Marsya adalah seorang dokter umum yang memiliki masa lalu kelam. Bahkan akibat kejadian masa lalu, Marsya memiliki trauma akan ketakutannya kepada pria tua.
Hingga suatu malam, Marsya mendapatkan pasien yang memaksa masuk ke dalam kliniknya dengan luka tembak di tangannya. Marsya tidak tahu jika pria itu adalah ketua mafia yang paling kejam.
Marsya tidak menyangka jika pertemuan mereka adalah awal dari perjalanan baru Marsya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata ketua mafia yang bernama King itu ada kaitannya dengan masa lalu Marsya.
Akankan Marsya bisa membalaskan dendam masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Marsya, Wanita Tangguh.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka sampai di depan sekolah. Sekolah itu sangatlah luas dan sudah terlihat banyak anak-anak yang berlarian masuk ke dalam sekolah. Tentu saja anak-anak itu merupakan anak-anak orang kaya karena hampir semua mereka diantar menggunakan mobil mewah.
Ratu menggenggam tangan Marsya dengan sangat erat ketika hendak keluar dari mobil. "Kenapa?" tanya Marsya.
"Aku takut Bu dokter," lirih Ratu.
"Takut kenapa?" tanya Marsya kembali.
"Takut mereka tidak menyukaiku," sahut Ratu dengan menundukkan kepalanya.
"Hai, jangan berpikiran seperti itu kamu harus percaya diri. Ingat apa yang dikatakan Bu dokter, jangan lemah dan jangan penakut supaya tidak ada anak yang membully kamu," ucap Marsya.
"Tapi-----"
"Sudah, sekarang keluar dari mobil dan Bu dokter akan mengantar kamu dan Arsy ke dalam," ucap Marsya kembali.
Akhirnya Arsy dan Ratu pun masuk ke dalam sekolah itu. Berbeda dengan Ratu, Arsy begitu sangat bersemangat bahkan dia langsung akrab dengan teman-teman barunya dan itu membuat Marsya tenang. Sedangkan Ratu masih terlihat takut, meskipun banyak anak-anak perempuan yang mendekatinya.
Marsya menunggu di depan sekolah Arsy dan Ratu bersama Andrew. Marsya melihat ada tukang jajanan zaman dulu yang selalu dia beli pada saat masih berada di kampung. Marsya menghampiri tulang dagang itu dan memesan jajanan itu.
"Bang, aku mau satu dong," pesan Marsya.
"Baik, Mbak."
Marsya ingat, dulu kakeknya suka membawa jajanan itu jika pulang bekerja. "Ini, Mbak."
"Terima kasih, Bang."
Marsya duduk di kursi kayu yang tersedia di sana. Marsya melihat Andrew yang masih berdiri di sampingnya menatapnya dengan tatapan aneh. "Kamu mau?" tawar Marsya.
"Saya tidak pernah memakan makanan aneh seperti itu, jangan sampai Nona Arsy dan Nona Ratu kamu ajarkan makan makanan itu," sahut Andrew dingin.
"Memangnya kenapa? ini makanan enak kok, justru mereka harus mencobanya supaya tahu bagaimana rasanya jajanan seperti ini," ucap Marsya dengan santainya.
Andrew menatap tajam ke arah Marsya. "Jangan macam-macam kamu, kalau sampai terjadi kenapa-napa sama Nona Arsy dan Nona Ratu, kamu bisa dibunuh oleh Tuan King dan Tuan Raja," ucap Andrew dingin.
Marsya hanya tersenyum sinis, dia pun kembali melanjutkan makan makanan yang terbuat dari tepung tapioka itu. Marsya sangat menikmati makanannya, hingga pandangannya tertuju kepada dia orang yang berdiri di seberang jalan. Kedua orang itu mondar-mandir di depan mobil mereka dengan tatapan mereka ke arah gerbang sekolah.
"Siapa mereka? kok gerak-gerik mereka sangat mencurigakan," batin Marsya.
Marsya terus memperhatikan kedua orang itu, sedangkan Andrew justru malah fokus ke arah sekolah. Hingga beberapa jam kemudian, anak-anak TK dan SD keluar secara bersamaan. Pandangan Marsya tidak lepas dari dua orang itu, dan ternyata dugaan Marsya benar kedua orang itu mengincar salah satu anak-anak perempuan itu.
"Wah, kurang ajar apakah mereka sindikat penculikan anak-anak? jangan-jangan mereka juga pe**pil," gumam Marsya.
Melihat Arsy sudah keluar, Andrew segera menghampiri Arsy. Sedangkan ke dua orang itu secepat kilat membawa dua anak perempuan masuk ke dalam mobil mereka. "Tolooonggg, anak ku diculik!" teriak salah satu ibu-ibu.
"Anakku juga di culik!" timpal ibu-ibu yang satunya.
