Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Duda Ketemu Calon Janda
Kirana menyodorkan obat batuk dan air mineral pada Bryan. Akibat tersedak tadi, Bryan akhirnya mengalami batuk-batuk. Bahkan, saat pulang ke rumah terpaksa Kirana yang membawa mobilnya, karena khawatir Bryan tak konsentrasi mengendarai mobil.
Sepertinya perkataan Grace tadi mengena di hati Bryan, sehingga membuat Bryan langsung tersindir. Hal tersebut semakin menguatkan dugaan perselingkuhan Bryan dengan wanita yang diduga adalah Maudy.
"Makanya pelan-pelan kalau minum, Mas. Kayak dikejar apa aja!?" Kirana mengusap punggung suaminya, "Mas jangan sakit, dong! Lusa 'kan mau liburan ke Surabaya," sindir Kirana menyebut acara gathering yang akan dihadiri Bryan sebagai ajang liburan dan mungkin juga temu kangen bersama Maudy.
"Acara kantor, Yank. Bukan liburan." Bryan meralat karena Kirana menganggapnya berlibur.
"Coba gathering boleh bawa family, Mas. Aku ikut ke sana, sekalian bisa mampir ke tempatnya Maudy." Kirana memasang wajah sendu, tapi netra menatap wajah Bryan, ingin tahu ekspresi sang suami ketika ia sebut nama Maudy.
"Hmmm, Maudy juga 'kan kerja, Yank." Bryan menghindar dari tatapan Kirana ketika menjawab, berusaha santai seraya mengambil bantal yang akan ia jadikan sandaran kepalanya.
"Dia 'kan kerja sampai sore. Malam dia pasti nyantai di apartemennya." Kirana membayangkan Bryan akan mengunjungi apartemen Maudy dan akan memadu kasih di sana.
Membayangkan hal itu dada Kirana kembali bergejolak. jantungnya berdebar kencang Emosinya mulai terpercik, seakan ingin ia luapkan pada Bryan.
Kirana mencoba mengontrol emosi. Menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Ya sudah, Mas tidur saja dulu. Aku ingin lihat anak-anak." Hanya anak-anak yang saat ini dapat membuat otaknya berpikir secara jernih, sehingga Kirana memilih meninggalkan Bryan sendirian di kamar.
"Anak-anak 'kan menginap di rumah Mas Andrew, Yank!" kata Bryan ketika Kirana melangkah hendak meninggalkan kamar..
"Astaga!" batin Kirana memejamkan mata. Dia sampai terlupa kalau kedua anak-anaknya saat ini tidak berada di rumah.
"Oh iya, kenapa aku jadi pikun gini, ya?" Kirana menepuk keningnya. "Ya sudah, aku mau ke dapur dulu, Mas." Kirana beralasan dan bergegas meninggalkan kamar.
Tak melangkah ke dapur, Kirana justru pergi ke kamar anak-anaknya yang kosong. Ryan dan Reva tidur dalam satu kamar, hanya dipisah oleh partisi kayu yang membatasi tempat tidur, lemari pakaian, meja belajar Ryan dengan tempat tidur, lemari dan rak mainan milik Reva. Karena Reva baru berusia tiga tahun, biasanya selalu ditemani Sus Ina yang tidur di kasur sorong spring bed Reva.
Hening, itulah yang ia rasakan di kamar anaknya yang kosong. Kakinya melangkah masuk dan duduk di tepi tempat tidur Ryan.
Kembali dia menarik nafas yang masih terasa sesak. Tak bisa ia bayangkan bagaimana dengan anak-anak, terutama dengan Ryan jika tahu papa yang selama ini dibanggakan ternyata berkhianat.
Jika perceraian itu terjadi, mungkin dia yang akan pergi dari rumah yang selama sepuluh tahun mereka menikah, ia tempati bersama Bryan. Rumah ini dibeli dan direnovasi oleh Bryan, sehingga ia menganggap ia tak berhak menempatinya, meskipun ada anak-anak mereka yang akan ia perjuangkan hak asuhnya jika sampai mereka benar-benar berpisah.
Terlalu banyak kenangan indah di rumah ini, sehingga tak sanggup jika Kirana harus tetapi bertahan di rumah mereka.
"Maafkan Mama, Bang, Adek. Seandainya Mama nggak sanggup diduakan. Mama harus berpisah dengan Papa." Tak kuasa menahan rasa kecewa, tangis Kirana pun seketika pecah di ruangan yang sunyi itu.
***
Andra masih merasa penasaran dengan keberadaan Kirana dan Grace di restoran tempat dia bertemu dengan relasi bisnisnya semalam. Grace mengatakan kalau Kirana adalah klien-nya dan dia sedang melakukan penyamaran. Memangnya apa yang sedang diselidiki Grace soal Kirana? Itulah yang membuatnya penasaran.
