Trisha Adalah gadis yang tinggal di sebuah desa di australia, keluarganya sangat ketat dengan pergaulannya, ia bersama sepupunya Freya hanya di perbolehkan bekerja dirumah dan membantu pekerjaan rumah, bahkan ia tidak di perbolehkan untuk bekerja atau pun kuliah. Sampai di suatu ketika Freya membawa kabar bahagia pada Trisha bahwa ia akan menikah dengan seorang lelaki yang berasal dari ibu kota. Kedua keluarga membuat perjodohan itu, dan semuanya mulai di sibukan untuk acara pernikshsn, namun tanpa disangka-sangka Trisha bertemu dengan seorang lelaki tampan di sebuah toko kue. Pandangan mereka berdua bertemu, Trisha hanya memandang lelaki itu biasa saja, namun tidak dengan lelaki rupawan bernama Adrian, yang ternyata lelaki yang akan di jodohkan dengan Frey.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15. Hubungan gelap
Di saat Trisha dan Adrian masih berlarian kesana kemari seperti anak kecil yang tengah bermain, tiba-tiba mereka di kejutkan oleh suara ketukan pintu dari balkon. Trisha dan Adrian saling bertukar pandangan.
Tok... Tok... Tok
“Siapa yang mengetuk pintu balkon?” tanya Trisha. Adrian menghela nafas lalu berlari kecil untuk memeriksanya. “Adrian...” seru Trisha yang nampak khawatir. “Tenang, tenang. Itu pasti Anna.” Ujar Adrian, Trisha nampak kebingungan sampai-sampai alisnya menaut. “Apa yang kau katakan? Anna?” tanya Trisha tak mengerti. “Dia benar-benar membuatku gila.” Gumam Adrian.
Adrian menyibakan gordeng, dan benar saja itu adalah Anna yang memeluk tubuhnya karena kedinginan. Adrian membukakan pintu balkon untuk Anna agar dia bisa masuk. “Terima kasih.” Ujar Anna sambil tersenyum manis.
“Hai...” Sapa Anna pada Trisha, namun Trisha hanya menyunggingkan senyuman sinis dengan tatapan tajam. “Apa-apaan kau ini? Apa aku perlu panggil pelayan untuk mengantarnya pergi?”
“Trish—“
“Memangnya kenapa? Ini kamar pacarku.”Ujar Anna, Adrian hanya menghela nafas karena suasana di antara mereka mulai menegang.
“Wow...” serunya sambil bertepuk tangan. “Hubungan macam apa ini?” ujar Trisha sambil duduk santai di tempat tidur. “Kenapa kau bisa kemari?” Tanya Adrian. “Aku pergi ke bar dekat sini, dan aku putuskan untuk mampir.” Jelasnya. Adrian menatap Trisha yang nampak masih menonton dia dan Anna.
“Adrian ini benar-benar sudah melewati batas.”
Anna berhambur ke Sofa. Ia terlihat sangat mabuk. Adrian dan Trisha menatap Anna yang meminum Air milik Trisha. “Maaf, aku sangat haus.” Tutur Anna sambil tersenyum,
“Mn, silahkan. Lagi pula ini kamar pacarmu. Jika kau masih ke hausan masih ada banya di kamar mandi.”
“Terima kasih, kau terlalu berbaik hati.” Tutur Anna yang membaringkan tubuhnya di sofa. “Hey kau tidak boleh berbaring di sofa! Aku ingin bicara padamu!” Ujar Trisha membangunkan Anna dan mendudukannya.
“Hey kau! Apa kau memanjat tembok untuk sampai ke sini?” Tanya Trisha yang berusha berbicara dengan Anna yang setengah sadar. Dan Adrian hanya menahan Tawa. “Trish Dia mabuk, Kau tidak bisa bicara.
“Aku bisa saja masuk pintu depan...Tapi mungkin aku tidak akan di izinkan masuk, Terutama ini sudah malam.” Tutur Anna “Nah, kau lihat dia bisa bicara.” Ujarnya pada Adrian. “Oke, sepertinya otak mu masih berjalan juga ya...” Ujar Trisha sambil berkacak pinggang. Adrian duduk di sisi lain sofa sambil menatap Anna sama seperti Trisha. “ Dia tidak memanjat tembok. Ada tangga di bawah sana.”
“Lalu? Kenapa penjaga rumah tidak memergokinya?”
”Tidak ada siapa pun di sebelah rumah, jadi siapa pun bisa naik ke kesini.” Jelas Adriann
“Wow, Sungguh luar biasa hidup ini. Ck... ck... ck...”
Tiba-tiba Adrian bangkit sambil bertepuk tangan. “Kalau begitui, bagaimana kalau kita menonton film saja? Bagaimana?Ayo ladies ladies kita menonton film saja, bagaimana?” Usul Adrian “Itu ide yang bagus.” Seru Anna yang masih teler. Trisha menatap Adrian dengan sinis.
“Kaliam berdua sama sama gila.” Tutur Trisha
“Kau ini kenapa Trish?” Tanya Adrian dengan lembut.
“Kenapa kau bisa setenang ini?” Tanya Trisha
“Tenanglah...Aku juga mempertanyakan hal yang sama ketika kau menikah dengannya.” Ujar Anna sambil mengangguk. “Hah...”