Tanpa menunggu lama, Marsya berlari dan naik ke atas motor ojeg pangkalan. "Bang, kejar mobil itu!" teriak Marsya.
"Baik, Mbak."
"Dr.Marsya, kamu mau ke mana?" teriak Andrew.
Marsya tidak sempat menjawab karena si tukang ojeg sudah menancapkan gasnya untuk mengejar mobil penjahat itu. "Paman Andrew, Dr.Marsya mau ke mana?" tanya Arsy polos.
"Paman juga tidak tahu, lebih baik sekarang Nona Arsy masuk ke dalam mobil," ucap Andrew.
Marsya dan mobil itu saling kejar-kejaran. "Lebih cepat lagi Bang!" teriak Marsya.
"Iya, Mbak. Ini juga sudah cepat," sahut Abang Ojeg.
Marsya sangat kesal, dia sudah tidak sabaran ingin menghentikan mobil itu. "Bang, biar aku saja yang bawa motornya," ucap Marsya.
"Tapi Mbak----"
"Aku akan bayar dua kali lipat, kalau Abang melajukannya seperti ini, nyawa anak-anak itu tidak akan tertolong," seru Marsya.
Si tukang ojeg menurut, dia menghentikan motornya dan Marsya mengambil alih motor itu. "Pegangan Bang, aku akan ngebut," perintah Marsya.
Tukang ojeg itu memegang kedua pundak Marsya, dan Marsya segera melajukan motor itu dengan kecepatan tinggi. "Allahuakbar, pelan-pelan Mbak, saya masih mau hidup!" teriak si tukang ojeg.
Marsya tidak memperdulikan ocehan si tukang ojeg, dia terus menancapkan gasnya mengejar mobil itu. Hingga setelah beberapa menit saling kejar, Marsya pun berhasil menyalip mobil itu dan menghentikannya di depan mobil. "Astagfirullah!" si tukang ojeg melompat dari atas motornya karena takut di tabrak.
"Ah sial, siapa wanita itu?" geram si penjahat.
Dikarenakan takut terjadi kenapa-napa, si penjahat pun menginjak rem pas di depan Marsya. "Siapa kamu? berani sekali kamu menghalangi jalanku?" bentak si penjahat sembari keluar dari dalam mobilnya.
"Kebetulan sekali, sudah lama tidak olahraga," sahut Marsya dengan santainya.
"Mau apa kamu?" tanya si penjahat.
"Kembalikan kedua anak kecil itu. Kamu mau apakan mereka?" geram Marsya.
"Kamu mau sok jadi jagoan di sini? kamu itu seorang wanita jangan suka menantang saya. Kamu wanita yang sangat cantik, seandainya bos saya suka pasti saya akan bawa kamu namun sayang, bos saya sukanya anak-anak. Tapi, kalau kamu menghalangi kita, jangan salahkan kita jika nanti kamu yang akan kita bawa," ucap si penjahat meremehkan Marsya.
Marsya tersenyum sinis, dia benar-benar merasa sangat geram kala mendengar jika bos mereka suka anak-anak. Seketika darahnya naik ke atas ubun-ubun. "Aku tidak akan membiarkan predator anak seperti bos kalian berkeliaran mencari mangsa, maju kamu lawan aku sekarang juga," tantang Marsya.
Si penjahat merasa terhina, dia pun langsung menyerang Marsya. Seketika terjadi perkelahian antara Marsya dan si penjahat. Sementara itu, tukang ojeg hanya bisa sembunyi di balik pohon dengan tubuh yang menggigil ketakutan.
Tidak membutuhkan waktu lama, Marsya dengan mudahnya mengalahkan si penjahat. Satu orang lagi di dalam mobil keluar dan berusaha menyerang Marsya. Lagi-lagi, Marsya dengan mudah bisa mengalahkan orang itu.
"Siapa Bos kalian?" tanya Marsya.
"Saya tidak akan memberitahu kamu, walaupun pada saat ini kamu akan membunuh saya sekalipun, saya tidak akan memberitahu siapa Bos saya," sahut si penjahat 2 dengan wajah yang sudah penuh dengan darah.
"Kurang ajar." Marsya kembali melayangkan tinjunya ke wajah si penjahat membuat orang itu seketika tidak sadarkan diri sama seperti temannya yang satu lagi.
Marsya bangkit dan segera mengeluarkan kedua anak perempuan itu dari dalam mobil. "Kalian baik-baik saja 'kan, sayang?" tanya Marsya lembut.
Keduanya menganggukkan kepala dengan wajah ketakutan. Marsya segera memeluk kedua anak perempuan itu dan berusaha menenangkan keduanya. Sementara itu, Marsya tidak sadar jika dari kejauhan King tampak melihat semua yang dilakukan oleh Marsya.
"Hebat juga tuh dokter," batin King.