Last Punishment : DEATH

Rasika yang melihat wajah Gaurav langsung terkejut. Dia tak menyangka bahwa selama ini pria yang dia pikir pria baik-baik merupakan pembunuh keji. Gaurav hanya bisa terdiam menatap Rasika yang kini memandangnya sebagai pembunuh. Di tengah Rasika dan Gaurav saling menatap, direktur bank itu berusaha melepaskan diri dari Gaurav. Karena perlawanan itu, Gaurav langsung naik pitam dan menusukkan sebuah besi tumpul ke perut nya berkali-kali di hadapan Rasika. Darah mulai mengalir deras, dan muncrat ke wajah Rasika. Gaurav perlahan mendekati Rasika untuk menenangkannya.

"STOP. JANGAN BERGERAK SEDIKIT PUN, " teriak Rasika.

"Rasika aku akan jelaskan semuanya, "

"TIDAK GAURAV. K-KAU PEMBOHONG. KAU PENIPU. D-DAN... Kau... Kau juga pembunuh?" ucap Rasika yang mulai menangis.

"Rasika aku melakukan dosa untuk mereka, "

"APA YANG SUDAH MEREKA PERBUAT SAMPAI KAU BISA SETEGA INI GAURAV?"

"Rasika, aku-" belum selesai Gaurav menjelaskan, tiba-tiba suara mobil polisi mulai berdatangan. "Rasika. Aku terima jika setelah ini kau ingin putus dan menjauh dariku. Tolong jangan beritahu siapa aku kepada polisi. Jika kau mengantakannya.. Aku tidak punya pilihan lain Rasika. I'm sorry, and I love you, " ucap Gaurav yang kemudian melarikan diri meninggalkan Rasika sendirian di tengah banyak nya mayat yang berserakan. Polisi yang datang langsung masuk dan mengamankan Rasika yang sangat trauma. Rasika menjadi saksi dalam kasus itu, namun semua sia-sia. Rasika yang tertekan ancaman dan cinta hanya bisa diam. "A-aku... Aku tidak tau bagaimana semua bisa terjadi."

Karena kejadian ini, Benjamin kakek Rasika sampai datang ke Kolkata untuk menjemput cucunya kembali pulang ke Mumbai. Dan sejak saat itu juga, Rasika tidak pernah bertemu dengan Gaurav. Dan memutuskan untuk mengkahiri hubungan mereka secara sepihak. Gaurav sendiri masih menyimpan perasaan yang begitu dalam pada Rasika sampai saat ia bertemu dengan Nainaa.

...***...

Setelah mendengar cerita dari Gaurav, tanpa sadar Nainaa meneteskan air mata. Dia lalu menghapus air matanya, dan berniat pergi. Namun Gaurav menahannya.

"Nainaa. Jika kau cemburu dan marah karena ini aku minta maaf. Aku sudah melupakan Rasika saat tau dia sudah menikah dan berkeluarga. Dan aku... Aku ingin memulai kembali lembaran yang belum selesai, bersama mu.." ucap Gaurav meyakinkan Nainaa. Mendengar itu, Nainaa berbalik dan langsung memeluk Gaurav dengan sangat erat.

...***...

Malam itu, istri Prasad mengundang Gaurav dan juga Nainaa untuk makan malam bersama di rumahnya. Prasad tinggal bersama istri, dan dua orang putri kembarnya Radha dan Radhe yang masih berusia 7 tahun. Saat itu, kedua putrinya sedang asik bermain kembang api di balkon rumahnya sambil menunggu masakan jadi. Mereka tidak sengaja menjatuhkan kembang api ke tumpukan jerami kering dekat kadang ternak Prasad. Radha dan Radhe yang belum mengerti apa-apa mengabaikannya dan lanjut bermain kembang api.

"Rajesh sudah membawa kasus Abimanyu ke balai pusat kota New Delhi. 3 hari lagi, Abimanyu akan di pindahkan ke penjara umum pusat kota, dan menjalankan hukumannya di sana. Gaurav, ini bukan masalah spele. Jika kita tidak bergerak cepat, Abimanyu akan di hukum mati atas dosa yang tidak dia perbuat. Dan kau... Akan menanggung dosa karena sudah memisahkan seorang ayah dari anak nya yang belum lahir.. "

"Paman tenanglah.. Sebelum malam esok tenggelam, Chaturvedi akan menjadi abu, dan Abimanyu akan bebas.. "

"Gaurav. Berjanjilah pada paman, setelah Chaturvedi tiada kau tidak akan lagi melakukan hal ini!"

