NovelToon NovelToon
Jebakan Cinta Pawang Sapi

Jebakan Cinta Pawang Sapi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Fakultas peternakan x Fakultas Hukum

Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.

Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.

"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.

"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"

Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.

Evan mengangguk pasti.

"Hidupin joni lagi bisa?"

"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fapet berkarya

Hari itu, anak-anak Fapet keluar dari gedung fakultas mereka dengan langkah tegap. Seragam khusus Fapet meningkatkan kebanggaan fakultas, kini jadi simbol solidaritas setelah insiden kemarin. Mereka memakai coverall berwarna hijau tua dengan aksen kuning emas di bagian kerah dan lengan, melambangkan keberanian dan kerja keras. Di bagian dada sebelah kanan, tersemat bordiran logo Fapet berbentuk kepala sapi yang dikelilingi untaian gandum. Di punggung mereka, tulisan besar:

"FAPET: BERANI, BERKARYA, BERJUANG."

Yang paling mencolok adalah sepatu boots hitam dengan sol tebal, bikin langkah mereka berirama seragam saat melewati kantin tempat kemarin Calista diserang. Sebagai tambahan, mereka membawa helm plastik khas peternak—warna putih bersih dengan stiker logo fakultas, menggambarkan kerja keras yang elegan.

Anak Fapet memakai seragam itu seharian penuh, bahkan ke kelas umum dan perpustakaan. Mereka tahu semua mata memandang, tapi mereka tetap tegak. Ketika ada yang bisik-bisik atau tertawa kecil, salah satu dari mereka pasti berkata dengan senyuman penuh percaya diri: "Kami anak Fapet. Kami kerja keras, bukan cuma doang."

Calista yang baru saja sampai di kamus terkejut melihat semua itu, hal yang sangat tdak biasa anak-anak Fapet memakai seragam di luar Fakultas. Terlebih lagi seragam itu biasa mereka pakai saat praktek

di lapangan.

"Ini ada acara apa?" gumam Calista bingung.

"Nggak ada apa-apa, cepet masuk gih. Apa mau gue anter sampe depan kelas?" goda Evan yang langsung mendapatkan delikan tajam Calista.

"Apasih, nggak jelas," ketus Calista.

"Ya udah sana masuk, gue juga mau ke kelas," pamit Evan yang langsung diangguk Calista.

Mereka berjalan berpisah karena gedung Fakultas mereka berada di arah yang berbeda. Gadis itu berjalan pelan dengan raut wajah bingung, ia pun memutuskan untuk memeriksa notifikasi media sosial yang sengaja ia bisukan sejak kemarin sore, agar dia bisa fokus mengerjakan laporan praktikum hari ini. Langkah Calista terhenti, dahinya berkerut menatap layar berukuran 5,5 inch itu dengan mata yang membeliak lebar.

"Astaga kenapa jadi kayak gini sih," Calista bermonolog dengan rasa bersalah.

Video Gaby yang melabraknya di kantin Fakultas ekonomi viral. Video yang menyebar terfokus saat Gaby melontarkan ucapan yang tidak pantas dengan menyebut nama "Anak Fapet". Diaplikasi media sosial lain cuitan-cuitan pedas terlontar untuk anak hukum, lontaran ejekan terpantau sangat panas bergulir sejak semalam. Dan sebagai solidaritas Fakultas peternakan memutuskan untuk menujukan esistensinya di Nolite University dengan memakai seragam khusus Fapet.

Calista mendesah lemah, semua ini gara-gara dia. Laura yang melihat sahabatnya berdiri di tengah jalan pun segera berlari menghampiri, tentu laura sudah memakai seragam Fapet.

"Ngapain bengong di sini Ca, cepet masuk ganti baju," ajak Laura dengan menarik pelan tangan Calista.

Calista hanya bisa pasrah mengikuti langkah kaki Laura meski dengan wajah cemberut.

"Gara-gara aku ya Lau," gumam Calista yang bisa didengar Laura dengan jelas.

Langkah Laura terhenti, ia melepaskan tangan Calista lalu membalikkan badannya. laura menyentuh bahu Calista membuat gadis yang tadinya tertunduk mengakat wajahnya.

"Ini bukan salah Lu, dan bukan cuma soal lo, Ca. Ini soal harga diri kita semua. Anak Fapet gak akan biarin orang ngejelek-jelekin kita, ini masalah harga diri Fapet Ca!" tegas Laura, Calista menunduk dengan masih merasa bersalah.

