Karamnya Cintaku

Grep...

Ku buka pintu rumahku.. Sungguh gelap sekali dan sunyi.

"Hidup nikah sama belum nikah ngapa sama aja sihh, nggak ada yang bukain pintu ga ada yang menyambut kepulanganku.!" Gumamku dalam hati

Aku terkejut karena tiba - tiba saja ada yang menggenggam pergelangan tanganku. Dia memelukku dari belakang..

"Sayang" Suara lirih terdengar

Hanya sedikit kaget, tapi ini tak membuatku takut. Aku hafal dengan suara dan bau parfumnya.. Ya itu suamiku

Masih dengan pelukannya yang erat ku nyalakan saklar lampu ruang tamu..

"Hemmmm kok nggak kaget?" Tanya dia dengan mesra

"Hahah udah hapal sama baumu, katanya di jepang kok udah pulang.

Dari kapan di rumah yang. Kok nggak ngabarin juga" Ku cerca mas frans dengan pertanyaan yang spontan ingin kutanyakan

"Iyakan suprise, masa ngasih tau dulu. Iya aku pulang naik pesawat udah ga sabar pengen ketemu kamu" Dengan nada yang manja dan memelukku

Kami berjalan ke kamar masih dengan mas frans memeluku dsri belakang.

"Awas yang, aku masih kotor dari Rumah Sakit. Banyak bakteri yang nempel. Aku ganti dulu bersih bersih dulu" Ucapku menyingkirkan tangan suamiku

" Ikut.."

Entah bertemu suamiku sekarang ga se antusias dulu..

Kadang janggal aja dia yang kadang tiba - tiba udah di rumah..

Aku berjalan ke Kamar Mandi. Mas frans mengikutiku dari belakang.

"Heh mau ngapain, udah di kamar aja yang aku mau mandi bentar!" Ucapku.

Dia terlihat agak lesu, dan meninggalkan ku masuk ke kamar mandi

"Kamu udah nggak sayang ya yang sama aku?" Ucapnya dari balik pintu kamar mandi.

Tak ku jawab pertanyaan itu. Pasti hanya akan membuat perdebatan.

Ku buka pintu kamar mandi, "apa to yang, kebiasaan deh kaya gitu" Aku yang hanya terbalut dengan handuk menghampiri suamiku yabg berada di balik pintu

"Nahhh ginikan aku bisa ikut masuk hahaha" Ucao suamiku yang juga masuk ke kamar mandi."

Dia melepas pakaiannya. Dan ikut berendam dalam bathtub.

Dia memelukku dari belakang. "Yang aku capek baru pulang kerja. Besok aja ya" Ucapku dengan melepas pelukan mas frans

"Cukup aku yang kerja. Aku nggak mau melihatmu capek kaya gini yang. Sebagai suami akulah yang berkewajiban menafkahimu."

" Yang aku boleh tanya nggak?" Ucapku

"Sebenernya kamu kerja kemana, katanya di jepang baru kemaren lo kamu telfon sama aku. kamu masih di jepang katanya, kok sekarang tiba - tiba udah di rumah"

"Ohhhh kamu curiga sama aku yang. Iya kemaren masih di jepang. Telepon kamu itu aku masih di hotel."

"Hah hotel, kok di hotel ngapain. Sama siapa"

"Kan kan mulai dehhh curigaan kaya gini. Aku pulang buat kamu lo yang. Sedih aja bukanya di sambut dengan baik malah selalu di curigai yang nggak nggak kaya gini!" Mas frans beranjak dari bathtub dan berjalan meninggalkanku sendiri.

Aku menghela nafas panjang...

Apakah aku salahhhhh untuk curiga. Apa aku salah bertanya?

Huft Astaghfirullah ririn, jangan termakan hasutan setan rin.

Wajahku yang mulai memerah, air mata kembali menyibakkan air hangat yang membasahi pipiku.

Aku lama merenung dan merendam diriku, hanya untuk mencerna segala yang ada.?

Aku beranjak dari tempatku mandi, ku pakai baju tidur panjangku malam ini.

Ku buka pintu kamar mandi, terlihat mas frans yang rebahan asik dengan ponselnya sendiri..

