KESAYANGAN TUAN MAFIA

    Sepeninggal Rega dan Alicia dari taman RSJ tampak seorang wanita mengusap kasar air matanya, ada rasa rindu, kesal, kecewa dan benci yang saat ini dia rasa kan, hatinya sakit juga benci melihat wajah tampan pria muda itu, tapi di saat bersamaan dia juga rindu ingin memeluk tapi jujur dia tak mampu.

*Biarlah semua tetap seperti ini, Mama harap kalian selalu bahagia, semoga Allah selalu melindungi anak-anak Mama*.

Wanita itu menangis dalam diam tak ada yang tau tentang perasaannya, dia hanya memendam semuanya sendiri tak ingin ada yang tau tentang isi hatinya.

...****************...

Kembali pada Alicia dan Rega.

   Tepat pukul delapan malam Rega dan Alice sampai di markas Blue Eagle, Rega bergegas menemui para angotanya guna mengatur strategi sementara Alice menuju kamar Rega.

       Tuuttttt

      Sesampainya di kamar Rega, Alice segera meng hubungi rekannya entah mengapa dia juga merasakan ada firasat tak enak dalam misi kali ini, bukan misi deh lebih tepatnya misi membatu paksu, hehehe.

     "Hallo, Al", suara dari sebrang telfon menandakan bahwa sang empu sedang tidur.

      "Bang Tris loh masih tidur!? Gila aja ini udah jam 8 malam woy", Alicia berteriak heboh sebab dia hafal jika tak ada misi maka para rekannya akan bawak menghabiskan waktu dengan tidur dan bermain game.

         " Apaan sih Al, berisik banget", sahut Tristan sambil menguap malas.

       "Bang tolong kirim segala perlengkapan ku dong", ucap Alicia. Tristan yang mendengar permintaan rekannya mengerutkan kening heran, dia segera mengecek iPad miliknya.

       Perasaan gak ada misi, apa telinga gue yang bermasalah atau guenya masih blank karna baru setengah sadar, gumam Tristan dalam hati.

      "Woy... Bang, loh masik di situ kan!?", teriakkan Alice sontak langsung membuat nyawa Tristan terkumpul.

      " Perlengkapan untuk apa Al!? Kita gak ada misi, loh jangan aneh-aneh", sahut Tristan yang kini sudah duduk sambil mengubah panggilan menjadi VC.

       "Kapal mas Rega di bajak di perairan X, banyak anak buahnya yang gugur, aku mau ikut bantu Bang"

        "Perairan X!? Di sana biasanya di huni perompak yang di juluki pedang maut, tapi abang gak tau siapa pemimpinnya"

      "Pokoknya abang kirim perlengkapan Al, terus beberapa ramuan jangan lupa, nanti Al berangkat jam 11"

    pip

      Sementara di markas organisasi yang di ikuti Alice, Tristan misuh-misuh sebab telfon di matikan begitu saja oleh Alicia.

        "Kebiasaan ni anak, kalok nelfon gak pernah beradab, untung kesayangan gue kalok gak udah gue selending juga ni bocah semprul", dengan langkah cepat Tristan menuju ruang perlengkapan dia mengemas setiap keperluan Alice, dari mulai senjata, obat-obatan, rompi anti peluru, jam tangan khusus sampai cemilan pun Tristan sediakan.

            Tutttt

     "Segera ke lobi utama, temui saya di sana"

Pip

     Dilon dan Arel serta Intan yang baru kembali dari jalan-jalan menatap heran ke salah satu angota mereka yang berdiri di dekat mobil khusus pengantar mereka jika ada misi.

"Lo, ngapain di sini? Terus ini mobil juga tumben keluar? Perasaan kita gak ada misi?", ucap Arel penuh tanya, bahkan kini ke tiga nya saling tatap saat melihat rekan mereka keluar dari lift dengan membawa tas perlengkapan milik angota tim.

"Ada misi kah Bang?", tanya Dilon penasaran.

" Lah iya ini perlengkapan si Al", timpal Arel sambil menatap tas yang di gendong Tristan.

"Bukannya kalok ada misi kita berempat ikut ya? Kok gak ada pemberitahuan", Intan memberondong Tristan dengan banyak pertanyaan, hingga Tristan jadi gemas sendiri.

" Gak ada misi, ini si Al mau honeymoon sama si Rega", jawab Tristan asal, dia bergegas menuju mobil meninggalkan ke tiga nya dengan raut wajah kesal.

"WOY... BANG... YA KALI MEREKA HONEYMOON BAWAK PERLENGKAPAN SENJATA", teriak Intan dengan kesal.