"Aku berjanji paman." Di tengah perbincangan itu, tiba-tiba Prasad mencium adanya aroma bakaran.

"Apa kau menciumnya Gaurav?"

"Ayolah paman. Apa kau sudah lapar sekali?"

"Bukan aroma masakan itu Gaurav. Tapi aroma lain." Mendengar itu, Gaurav diam dan mencoba untuk mencium aroma yang di maksud oleh Prasad. Benar saja, Gaurav juga mencium aroma lain selain aroma masakan. Karenanya, Gaurav dan Prasad pun pergi untuk mencari asal aroma tersebut.

Setelah mencari asal suara, mereka terkejut melihat kobaran api yang mulai membesar di sekitar kadang ternak milik Prasad. Karena ini, mereka pun bergegas turun untuk memadamkan api itu. Prasad langsung menyalakan keran air dan menyiram kobaran api itu. Namun tidak dengan Gaurav yang mendadak terdiam. Wajahnya tiba-tiba berubah pucat, dan keringat mulai keluar sedikit demi sedikit. Pandangan Gaurav tiba-tiba berubah. Berasal dari kebakaran ternak yang masih kecil, berubah menjadi insiden kebakaran 12 tahun lalu. Kebakaran yang terjadi di sebuah terminal bus dan merenggut puluhan korban jiwa. Dalam penglihatan Gaurav, ia melihat bayangan seorang anak kecil mengenakan baju kurta putih. "Bhaiyaaa..." itulah ucapan yang selalu Gaurav dengar. Saat istri Prasad dan Nainaa turun, mendadak Gaurav jatuh pingsan.

...\*...

Waktu sudah menunjukkan jam setengah 3 pagi, Gaurav terbangun dari pingsannya. Dia kini berada di rumah Prasad.

"Bha-bhaiya.. " gumam Gaurav pelan. Prasad yang menunggui Gaurav langsung menghampirinya.

"Gaurav... Kau baik-baik saja?"

"Kepala ku sakit paman, "

"Istirahatlah, "

"Dimana Nainaa?"

"Supir ku sudah membawanya pulang tadi." Gaurav merasa cukup tenang mendengar Nainaa sudah pulang.

"Paman, aku ingin bertanya sesuatu, "

"Katakan?"

"Setelah ayah ku, kau yang paling mengenal ku sejak kecil. Setiap kali ada insiden kebakaran depan mata ku, aku selalu mendapatkan penglihatan anak kecil yang terjebak di kobaran api..."

"Dalam penglihatan ku, anak itu menangis memanggil kakak nya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah aku mempunyai kakak?"

"Gaurav. Soal itu paman tidak tau nak, "

"Paman tolong jangan sembunyikan apa-apa dariku, "

"Tidak Gaurav. Paman berani bersumpah tidak mengetahui apa-apa soal dirimu." Gaurav hanya bisa diam mengingat kembali penglihatan yang ia dapat. Tiba-tiba ponsel Gaurav bordering, rupanya panggilan dari Prathap.

"Siapa Gaurav?"

"Prathap, "

"Jam segini?"

"Aku memintanya untuk memata-matai kediaman Abimanyu, "

"Untuk apa?" Gaurav tidak menjawab persoalan Prasad, dan menerima panggilan itu.

"Hallo Prathap, ada apa?"

"GAURAV GAWAT." Gaurav langsung tegang mendengar suara teriakan Prathap.

"Ada apa Prathap?"

"Keluarga Abi di serang oleh anak buah Chaturvedi, "

"Apa kau yakin serangan itu perintah Chaturvedi?"

"Aku melihatnya sendiri Chaturvedi datang ke sini, "

"Kau dimana sekarang?"

"Aku membawa keluarga Abi bersembunyi." Gaurav langsung mengkahiri panggilan tersebut, dan bersiap-siap untuk pergi. Prasad pergi ke kantor polisi untuk meminta bantuan kepolisian. Abimanyu yang mendengar kabar itu menjadi panik dan berteriak agar polisi mengizinkan nya pergi menyelamatkan keluarganya.

"Abi. Maafkan saya. Kami tidak bisa membebaskan mu begitu saja, "

"Ta-tapi pak, keluarga saya..."

"Kami akan menyelamatkan keluarga mu." Prasad lalu pergi bersama Tim kepolisian menuju rumah Abimanyu.