Demi menjalankan misinya mencari tahu mengenai pelaku pembantaian massal keluarga Anthony, dengan rela Tuan Vigor menikahkan putri tunggalnya dengan seorang mafia yang merupakan putra sahabatnya untuk melancarkan misinya dan mendapatkan harta yang ia inginkan. namun lain halnya dengan si mafia, yang mempunyai tujuan lain dengan adanya ia masuk kedalam keluarga elit itu untuk bisa menguasai dan mengendalikan keluarga itu lewat Calon istrinya yang saat ini mendapat julukan Bloody Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vionnaclareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selingkuh
Cahaya terang perlahan menerangi teras rumah dan terlihat 4 mobil mewah yang baru saja melintas melewati gerbang rumah mewah itu. Melihat kedatangan ke empat mobil itu, para penjaga langsung berbondong bondong menghampiri salah satu mobil untuk menyambut kedatangan tuan rumah mereka. Salah satu pria bertubuh kekar mulai membuka pintu mobil dan seorang gadis yang kini memakai pakaian berwarna merah keluar dan masuk ke kediamannya.
"Yoona." Panggil seorang pria berumur 45 tahunan itu pada putrinya yang baru saja masuk kedalam rumah dan membuat sang pemilik nama itu sontak menatapnya.
"Kau habis dari mana saja sayang, kau habis bermain lagi hari ini?" Tanya seorang wanita yang juga berdiri di sana.
"Hanya sebentar Ma." Jawabnya singkat sembari menatap ke dua orang tuanya itu.
"Yoona, besok lusa kau akan menikah, jadi jagalah kesehatan mu dan jangan terlalu sering tidur malam agar kulitmu tetap terawat dengan sehat."
"Tentu saja Ma, dan iya Pa, dihari pernikahan ku besok lusa, Yoona juga ingin memberi hadiah untuk papa." Jawab gadis itu sembari menatap pria berkumis di depanya.
"Hadiah? Hadiah apa sayang?" Tanyanya pada putrinya yang masih berumur 20 tahun itu.
Yoona tersenyum mendengar pertanyaan papanya itu seakan akan senyumnya itu selalu memiliki banyak arti dibaliknya. "Nanti papa juga tahu, tunggu saja, papa pasti akan senang dengan hadiah yang ku berikan." Jawabnya singkat lalu langsung pergi begitu saja dari hadapan kedua orang tuanya.
***
[Keesokan harinya]
Sesuai rencana hari ini Yoona pergi ke mall untuk berbelanja bersama sang kekasih, gadis itu membeli banyak sekali barang seperti pakaian, aksesoris dan alat make up hingga tidak bisa di hitung berapa pengeluaran yang sudah ia habiskan, dia asal ambil dan beli tanpa harus peduli dengan digit yang ia keluarkan.
Sebuah gerbang besi baru saja terbuka oleh seorang pria tua ketika melihat sorot lampu mobil yang tiba disana. Setelah pintu gerbang itu terbuka sepenuhnya pemilik mobil itu langsung melajukan mobilnua untukm masuk kedalam dan berhenti di depan terasnya.
"Wahh sudah lama sekali aku tidak kemari." Ucap Yoona sembari menatap ke arah luar rumah yang terlihat begitu mewah.
"Setelah besok kau akan tinggal disini dengan ku honey." Sahut pria yang sedari tadi duduk di kursi kemudi.
"Bagaimana kalau kita buat BBQ, sepertinya aku menyimpan daging sapi di kulkas, pasti akan sangat menyenangkan." Lanjutnya sementara Yoona hanya tersenyum sembari menatapnya.
Yoona tersenyum manis menatap ke arah pria yang ada didepannya. "Sebenarnya aku mengajakmu kemari karena aku ingin menanyakan sesuatu padamu Luan." Ucapnya dengan begitu serius seakan akan banyak sekali pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada pria didepannya itu.
"Apa itu?"
