Renatta Putri Setiawan, seorang gadis berusia 22 tahun. Hidup dalam kemewahan dan kemanjaan dari keluarganya. Apapun yang menjadi keinginannya, selalu ia di penuhi oleh orang tua dan saudaranya.
Namun, suatu hari gadis manja itu harus menuruti keinginan orang tuanya. Ia harus mau dijodohkan dengan seorang pria berusia 40 tahun, agar keluarga Setiawan tidak mengalami kebangkrutan.
Renatta yang membayangkan dirinya akan hidup susah jika keluarganya bangkrut, terpaksa menerima perjodohan itu. Asalkan ia tetap hidup mewah dan berkecukupan.
Gadis itu sudah membayangkan, pria 40 tahun itu pasti berperut buncit dan berkepala plontos. Namun, siapa sangka jika pria yang akan dijodohkan dengan dirinya ternyata adalah Johanes Richard Wijaya. Tetangga depan rumahnya, dosen di kampusnya, serta cinta pertama yang membuatnya patah hati.
Apa yang akan Renatta lakukan untuk membalas sakit hatinya pada pria yang pernah menolaknya itu?
****
Hai-hai teman Readers. Kembali lagi bersama Author Amatir disini.
Semoga cerita kali ini berkenan, ya.
Ingat, novel ini hanya fiksi belaka. Tidak ada ikmah yang dapat di ambil setelah membacanya.
Terima Gaji.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Pernikahan Richard Dan Renatta.
Pernikahan Richard dan Renatta diselenggarakan di halaman belakang rumah keluarga Wijaya.
Halaman luas itu disulap sedemikian rupa dengan di penuhi hiasan bungan mawar putih dan merah muda.
“Cantik sekali.” Ucap Johanna dengan perasaan kagum. Ia sendiri yang merancang dekorasi pernikahan ini.
Ia dan mama Luna membagi tugas. Sang mama bagian mengurus gaun, cincin pernikahan, serta makanan. Sementara Johanna bertugas mengurus dekorasi pelaminan.
Meski pernikahan itu hanya di hadiri oleh keluarga mereka saja, namun mama Luna dan Johanna ingin membuat kesan indah dan tak terlupakan.
Bagaimanapun, Richard ingin menikah sekali seumur hidupnya. Jadi, sudah seharusnya pernikahan pria itu di buat berkesan.
“Kamu memang berbakat dalam bidang mendekorasi.” Ucap suami Johanna.
Ya, Johanna sudah menikah dua tahun lalu dengan pria bule berkebangsaan Australia. Karena itu, ia memutuskan untuk tinggal di negeri kanguru itu ikut dengan suaminya.
Pria itu baru tiba kemarin karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama.
“Apa kamu pikir aku cocok untuk membuat usaha Wedding Organizer?” Tanya wanita itu kemudian.
“Jika itu membuatmu bahagia, kenapa tidak? Kamu bisa menuangkan ide-idemu.”
Johanna mengangguk senang.
“Aku akan memikirkan lagi nanti setelah kita pulang, Honey. Sekarang kita urus dulu pernikahan kakak.”
Pria bernama Gerry Keegan itu pun mengikuti sang istri.
Sementara itu, mama Luna sedang berada di rumah calon besannya karena menemani Renatta yang sedang bersiap.
“Kamu cantik sekali, sayang. Mama yakin, Richard akan terkejut melihat penampilan kamu nanti.” Ucap mama Luna memperhatikan sang calon menantu yang sedang di dandani oleh seorang make-up artist.
“Richard pasti akan pangling.” Mama Dona menimpali.
Renatta hanya menanggapi dengan senyum kecil. Jujur, meski pernikahan ini karena terpaksa, dirinya merasa sangat gugup.
“Sudah selesai.” Ucap penata rias itu.
Ia meminta Renatta untuk berdiri. Seorang potografer wanita yang sejak pagi ikut berada disana pun dengan sigap mengambil gambar calon pengantin wanita itu.
“Apa kamu gugup?” Tanya mama Dona.
Renatta mengangguk pelan.
“Tidak apa-apa. Itu adalah hal biasa. Setiap orang yang akan menikah, pasti merasakan gugup.” Wanita paruh baya itu meraih tangan sang putri, menggenggamnya dengan lembut.
“Sayang, mama tahu. Kamu terpaksa menikah dengan Rich demi membantu kami. Tetapi, mama berharap kamu bisa menjadi istri yang baik untuknya nanti. Bagaimanapun perasaan mu padanya, mama minta, tetaplah menjadi istri yang berbakti pada suamimu.” Pesan mama Dona pada sang putri.
“Iya, ma. Aku akan selalu mengingat yang mama katakan padaku hari ini.” Balas Renatta menggenggam lembut tangan sang mama.
Mereka kemudian saling memeluk sebentar.