Seorang pegawainya menyewa seorang detektif swasta? Bukankah itu hal yang aneh? Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Andra.
Andra lalu meraih ponselnya. Dia mencoba menghubungi nomer Grace.
"Halo, Om. Ada apa?" Suara Grace langsung terdengar di telinga Andra saat panggilannya pada nomer Grace terhubung.
"Bagaimana penyelidikanmu semalam? Berhasil?" Tak banyak berbasa-basi Andra langsung menanyakan soal aksi penyamaran Grace di restoran tadi malam. Dia sendiri tak tahu Grace menyamar sebagai apa malam itu.
"Lumayan, Om. Bikin target masuk perangkap," sahut Grace.
"Sebenarnya apa yang terjadi, Grace? Apa yang sedang dialami oleh Kirana?" Dari sedikit percakapan Grace dengan Kirana semalam, dia menangkap kalau ada sesuatu dengan suami Kirana.
"Besok aku mampir ke kantor Om, deh. Aku akan cerita masalah yang dihadapi Mbak Kirana." Sayangnya, Grace tak segera memberitahu masalah yang terjadi hingga membuat Andra makin penasaran.
"Oke." Tak lama kemudian sambungan teleponnya dengan Grace berakhir.
"Memangnya ada masalah apa dengan dia?" Andra masih belum bisa berhenti memikirkan Kirana.
"Astaga, kanapa aku terus memikirkan dia?" Andra mengusap kasar wajahnya. Cerita Nabila tentang kebaikan Kirana sepertinya sangat mempengaruhi sikapnya saat ini pada wanita itu.
Sementara di rumah Rizal dan Grace.
"Ada apa Om-mu telepon?" tanya Rizal ketika Grace menutup panggilan teleponnya.
"Tanya soal masalah yang dihadapi Mbak Kirana. Papih tahu, nggak? Ternyata Om Andra itu bos-nya Mbak Kirana, lho." Grace semalam lupa memberitahu Rizal kalau Kirana dan Andra saling kenal.
"Oh ya?" Kening Rizal berkerut.
"Iya, Pih. Kayaknya bisa aku jodohkan Om Andra sama Mbak Kirana kalau sudah cerai dari si tukang selingkuh itu. Duda ketemu calon janda." Sudah tersusun rencana di otak Grace jika Kirana sudah resmi berstatus janda.
"Sebaiknya nggak usah ikut campur urusan jodoh orang, Grace. Kamu lupa soal Bella dan Aldi?" Rizal mengingatkan soal rencana Grace yang gagal menjodohkan anaknya dengan pria yang menjadi saingannya dalam memperebutkan Grace.
"Namanya juga rencana, Pih. Ada yang berhasil ada juga yang gagal. Kalau kemarin gagal, siapa tahu kali ini berhasil." Grace masih bersikukuh untuk menjadi penghubung antara Andra dan Kirana kalau Kirana sudah bercerai nanti.
"Oh ya, Pih. Gimana rencana di Surabaya nanti?" tanya Grace tentang rencana yang akan mereka kerjakan dalam penyelidikan hubungan Bryan dengan Maudy.
"Aku sudah selidiki apartemen wanita itu. Kebetulan unit apartemen di sebelahnya tidak berpenghuni. Aku sedang coba hubungi pihak pengelola apartemen supaya bisa memakai apartemen itu untuk bisa aku tempati sebagai usaha mendekati Maudy." Rizal memaparkan rencana yang akan dia jalankan selama di Surabaya.
"Ingat ya, Pih! Dia itu ahli dalam merebut suami orang. Jangankan suami orang lain, suami temannya sendiri saja dia tikung. Jangan sampai Papih malah terbuai mengikuti permainan ini!" Grace sudah mewanti-wanti agar suaminya itu tidak tergoda pada sosok Maudy yang ia anggap sebagai wanita penggoda, perusak rumah tangga orang.
"Secantik apa pun dia. Sehebat apa pun dia berusaha menggoda suami orang, buatku nggak ada yang bisa mengalahkan istri nakalku ini." Rizal mengangkat dagu Grace dan menyentuh bibir sang istri hingga mereka saling berpagutan dengan mesra.
*
*
*
Bersambung ....
dijamin aman dari Bryan
kayanya biarpun Bryan mengemis2 minta balikan
Kirana bakalan ogah2han
selingkuh itu penyakit yah
tat udah di maafkan di kasih kesempatan ke 2 malah di belakang selingkuh lagi,,
ogah lah balikan lagi sama laki² kayak Bryan.jangan jadikan anak² sebagai alasan .mereka akan baik² saja .
ayo na pergi bawa anak2 ke tempat yg gk bryan tau,,,,
Semua sudah jelas Bryan.
Jangan persulit kalau Kirana minta cerai