Yoona menghela nafas panjang sembari sesekali menunduk "Apa kau mencintaiku?" Tanyanya tiba tiba.
"Apa yang kau tanyakan ini honey, pernikahan kita sudah dekat, dan kau masih meragukan hal semacam itu?"
"Tapi kenapa kau akhir akhir ini sering menghindar dariku, bahkan kau jarang menghubungi ku, kau tidak berniat bermain di belakangku kan?" Tanyanya lagi dengan penuh harapan yang sudah ia pendam di hatinya.
"Yoona, kita sudah kenal sejak SMA iya kan, dan kau tahu betul bagaimana aku begitu juga sebaliknya, jangan mengkhawatirkan hal semacam itu, kau satu satunya wanita yang ku cintai." Jawabnya yang kemudian terdengar suara dering ponsel disana.
"Sebentar Honey." Ujarnya yang ingin mengangkat teleponnya itu.
" Lihatlah,kau menghindar dari ku lagi kan, Luan lihat dan jawab aku,apa kau mencintai ku?" Tanyanya yang langsung menarik kemeja pria itu sehingga membuatnya berpaling dari handphonenya itu, dan membuat jaraknya semakin dekat dengannya
Mendengar hal itu pria yang kini jaraknya begitu dekat denganmu seketika menatapnya dengan begitu lekat sembari tersenyum dengan begitu manis.
Cupp
"I love you honey" Ucapnya setelah berhasil mengecup bibir gadis itu sekilas.
" tunggu sebentar aku mengangkat telepon dulu" Lanjutnya yang kembali memalingkan pandangannya lagi untuk bermaksud mengangkat panggilan yang terus masuk ke dalam ponselnya..
"Luan... " panggilnya yang membuat pria itu menoleh kearahnya lagi, melihat hal itu Yoona langsung menarik kerah kemejanya dan mencium bibirnya begitu saja yang membuat pria itu lagi lagi mengacuhkan ponsel miliknya itu.
Gadis cantik itu perlahan mulai melumat bibir pria itu, sehingga membuatnya pemilik bibir itu terlena dengan suasana yang membuatnya perlahan mulai membalas semua sentuhan yang dia berikan padanya
"Ada apa honey" Tanya Luan setelah berhasil memojokkan gadis itu di kursi mobilnya itu.
" Aku tidak mau kau mengacuhkan ku Luan." Jawabnya sembari menatap pria yang kini posisinya begitu dekat dengannya.
" Kenapa?"
" Apa aku membutuhkan sebuah alasan." Jawabnya sembari meraba jakunnya itu lalu kembali melumat bibirnya kembali dengan begitu agresif nya. Sementara Luan yang merasakan hal itu sontak membuat nya membalas semua itu sembari memeluk tubuh nya dengan begitu eratnya.
" Kau menginginkannya, pernikahan kita besok sayang,aku tidak akan bisa terkendali jika kau berkata iya." Tanyanya sedangkan Yoona hanya tersenyum menatapnya.
" kenapa harus menunggu besok honey kalau kita bisa melakukannya sekarang, dan tidak ada kata tidak bagiku." Ujarnya sembari membuka satu persatu kancing kemeja pria itu
Mendengar hal itu membuat Luan langsung melumat bibir Cherry nya begitu saja, sehingga suasana di dalam mobil itu semakin panas ketika lumatan mereka mulai begitu agresif dan kasar.
" Sebentar Honey." Kata Luan yang sudah tel4nj4ng dada karenanya lalu keluar begitu saja dari dalam mobilnya,dan tidak lama kemudian pintu mobil yang ada di samping Yoona tiba tiba terbuka olehnya dan dia pun langsung menggendong gadis itu masuk kedalam rumahnya.
Pria itu membawa Yoona masuk kedalam kamarnya yang berada di lantai atas, sesampainya disana pria itu langsung melemparnya begitu saja diatas kasur big size miliknya.
