Dor,,, dor
"Dasar wanita bodoh" ucap Alex.
"K-kenapa?"ucap Saviera terbata-bata.
"Sayang, apakah masih lama? aku sudah tidak sabar untuk menikmati harta kekayannya ini loh" ucap Alexsa.
Saviera dan Lexsa merupakan sahabat, akan tetapi Alexsa tidak pernah senang dengan apa yang Saviera dapatkan.
"K-kau menusuk ku Lex-sa" ucap Saviera terbata-bata.
"Kau itu adalah perempuan bodoh yang pernah aku temui,, hahahah" tawa Alexsa menggema di ruangan itu.
Dor,,,
Tembakan terakhir, berhasil membuat Saviera kehilangan nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang-orang Kepercayaa
"Kau tidak tahu?" selidik Saviera mengangkat sebelah alisnya.
"Mohon maaf pak, ini maksudnya apa ya? Kenapa kami seolah-olah berbuat kesalahan?" tanya Laura yang ingin meminta penjelasan Gunawan.
"Saya tidak tau, biarkan Saviera yang menjelaskannya" ucap Gunawan santai.
Gunawan terkesan dengan sikap Saviera yang tegas dan penuh percaya diri. Ia merasa Saviera sudah matang untuk memimpin perusahaannya.
"Kalian tidak perlu meminta penjelasan kepada siapapun,, saya tanya sekali lagi apa yang telah kalian perbuat di perusahaan sehingga membuat kerugian bagi perusahaan?" tanya Saviera tanpa sadar ia mengeluarkan aura mencekam di ruangan itu.
Semua yang berada di ruangan merasa merinding, soalnya aura yang di keluarkan Saviera tidak main-main. Sedangkan Gunawan sendiri merasa sedikit takut dengan putrinya itu. Ia tidak tau kalau Saviera memiliki aura yang sangat menakutkan.
"Kalian tidak ingin mengakui? Baik, pengawal bawa dia" ucap Saviera yang tiba-tiba tiga orang laki-laki berbadan kekar memasuki ruangan itu.
"Loh, ini kami tidak berbuat salah,,, jangan karna anda di bawah perlindungan tuan Gunawan jadi membuat anda semena-mena kepada kami" bela Laura yang tidak terima dengan apa yang di lakukan Saviera.
"Kau fikir aku tidak memiliki bukti atas penggelapan dana proyek yang telah kalian lakukan serta pemotongan gaji karyawan tanpa sebab" ucap Saviera seketika membuat ketiga orang tersebut menegang.
Mereka tidak menyangka hari ini akan tiba lebih cepat, kalau mereka mengetahui bahwa hari ini akan tiba mereka akan memilih kabur keluar negri.
"Pak,,, ampuni saya pak,,,, saya cuma mengikuti keinginan nona Laura" ucap Doni.
"Benar pak,,, kami tidak bermaksud mengkhianati bapak,,, tapi karna nona Laura menjanjikan kami kalau nona Laura berhasil dinikahi bapak ia akan memberikan kami satu buah perusahaan untuk kami kelola pak" jujur Joni yang sebenarnya kejujuran itu sudah telat untuk mereka ungkapkan.
"Kalian!!!! Benar-benar orang-orang tidak berguna" teriak Laura tidak terima jika dirinya yang di salahkan padahal mereka juga menginginkannya.
"Cih,,,, berharap menjadi pengganti mamaku?" ucap Saviera membuat Laura terkejut.
Pasalnya Saviera mengatakan menjadi mengganti mama bagi dirinya, yang berarti ia merupakan anak Gunawan.
"Kau,,,, kau pasti sengaja melakukan ini bukan?" ucap Laura.
"Bukan gue yang bikin lo kek gini, tapi diri lo sendiri yang bikin lo kayak begini" ucap Saviera santai.
"Kauu,,,,," emosi Laura sangat memuncak tampak dari wajahnya yang sudah memerah.
"Bawa mereka ke kantor polisi,,,," ucap Saviera kepada para bodyguard.
Langsung saja tiga bawahan Gunawan itu di seret oleh anak buah Saviera. Gunawan sendiri terkejut karna tiba-tiba saja ada bodyguard di luar ruangan itu.
"Bagi kalian yang ingin mencoba berbuat kesalahan di perusahaan lebih baik pikir dua kali, karna saya dan papa saya tidak pernah memberikan kesempatan kedua" ucap Saviera mengingati bawahan papanya yang masih setia.
"Baik nona" ucap mereka sopan.
"Rapat selesai,,, kalian silahkan kembali untuk bekerja" ucap Saviera.
Semua bawahan Gunawan langsung keluar dari ruangan itu. Mereka takut berlama-lama di ruangan yang sama dengan Saviera. Mereka merasa takut dengan aura yang di keluarkan Saviera.