Tak ku gubrisnya sebelum dia menjelaskan segala pertanyaanku.

Ku tinggalkan dia ke dapur untuk menyeduh kopi. Jujur aku berusaha untuk tidak meminumnya akhir akhir ini.. Untuk memperbaiki hidup sehatku. Tapi entah malam ini rasanya aku butuh kafein dari kopi ini.

Ku nikmati kopi di meja makan.. Ku lihat ponselku sudah pukul setengah satu malam.. "Kenapa nggak ngantuk.!" Ucapku dalam hati

Ku buka linimasa instagram awal muncul foto ika teman mas frans, dengan menggandeng pria kecil di sebuah taman.

"Emmmm adiknya kali ya, kok masih kecil banget." Ucapku kepo

Ku lihat mas frans menghampiriku "maaf ya yang, aku jiga kebawa emosi. Aku juga capek habis perjalanan jauh.. Berharap dapat sambutan mesra dari istriku ternyata dapet gempuran kecurigaan" Ucapnya yang duduk di depanku.

Aku masih cemberut dan terdiam, masih dengan memegang HP dan berada di foto Ika.

"Lohhh kamu berteman sama ika yang.?" Tanya suamiku

Aku masih terdiam dan membisu. Tak ku gubris pertanyaan suamiku.

"Jangan marah teross to yang, aku minta maaf ya.. Jangan diem aku jadi bingung mau gimana kalo kamu diem. "

"Aku kan cuma tanya, kenapa nggak kamu jawab dan malah balik marah ke aku.!" Ucapku singkat

"Aku nggak marah, nggak suka aja kamu selalu pikiran curiga ke aku. Padahal aku pulang cepet demi bisa ketemu kamu cepet yang.aku usahain cari ijin dan cari alesan ke atasanku. Malah respon kamu kaya gini, aju jadi sedih" Ucapnya menjelaskan

"Aku bikin surat cuti dan ijin pulang lebih awal, ku kirim ke atasan dan di acc baru kemarin pagi.. Dengan alasan ya kamu lagi butuh support dari aku dalam kondisi kamu yang lagi kaya gini. Aku kasian.. Ternyata respon kamu dengan aku pulang lebih awal kaya gini. Aku cari tiket pesawat yang paling awal berharap saat kamu pulang kerja aku udah di rumah. Emg gak ngabarin pengen bikin kejutan buat kamu. Ternyata kamu nggak suka dengan kehadiranku yang." Kembali jelasnya

Aku memeluk suamiku saat itu juga, merasa bersalahh yang sangat amat salah telah meladeni keemosianku yang nggak stabil akhir - akhir ini.

"Aku suka yang, suka banget kamu pulang. Kamu nyambut aku tapi aku syok aja kaget masa bisa secepet itu kamu udah di rumah kemaren malem masih di jepang katamu. Maaf ya yang" Ku peluk suamiku erat malam itu dengan berderai air mata.

"Iya sayang, aku juga minta maaf... Aku tau kamu capek aku juga capek jadi begini keadaannya. Udah jangan nangis.. Makan yok

Aku bawain udon kesuakaanmu. Ada sashimi juga spesial aku bawain buat kamu yang.."

Mas frans membuka kulkas di dapur dan membawakannya beberapa makanan ke meja tempat kami duduk.

"Emmmm makasih ya sayangku. Maklumin aja kalo aku suka tanya tanya bukan aku curiga yang. Aku tuhh khawatir sama kamu. Bukti kalo aku sayang sama kamu yang" Ucapku

Kami makan berdua di meja makan.. Sesekali bercanda dan bercerita..

Banyak hal yang terjadi saat dia tidak ada, sampai aku keguguran.. Dan semua ku ceritakan dengan rinci tanpa kita sadari sudah pukul dua dini hari kurang dua menit.

Mas frans membereskan semua tempat kami makan. Dan bergegas kembali ke kamar untuk istirahat dan tidur.

"Akhirnya ada yang peluk lagi hahhaa" Ucapku mengakhiri hari dan di sambut dengan ciuman manis di dahiku...

Bersambung...