" Luan...,Aku sangatlah mencintaimu,aku sangat berharap besar kau tidak menghianatiku " harapnya pada pria yang sudah berada di atas tubuh gadis itu, dan tidak sabar untuk mengeksekusinya.
" Aku tahu itu." Jawabnya sembari berusaha membuka baju yang masih Yoona kenakan itu.
"Honey...." Panggilnya yang langsung mengalungkan lengannya pada leher pria yang ada di depannya, lalu mencium dan melumat bibirnya kembali sehingga dia berhasil merubah posisinya saat ini, Yoona terus mencium dan melumat bibirnya itu dengan begitu agresifnya seakan akan dia ingin membuatnya terlena dengannya.
" Aku sebenarnya tidak ingin melakukan hal ini Luan, ,tapi kau membuat ku harus terpaksa menjebak mu di saat seperti ini."
" Apa maksudmu Honey?" Tanya nya keheranan sedangkan gadis itu langsung mengambil sebuah belati panjang yang sedari tadi dia simpan di baju belakang dan langsung menusukkan belati itu tepat perutnya.
JLEBB
"ARGHHHH....apa yang kau lakukan."
"kau yang membuat ku harus seperti ini Luan, jika kau tidak melakukan kesalahan yang fatal, baby kita pasti sudah terbentuk disini." Cetusnya sambil memperdalam tusukannya itu sehingga membuat pria itu seketika memuntahkan darah dari dalam mulutnya.
" Aku sangat kecewa padamu." Lanjutnya sedangkan pria itu perlahan kehilangan kesadarannya begitu saja.
Melihat hal itu membuat Yoona merasa lebih lega,namun entah kenapa membuat hatinya terasa begitu sakit, sebab ia tidak pernah menyangka pria yag begitu ia cintai akan tiada di tangannya.
Yoona turun dari ranjang itu dan mengambil ponselnya untuk menghubungi salah satu nomor disana.
" kau sudah menangani wanita itu kan?"
"Sudah Noona, sesuai perintah Noona gadis ini sekarang aman dengan kita."
Yoona tersenyum tipis sembari menatap Luan yang masih tergeletak di atas ranjang dengan pisau yang menancap di perutnya "siksa dia, kalian boleh menyentuh atau menyetubuhi nya sepuas hati kalian, tapi jangan sampai dia mati sebelum aku sampai disana."
[Baik Noona, tapi apa tidak apa apa jika kita memainkannya.]
"Dia hanyalah jalang, tugas jalang hanyalah untuk memuaskan bukan, aku akan memberi kalian bonus jika kalian bisa melakukannya di depan ku."
[Baik Noona, terimakasih] Jawabnya yang membuat Yoona langsung mematikan panggilnya begitu saja.
" seharusnya keluarga kita bersatu karena pernikahan kita Luan,tapi sayang sekali aku terpaksa harus mengambil nyawa dan termasuk kekuasaan keluarga mu." Lanjutnya lalu pergi keluar begitu saja dari dalam rumah itu untuk melanjutkan misinya.
***
Di tengah keheningan pukul 02.00, dunia seolah berhenti sejenak, menawarkan kelonggaran dari laju kehidupan modern yang tiada henti. Ini adalah waktu untuk menghargai keindahan malam yang sederhana, untuk menemukan kenyamanan dalam ketenangan kegelapan. Suasana malam ini sungguh sangat berbeda dengan suasana malam sebelumnya dimana entah kenapa malam ini terasa lebih dingin bagaikan musim salju yang melanda di tengah musim panas.
Namun ketengangan gelapan itu hanya berlaku di luar tempat terbuka, berbeda dengan suasana sebuah Bar yang saat ini masih begitu ramai ramainya, meskipun jam sudah menunjukkan pukul dua pagi tetap saja suara kerasnya musik jazz dan lampu disco tidak pernah berhenti.
"Oughh Ahhhh yeahh faster babyy" Desah seorang wanita yang sedang menikmati benda besar yang sedari tadi sedang bermain riang di dalam kawah milknya.