“Ah, apa-apaan ini. Tidak ada acara sedih-sedih.” Mama Luna melerai pelukan Renatta dan mama Dona itu.
“Nanti riasan Renatta bisa rusak.” Imbuhnya bohong.
Tentu saja riasan itu tahan lama dan anti badai. Namun mama Luna tidak mau suasana menjadi sedih, apalagi Renatta sampai goyah untuk menikah. Ia tidak menginginkan itu terjadi.
Mama Luna tidak akan membiarkan hal apapun membatalkan pernikahan putranya. Selain karena usia Richard yang sudah matang, wanita paruh baya itu juga sudah mengenal Renatta dengan baik. Tidak ingin mencari menantu wanita lain lagi, karena belum tentu sebaik gadis itu.
Suara ketukan pada pintu terdengar. Mama Luna kemudian membuka pintu. Papa Roy dan Randy berdiri gagah dengan setelan jas berwarna hitam.
“Pengantin wanita siap.” Ucap mama Dona sembari menuntun sang putri.
Papa Roy menyambut tangan Renatta. Mata pria paruh baya itu berkaca-kaca, ia tidak menyangka jika hari ini akan menikahkan sang putri.
“Putri papa ternyata sudah dewasa.” Pria paruh baya itu mengecup kening sang putri.
Renatta memejamkan mata. Selama ini, keluarganya begitu memanjakan gadis itu. Meski menikah dengan tetangga depan rumahnya, namun ada rasa sedih di hati gadis itu.
Kebersamaan mereka akan terbatas setelah ini. Karena, dirinya akan menjadi seorang istri dan menantu di rumah keluarga lain.
“Sudah, jangan bersedih.” Randy mengulurkan buket bunga pada sang adik.
“Terimakasih, kak.” Renatta menerima bunga itu.
Mereka kemudian keluar dari rumah Setiawan, menuju rumah mewah di depannya.
****
“Pengantin wanitamu telah tiba.” Bisik Gerry pada Richard. Mereka tengah berdiri di tengah pelaminan untuk menunggu kedatangan Renatta.
“Dia sangat cantik. Papa harap kamu tidak menyakitinya suatu hari nanti.” Papa Jonathan menepuk pundak sang putra.
Richard mengangguk pelan. “Aku janji, pa.”
“Papa akan menemui sepupumu dulu. Ayo, Ger.” Papa Jonathan dan Gerry meninggalkan Richard sendirian.
Selain orang tua Richard, dan Renatta. Juga hadir keluarga dari adik papa Jonathan yang di wakilkan oleh putra mereka.
Sementara dari keluarga Setiawan tidak mengundang orang lain, karena papa Roy merupakan anak tunggal begitu juga mama Dona.
Richard berdeham pelan, sembari merapikan kerah jas pengantinnya. Ia tiba-tiba menjadi gugup saat melihat kedatangan calon istrinya.
‘Lihatlah, Ri. Renatta begitu cantik. Aku yakin, jika kamu masih ada, kamu juga akan secantik dirinya. Tenanglah di surga sana, Ri. Aku akan selalu menjaga Renatta untukmu.’
Tanpa Richard sadari, rombongan pengantin wanita telah tiba di hadapannya.
Papa Roy menyerahkan tangan sang putri pada calon menantunya.
“Rich, mulai saat ini. Papa menyerahkan tanggung jawab putri papa kepadamu. Papa harap, kamu dapat menjaganya dengan baik.” Ucap papa Roy dengan suara sedikit bergetar.
Setelah menerima tangan Renatta, Richard menggenggamnya dengan tangan kiri. Pria itu kemudian merangkul papa Roy.
“Aku akan berusaha selalu menjaga dan membahagiakan putri papa.” Janji pria itu.
Pelukan mereka terurai.
Acara pun di mulai. Kedua mempelai mengucapkan janji suci pernikahan. Saling menyematkan cincin pernikahan. Kemudian Richard mengecup kening sang istri. Setelah itu menandatangani surat-surat pernikahan untuk kepentingan administrasi negara.
Richard dan Renatta pun kini telah resmi menjadi suami istri.
“Selamat menempuh hidup baru, tuan dan nyonya Wijaya.”
Ucapan selamat dari petugas pencatatan sipil itu menyadarkan Renatta, jika dirinya sekarang telah menjadi istri dari Richard.
‘Nyonya Wijaya?’ Gumam gadis itu dalam hati.
“Ayo kita temui yang lainnya.” Jemari tangan Richard menyentuh telapak tangan sang istri. Menggenggamnya dengan lembut.
Renatta kembali berdebar. Sikap Richard begitu lembut padanya. Haruskah gadis itu luluh saat ini pada sang suami?
****
Bersambung.
dimana mana bikin gerah 😜🤪
aku baru nemu cerita ini setelah kesel nunggu cerita sisa mantan 😁