"Saviera" panggil Gunawan kepada putrinya itu.
"Nanti aku jelaskan pa" ucap Saviera lalu mengajak Gunawan kembali ke ruangannya.
Gunawan benar-bena penasaran dengan putrinya itu. Karna setaunya Saviera tidak mengkin menciptakan aura yang mengintimidasi lawan bicaranya.
"Papa,,,, bukankah semalam aku sudah mengatakan akan mempersiapkan semuanya untuk hari ini? Dan ia bodyguard tadi juga adalah hasil usahaku biar gampang menangkap tikus-tikus kantor" ucap Saviera belum bisa jujur tentang siapa dirinya sebenarnya.
"Hufff,,, lalu bagaimana kamu bisa mengeluarkan aura semengerikan tadi?" tanya Gunawan lagi.
"O,,,,mmm,,, itu pa,,, aku sangat marah tadi mungkin karna itu auraku keluar, aku sendiri saja tidak tau kalau aku memiliki aura seperti itu" ucap Saviera berbohong.
"Lalu,,, apa kamu sudah menyiapkan pengganti dari mereka?" tanya Gunawan.
"Sudah pa,,, papa tenang saja, sebentar lagi sekretaris baru papa akan datang" ucap Saviera.
Benar saja, tidak lama dari apa yang di sampaikan Saviera barusan tiba-tiba saja pintu ruangan Gunawan di ketuk oleh seseorang.
"Masuk" ucap Gunawan.
Gunawan cukup terkejut dengan kedatangan tiga orang laki-laki yang menggunakan jas hitam lebih tepatnya selayaknya orang kantoran.
"Papa,,, perkenalkan ini tiga orang pengganti posisi jabatan yang baru saja kosong" ucap Saviera memberikan penjelasan.
"Hmmm,,, apa kamu sudah melakukan wawancara?" tanya Gunawan yang tidak ingin merekrut karyawan yang tidak berguna bagi kantornya.
"Papa tenang saja, mereka orang-orang yang berkompeten" jelas Saviera.
"Baiklah" ucap Gunawan mempercayai putrinya itu.
"Lebih baik kalian memperkenalkan diri kalian" ucap Saviera memerintahkan ketiga laki-laki itu memperkenalkan diri kepada Gunawan.
"Saya Arya yang akan menjadi sekretaris bapak" ucap Arya memperkenalkan diri.
"Saya Boy yang akan menjadi menejer keuangan perusahaan bapak" ucap Boy.
"Saya Tio yang akan menjadi menejer pemasaran di perusahaan bapak" ucap Tio memperkenalkan diri.
"Kamu sudah mengatur semuanya nak?" tanya Gunawan.
"Tentu pa" ucap Saviera seraya memperlihatkan senyuman manisnya itu.
Tio, Boy, dan Arya merupakan orang-orang kepercayaan Saviera di klannya itu. Saviera menarik mereka untuk datang ke negara I untuk membantu Saviera mengembangkan perusahaan dan membentuk strategi balas dendam.
Karna saat ini sudah menunjukkan waktu makan siang, Saviera dan Gunawan memutuskan untuk makan di restoran dekat kantor. Mereka belum bisa pulang ke rumah karena Saviera telah memerintahkan Monica untuk belajar terkait materi perkuliahan besok. Saviera memberikan hukuman itu agar Monica tidak asal dalam berbicara dan juga dengan belajar dapat meningkatkan kemampuan Monica dalam membuat ramuan.
Sebenarnya Monica seorang gadis yang cerdas hanya saja karna sikap malas yang tidak bisa hilang membuatnya terpaku pada ramuan-ramuan untuk membunuh tapi belum untuk ramuan hal-hal lainnya.
Dan setelah makan siang Saviera juga harus kembali ke kantor karna ia harus mempelajari berkas-berkas kantor itu segera karna papanya akan segera pensiun.
...****************...
"Kamu mau kemana Kevin?" tanya Ajeng melihat anaknya sudah rapi.
"Mau keluar" ucap Kevin.
"Kamu mau keluar ajak Karlina sekalian" ucap Ajeng tidak henti-hentinya memaksakan kehendaknya kepada anaknya itu.
"Ma!!! Berhenti menyuruh ku untuk dekat dengan Karlina, aku tidak ingin berdekatan dengan dia,,, dan aku sudah pernah mengatakan kalau aku mempunyai seseorang yang ku suka" ucap Kevin kesal dengan sang mama.
Tidak ingin berdebat lagi, Kevin langsung meninggalkan mamanya masih terdiam karna bentakannya barusan. Sejujurnya Kevin merasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan kepada mamanya, tapi ia tidak bisa terus di paksa untuk berdekatan dengan perempuan yang diri sendiri tidak suka.