"Ahhh kau sangat nikmat sekali sayang, Ahhh tuan Laurent seperti biasa kau benar benar hebat,,,,Ahhh,,,,"lenguhnya sembari mempercepat temponya hingga benar benar mencapai puncak kepuasan nya.
"Baguslah kalau kau menyukainya, aku sendiri juga tidak tahu banyak tentang hal semacam itu." Jawab pria yang sedari tadi duduk di atas sofa sembari meneguk minumannya dan menjadi saksi mata ganasnya percintaan dua orang yang ada di atas ranjang bahkan sudah beronde ronde lamanya.
Pria itu tertawa remeh sembari menatap pria yang sedang asik meneguk minumannya di sofa yang berada tidak jauh dari sana "tidak mungkin, kau pemilik bar ini, tidak mungkin kau tidak tahu macam macam kualitas para jalangmu."
"Bar ini baru ku bangun dua hari yang lalu, jalang jalang itu dengan suka rela mendaftar kemari, aku bahkan tidak pernah mencari ataupun membuka lowongan disini." Jawab Laurent.
"Jadi kau belum pernah merasakan kenikmatan duniawi ini Tuan Laurent?"
"Cih aku tidak mau milikku masuk kedalam milik jalang jalang itu, itu sama saja aku membiarkan mereka menikmati permainanku." Celetuknya.
"Kalau Tuan tidak mau memberikan kenikmatan kepada mereka, maka suruh mereka untuk memuaskan tuan tanpa harus memasukan kedalam intimnya." Sahutnya yang membuat pria itu seketika tersenyum kecut tanpa menatapnya sama sekali.
"Apa tuan Laurent mau melihatnya, saya akan menunjukan bagaimana caranya." Lanjutnya.
Pria itu mulai duduk di tepi ranjang "Heyy, berjongkok dan ulum milikku." Pintanya.
"Yess baby." Jawab wanita itu yang langsung turun dari ranjang dan mulai berjongkok di depannya dan mengulum batang besar miliknya.
Laurent yang melihat hal itu hanya tertawa menggeleng, jujur dia hanya berani melihat tapi tidak untuk mencoba sebab membayangkan nya sendiri saja sudah membuat nya bergidik geli.
Kriett!!!
terdengar suara derit pintu kayu yang terbuka oleh seseorang dan membuat Laurent sontak menatap ke arah pria yang memakai pakaian rapi dan masuk kedalam kamar tersebut.
"Ada apa?" Tanya Laurent sementara pelayan itu mulai membisikkan sesuatu di telinga pria itu.
"Kau bersenang senanglah tuan Keiro, aku sedang ada tamu di luar, panggil saja pelayan disini jika kau butuh sesuatu." Ujar Laurent yang kemudian langsung keluar begitu saja dari dalam kamar itu bersama pelayan yang memanggilnya.
Pria berpostur tinggi itu keluar dan mulai menuruni satu persatu anak tangga hingga suara keramaian bar semakin terdengar jelas. Dan ketika ia sampai di lantai bawah sorot matanya langsung tertuju pada seorang gadis memakai dress putih yang penuh dengan bercak darah. Gadis itu duduk seorang diri sembari menyembunyikan wajah cantik nya itu.
"Ku kira kau tidak akan berkunjung kemari." Ucap Laurent sembari berjalan mendekatinya hingga sontak membuatnya langsung menatapnya.
"Kau pemilik bar ini kan? Rekomendasikan alkohol paling enak disini." Pinta Yoona yang membuat pria itu tersenyum menatapnya.
"Alkohol yang paling enak adalah alkohol pribadi milikku, kau ingin mencobanya?" Ujarnya sembari menyodorkan gelas kaca miliknya.
Yoona hanya menatap pemberian nya itu tanpa merespon pemberian Laurent hingga membuat Laurent langsung meletakan gelasnya itu di atas meja yang ada di depan Yoona.