*Honeymoon? Gak ini gak bisa di biarkan, aku harus susun rencana*. Gadis itu mengempal kan tangan sejak misi terakhir kali dia memang belum bertemu denga Alicia.

...****************...

Jam sudah menunjuk kan setengah sebelas namun Rega belum menemui Alice, Alice sendiri telah selesai bersiap karna tak sabar Alice bergegas menemui Rega yang kini juga telah siap dengan segala perlengkapan mereka.

"Mas", Alicia menghampiri Rega yang kini tengah memantau segala persiapan.

Rega yang mendengar panggilan dari arah belakang sontak menoleh dia cukup kaget sebab Alice telah bersiap dan menjelma sebagai Queen Al.

" Udah siap?", tanya Rega sambil memperhatikan tampilan Alice.

"Issss... Gak nampak apa aku udah kece dan badas kayak gini", sungut Alice sebal.

" Lapor semua sudah siap Tuan", ucap salah seorang angota Rega.

"Berangkat, ingat utama kan ke selamatan", ucap Rega mereka bergegas memasuki helikopter masing-masing.

Alice dan Rega memutuskan untuk tidur sekedar menambah energi karna perjalanan mereka memakan waktu 4 jam lebih mengunakan heli menuju lokasi.

Sementara itu di kediaman Laxman tuan Andra baru saja mendapat kabar tentang Rega yang menuju perairan X.

"Tuan maaf ini darurat", ucap asisten Aron yang tengah menerima kabar dari anak buahnya.

" Ada apa Ron, kenapa kau begitu panik", sahut tuan Andra yang saat ini sedang menonton siaran tv.

"Kapal Blue Eagle di bajak di perairan X, saya khawatir pembajak kan ini ada hubungannya dengan pria itu", ucap asisten Aron dengan raut wajah gelisah, apa lagi sang anak Karel tak bisa di hubungi.

" Lalu bagaimana dengan Rega!? Apakah anak itu menyusul kesana?", tuan Andra jelas paham dengan sifat anak bungsunya dia tak akan membiarkan hasil kerja kerasnya di ambil orang lain.

Asisten Aron menjawab sambil terus mencari informasi dari anak buahnya "Tuan muda menyusul kesana bahkan nona Alice juga ikut", ucap Asisten Aron setelah menerima kabar dari salah satu pengawal bayangan yang bertugas memantau Rega.

" Untuk apa wanita itu ikut dengan Rega dia kira Rega sedang ingin liburan? Yang ada dia akan menjadi beban untuk Rega", sahut nyonya Bestari dia baru saja datang dari arah dapur. Tuan Andra yang mendengar celetukan sang istri hanya menghela nafas dia tau bahwa sng istri masih tak terima karna Rega lebih memilih Alicia dari pada mereka orang tuanya.

Tak ingin menangapi tuan Andra mengajak asisten Aron menuju ruang kerjanya dan meninggalkan nyonya Bestari yang masih dalam keadaan kesal.

"Ron, hubungi Arzan! Sudah waktu nya anak itu kembali", ucap Tuan Andra yang tengah duduk di singasana nya.

" Baik tuan", asisten Aron segera menghubungi Arzan memberitahukan masalah yang saat ini tengah mereka hadapi.

...****************...

Drtttt.....

Suara dering ponsel mengalihkan perhatiannya, dengan kening mengerut dia menatap heran nama yang tertera di layar ponselnya.

*Paman Aron*

"Hallo"

"Tuan Ar, tuan Besar meminta anda kembali ke tanah air"

"Ada apa sebenarnya paman!?"

"Tuan muda sedang menuju perairan X sebab kapal milik blue eagle di bajak perompak"

"Apa ada yang paman sembunyikan, tak biasanya hal seperti ini kalian meminta aku kembali", ucap pria itu sambil menompang dagu.

" Tuan kedua kembali, beliau ingin menemui tuan muda"

"Apa mereka sudah bertemu?"

"Belum, beliau hanya bertemu dengan tuan besar dan nyonya"

"Baiklah saya akan kembali bersama anak dan istri saya, lagian sudah lama juga kami tak bertemu Dady dan Momy", sahut pria itu lalu memutuskan sambungan telfon.

Pip

" Bagaimana!?", tanya Tuan Andra penasaran.

"Tuan muda akan kembali bahkan dia akan membawa anak dan istrinya", jawab asisten Aron.

" Syukurlah akhirnya dia mau kembali ke sini setidaknya aku bisa melihat anak sulungku", ucap tuan Andra sambil mengusap air matanya. Ya keduanya tak pernah bertemu sejak kejadian tempo lalu, putra sulungnya memilih menetap di luar negri bersama Opa dan Omanya.

*Mit putra kita akan kembali, aku harap kau mau menemui kami, aku merindukan mu sayang*.