"Udah ayo cepet ganti baju Lu, nggak usah manyun gitu. Anak-anak juga nggak ada yang nyalahin Lu, ini semua memang salah si mulut resek itu." Laura pun menarik tangan sahabatnya untuk menganti bajunya dengan seragam Fapet.

Calista duduk di sudut ruang himpunan Fapet, memandang seragam hijau-gold yang ia kenakan. Meski seharusnya ia merasa bangga, hatinya justru merasa berat.

“Semua ini gara-gara aku...”, pikirnya, sambil menahan air mata yang hampir jatuh. Ia teringat bagaimana Gaby dengan lantang menghina dirinya dan seluruh anak Fapet di kantin kemarin.

Tiba-tiba Laura muncul dan langsung duduk di sampingnya dengan dua susu Fapet rasa caramel di tangannya.

“Lo kenapa kayak orang nggak makan seminggu, Lemes amat."

Laura menyodorkan susu di tangan kanannya, Calista pun menerimanya dengan enggan. Laura mengambil nafas panjang, dia tahu pasti Calista masih memikirkan masalah si gaby yang menjadi masalah dua fakultas, seperti biasa sahabatnya itu akan lebih menyalahkan diri sendiri dan overtingking.

“Ca, Lu nggak usah mikir ini salah Lu lagi ya. Anak-anak Fapet gak bakal ngelakuin ini kalau bukan karena Gaby udah keterlaluan. Lu di sini juga cuma korban mulut resek si gaby yang nggak ada remnya itu." Laura menatap Calista tajam dengan kilat amarah yang masih sangat terlihat.

Meski ucapan Laura membuatnya merasa sedikit lega, Calista masih merasa bersalah. Tapi rasa itu perlahan memudar ketika Ketua Himpunan Mahasiswa Fapet, Bayu. Ia menghampiri Calista dan berhenti di depan dua gadis itu, dengan melipat tangan di dadanya, menatap Calista dengan penuh wibawa.

“Lu tau gak, selama ini kita udah cukup sabar dibilang anak Fapet itu cuma ‘tukang sapi’. Tapi Gaby kelewatan. Lu liat sendiri tadi di lapangan, kan? Kita pake seragam ini buat kasih tau kalau kita kerja keras, bangga sama profesi kita, anak-anak sebangga itu menjadi bagian dari Fapet. Dan gue nggak akan biari seorang pun menghina Fapet. Ini bukan cuma tentang Lu, ini soal harga diri kita semua!" ujar Bayu dengan suara tegas tapi santai.

Calista akhirnya mengangguk pelan. Ada rasa lega dan haru menyadari betapa besar dukungan teman-temannya. Laura menepuk pundaknya sambil tersenyum, “Gaby yang harus malu, bukan Lu. Dan kita semua harus tunjukin ke dia, apa yang anak Fapet bisa."

Sementara itu, di Fakultas Hukum, Gaby mulai merasa tidak nyaman tapi dia berusaha abai. Beberapa teman seangkatannya mulai memandangnya dengan tatapan tidak bersahabat. Seperti keadaan di kantin saat ini, di saat Gaby sedang menikmati makan siangnya seorang Kakak tingkatan yang berjalan di samping mejanya berhenti lalu melemparkan tatapan sinis pada Gaby.

“Cuma gara-gara mulut lo, anak Hukum jadi jelek di mata semua orang," ketus gadis itu lalu melengos pergi.

Tapi Gaby hanya memasang wajah datar dan tanpa rasa bersalah, seolah tidak terjadi apapun disekitarnya. Apa yang salah dari ucapnya kemarin, dia hanya melontarkan fakta.

Berita menyebar dengan cepat tidak hanya di Fakultas Hukum, kabar tentang insiden Gaby cepat menyebar. Anak-anak fakultas lain mereka mulai bergunjing, berpendapat dan berargumen menurut sudut pandang mereka masing-masing.

“Anak Hukum katanya paling sopan, tapi malah bikin drama yang gak penting.”

“Kalau emang pinter, harusnya gak ngejelek-jelekin orang kayak gitu. Kasian si Calista. Itu seragam mereka keren banget, loh. Kelihatan kompak.”

Celetukan-celetukan pro dan kontra terus bergulir di media sosial maupun di dunia nyata tanpa bisa dicegah. Seketika kegaduhan di kantin ekonomi menjadi trending topik yang hangat, bahkan sangat menyala di Nolite University.