Laurent duduk di sofa depan Yoona dan menatap lekat gadis itu "pistolmu sangat cantik, apa kau habis membunuh seseorang lagi." Tebak pria itu ketika melihat sebuah pistol yang masih ia pegang.
"Bukan seseorang, tapi sekeluarga." Jawabnya singkat sementara pria itu mengangguk percaya sebab dilihat dari penampilan Yoona yang benar benar kacau dan penuh dengan bercak darah.
"Ahh kemarin ku dengar ada keluarga besar yang mati karena dibantai habis habisan oleh seseorang."
"Besok kau juga akan mendengar berita yang sama dan aku akan masuk ke dalam nya." Sahut Yoona.
Yoona mengambil gelas kaca yang Laurent letakan tadi dan meneguk minuman yang masih ada disana "kau memiliki tempat yang begitu menakjubkan." Lanjutnya.
Laurent tersenyum smirik kearahnya, "namaku Laurent, pemilik bar ini, siap namamu Noona."
"Panggil saja aku Yoona."
"Sepertinya kau benar benar sedang banyak masalah, apa kau mau menonton adegan panas." Tawarnya.
Yoona menghela nafas dan menatap Laurent "aku sudah bosan, sebab aku sudah menontonnya tadi,bahkan jauh lebih menyenangkan sebab di selingi jeritan." Jawabnya yang mengingatkan kejadian sebelum ia kemari dan melihat wanita yang sedang digilir oleh lima orang suruhannya.
~
~
~
***
[Lima tahun kemudian, New York Amerika Serikat]
"Apa Tuan menyetujui ide dan saran yang saya katakan tadi?" Tanya seorang pria muda yang berpakaian begitu rapi pada pria tua yang duduk bersama dua wanita di sebuah halaman belakang rumah yang begitu megah dan disuguhi taman indah di depannya.
"Tentu saja Leo, rencanamu itu pasti akan sangat menguntungkan bagiku."
"pilihan yang bagus Tuan." Jawabnya hingga beberapa saat kemudian seorang pelayan laki laki pun menghampiri mereka sembari membawakan dua gelas wine untuk mereka.
"ku dengar kau lahir di Mexico, apa setelah dari sini kau ada niatan kembali ke sana ? "
" Tentu saja Tuan,saya akan kembali kesana."
" Why "
" Karena calon istri saya sudah menunggu disana"
" Wow, benarkah,siapa dia."
" wanita paling cantik di dunia ini." Jawabnya sembari tersenyum membayangkan betapa cantiknya wanita yang telah ia tunggu selama berpuluhan tahun lamanya.
" astaga,aku doakan semoga kau cepat menikahi nya." Ucapnya sedangkan Leo hanya tersenyum lalu bersulang dengannya.
" itu pasti Tuan." Ujarnya sembari meminum Wine nya begitu juga dengan pria pria tua itu.
Namun entah kenapa beberapa saat kemudian setelah Pria tua itu meminum segelas wine dia merasa dadanya tiba tiba begitu sakit yang membuat kedua wanita yang ada di sampingnya itu panik,sedangkan Leo dan beberapa penjaga disana sama sekali tidak menghiraukannya.
Leo tersenyum smirik sembari meneguk wine terakhirnya " 3...2...1 " ucapnya dan disaat yang bersamaan pria tua itu tergeletak begitu saja disana.
" Agrhh astaga apa yang sedang terjadi " teriak salah satu wanita yang ada di sana, mementara Leo perlahan berjalan mendekat ke arahnya.
"maafkan aku paman,dan terima kasih atas doanya."
"Luca, urus dua wanita itu , bunuh saja mereka ,aku tidak mau meninggalkan noda disini." Lanjutnya sembari mulai mengambil sampel iris mata pria tua itu.
" Baik Tuan."
" kau sudah mengatur penerbangan ku bukan?"
" penerbangan tuan pukul 2 siang nanti."
" baguslah." Ucapnya lalu pergi begitu saja dari tempat itu.