hem"
Rosa terkejut, tapi segera masuk karena tak ingin pandangan tajam Demitri semakin menusuk, dan keduanya sudah berada di jalan beberapa detik kemudian.
Sepi, hening dan tak ada percakapan, hanya suara lirih dari lagu slow yang sengaja di hidupkan untuk menemani perjalanan, hingga akhirnya sampai di tujuan.
"Aku sudah mempelajari semuanya, rencana hari ini kita akan mengganti semua surat perjanjian karena mereka sudah berani berbuat curang"
"Iya Tuan saya mengerti, tapi sepertinya kita harus lebih berhati-hati"
"Hem, aku tau, bisa bacakan hasil terburuknya?"
Rosa lalu membuka catatan yang sudah di buat, ada lima poin penting yang berhasil di dapatkan, semua di beritahukan dengan rinci kepada Demitri, ada anggukan, ada alis yang bertaut saat berpikir, bibir yang kadang bergumam namun seksi dan_STOP!, Sadar ROSA!, Lo itu sedang kerja!
Seketika Rosa segera mempertahankan kewarasannya, maklum berada di samping laki-laki yang sesempurna Demitri jelas membuat hormon nya meronta-ronta, secara Rosa masih normal walau masih trauma karena kegagalan menjalin hubungan.
Sementara Demitri merasa aneh dengan raut wajah Rosa yang kadang tak biasa baginya.
"Kamu baik-baik saja?"
"Tidak"
"Apa?" Demitri terkejut dengan jawaban yang di dengarnya.
"Oh maaf Tuan, maksud saya tidak masalah, saya baik-baik saja" Rosa menjawab dengan gugup, hampir saja keceplosan itu mulutnya.
Demitri diam, fokus kembali ke jalanan, jawaban Rosa sudah membuatnya tenang.
Hingga sampai di sebuah tempat, tepatnya sebuah Vila yang jauh dari keramaian, Rosa mengerutkan keningnya.
"Disini Tuan?"
"Hem, mereka menunggu kita"
Rosa melebar kan mata, terkejut dengan tempat pertemuan yang dikiranya sebuah restoran mewah atau di sebuah hotel yang megah, lah ini kok malah di sebuah Vila, bisa gawat ini kalau sampai ada netizen yang lihat, Rosa seketika was-was luar biasa.
Yuk komen buat semangat nulis Author nih,
Bersambung.
🤦🤦🤦