1
Lilis Ika Supriatna
Dasar anak manja,,,, terlalu di ratukan sama org tuanya makanya km gk bisa apa² tp cukup puas sih akhirnya km bisa ngerasain apa yg anak fapet kerjakan setiap harinya
Torabika Torabika
Krn Caca pny alasan Van mknya gk mau di anterin
Lilis Ika Supriatna
Oalah pantas saja si Gaby sikapnya arogan bgt,,,, ternyata dia itu anak salah satu dosen di universitas nolite toh,,,, tp sukurin kau Gaby dpt hukuman buat bersihin kandang sapi di fakultas fapet Selma satu bulan... semoga saja km bisa menjalankan hukuman ini dgn baik ya
Lilis Ika Supriatna
Saran buat anak fapet,,,, mnding klian sklian aja bawa kotoran sapi trus lempar ke mukanya si Gabby biar mulut sama mukanya bau kotoran sapi,,, mkin lama pertikaian antara fakultas fapet dn hukum mkin memanas aja ini mah
Lilis Ika Supriatna
Seding bgt kasian Calista 🥺 knpa dia punya bibi sejahat itu sih 😕
lalu paman nya Calista mna knpa gk ada yg belain Calista
kasian km cal Malang sekali nasib km udah mah kurang tidur blum LG harus kuliah semoga km sehat selalu ya cal
Lilis Ika Supriatna: Ralat sedih mlh typo 🙈😩
total 1 replies
Lilis Ika Supriatna
Perlahan tapi pasti rasa itu lama kelamaan pasti ada dn mungkin saja saat ini rasa itu sudah ada cuma Evan msh menampik rasa itu dgn dalih tanggung jawab yg lama² akan berubh jadi cinta ☺️
D'kurnia Sharma
iya juga ya siapa tuh cewek yg udah bikin sial harinya Evan dan ngaku sebagai pacarnya juga
💝💝pemuja Rahasia💖💖
secar g langsung sadar g sadar kaian udhbsaling sayang. idh puya rasa buat ngelidungi pasangan masing2
Jihan Khanaya
cewek mah di ajak ke mini market pasti beli nya kebutuhan dia eh Calista nya malah beli pakan kucing.
Jihan Khanaya
di jamin nanti setelah habis perjanjian Evan GK akan mau putus. Caca tuh cewe idaman ya Van sederhana, mandiri, ceria walaupun aslinya gk dan yang paling penting sangat peduli sama hewan
kieky
wkwkwk, puas banget liat si gab" bersihin kandang sapi, lagian y gab, sapi punya o**k koq, yg g punya pikiran, mknya mau makan rumput🤣🤣
Lestari Arsyila
walah pantes pamannya gk pernah kelihatan ternyata beda tempat..kasihan si calista capek2 mlh dikira jual diri mana sampai diguyur air kotor
Lestari Arsyila
kok aku ikutan sedih sijanin gak bisa diselametin..geby sih cuma suruh dengerin kalau ada suara erangan segera lapor aja gk bisa mlh ditinggal tidur kuping disumpel pula
Jasmine
Yahh padahal tinggal selangkah lagi Evan tau tempat tinggalnya Caca ih, dasar si bapak tua itu ganggu misi Evan aja dehh
kan jadinya kehilangan jejaknya Caca
Risty Hamzah
Udah mulai terbiasa dan menikmati pacaran Sementara nya nanti begitu putus pasti evan akan ngerasa hampa dan kehilangan
Jasmine
Kenapa ga di ikutin sih Evan, kasian lho Calista keknya hidupnya berat dan butuh teman cerita kaya kamu . Salut sih sama Calista bisa mendem sakitnya didepan orang
Risty Hamzah
Ehh Ternyata bawel nya caca hanya untuk sang pacar yaitu evan cayank klo sama boby kalem banget pake bilang suaranya mahal
💝💝pemuja Rahasia💖💖
untung ephan datengbtepat waktu. kapok g digituin gaby
Jasmine
Ciyee yg khawatir ciee yg kepikiran ayang mbeb nya 🤣🤭
fix sih Evan sama Calista gaakan cuma hubungan sementara 2bulan tapi lanjooot terus wkwk
Rysa
akhirnya evan tau klo caca punya bibi yang jahat, dan kehidupan caca yang gak baik baik aja, ayo buruan share lok lokasi tempat tinggal caca biar evan ambil barang" caca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!