“Sudahlah kalian.” Adrian duduk di samping Anna dan mencari film di laptopnya. “Trish, Ayo duduk disampingku. Ayolah...”
“Aku tidak sudi ada disini sekarang.Terserah apa yang akan kalian lakukan. I'am Out!” Trisha pergi meninggalkan kamar, ketika Adrian akan mengejarnya, pintu itu di tutup cukup keras oleh Trisha dan membuat Adrian terkejut.
○
Di balik pintu Trisha mencoba menarik nafasnya untuk menenangkan diri, ia berbalik dan mengacungkan jari tengahnya pada pintu. “F*ck You!” gumam Trisha. Ia menuruni tangga dengan rasa amarah yang menggebu, ketika kakinya sampai di lantai dasar tak sengaja ada sebuah ruangan yang terbuka.
Ia tidak sengaja menengok keruangan itu, dan nampak Tuan Runo dan Ny. Audy sedang bercumbu mesra di dalamnya, Sontak Trisha membekap mulutnya dengan mata yang membelalak dan ia segera berjalan mundur dengan perlahan. Ia tidak bisa percaya dengan apa yang ia lihat.
ia kembali menaiki tangga perlahan agar tidak menimbulkan suara, lalu ia kembali kemarnya. Adrian dan Anna sontak terkejut melihat Trisha yang tiba-tiba kembali dengan wajah yang pucat.
“Trish?” tanya Adrian sambil beranjak dan menghampiri Trisha yang terlihat syok. “Trish? kau kenapa? Anna ambil minum.”
Anna mengambil minum dan ia berikan pada Trisha. Trisha langsung menyambar air itu dan meneguk habis airnya.
“Aku akan gila tinggal disini.” Gumam Trisha, Anna dan Adrian saling bertukar pandangan. “Apa kau sedang marah padaku?” tanya Anna. “Shut the fuck up!” bentak Trisha. “Trish, apa yang terjadi padamu?
Tok... Tok... Tok...
Semua orang terdiam saat mendengar ketukan pintu. “Sembunyi di kamar mandi, cepat!” Ujarnya pada Anna, Anna segera bersembunyi di kamar mandi sementara Trisha masih berdiri termenung dengan apa yang ia lihat tadi. Adrian berlari kecil untuk membuka pintu.
“Selamat malam, tuan maaf mengganggu.” Ujar Mr.
“I-iya, ada apa?”
“Besok pagi tuan besar akan pergi ke London, dia ingin anda ikut untuk mengantarnya ke bandara.”
“O-oh, baik. Ada lagi?” Tanya Adrian. “Tidak, selamat malam Tuan.”
Setelah pak Adam benar-benar pergi Adrian langsung menutup kembali pintu kamarnya rapat, lalu berbalik dan menggedikan bahunya pada Trisha. “Tidak ada apa-apa”
Trisha duduk di sofa dan melamun, air wajahnya masih terlihat Syok. Sementara itu Adrian mengeluarkan Anna dari kamar mandi.”Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi padamu Trish.” Namun Trisha tidak mendengar perkataan Adrian. Sementara itu Anna menelengkan kepalanya menatap Trisha yang melamun.
“Apa yang sebenarnya terjadi padanya?”
Kini mereka berdua duduk di sofa, Adrian dan Anna saling bertatapan mempertanyakan keadaan Trisha yang masih melamun.
“Lihat dia, dia sangat mengkhawatirkan.”
“Trish?” Panggil Adrian namun Trisha tetap tidak mendengarnya. “TRISHA!” panggilnya lagi, “Huh?”
“Apa yang terjadi padamu?” Tanya Adrian lagi “T-tidak ada... Aku hanya merasa tidak pernah merasa se aneh ini dalam hidupku.”ujar Trisha sambil beranjak. “Lihat, dia gila.” Bisik Adrian pada Anna “Kau tau, dia sering seperti itu.” Lanjutnya, Anna hanya mengangguk paham.
“Gugup, tersinggung, marah, teriak-teriak, tertawa...Tapi beruntungnya aku mulai terbiasa.” Tutur Adrian yang bangga pada dirinya sendiri. “Tapi beruntungnya aku mulai terbiasa.” Ledek Trisha. “Kenapa kau begitu lucu.” Ujar Anna, “Apa? Lucu Kau bilang?!” Tutur Trisha sedikit sarkas. “Kalian berdua yang lucu. Jika aku tidak turun tadi, mungkin aku tidak akan melihatnya! Apa kau mengerti!” Ujar Trisha yang mulai marah.
“T-tris,Tenanglah. Kau mulai marah. Tenanglah, oke. Tadi kita sangat gugup dengan pak adam yang tiba-tiba datang. Jadi tenanglah, santai sedikit.
“Apa katamu?”
“apa memangnya?”
Trisha menutup matanya kuat-kuat untuk mencoba meredam amarahnha.
“Dengar suamiku yang tampan. Masalahnya sekarang ini,pacarmu...” Trisha menunjuk Anna. “...Ada dikamar ini! Sekarang, minta dia untuk pergi. Atau kau juga pergi, aku tidak peduli.” Trisha memegang kepalanya. “Pergi kemana pun yang kalian mau, aku ingin tidur, cukup!” Lanjut Trisha.
“Aku tidak mengerti. Kita tidak melakukan apapun. kau pergi keluar terus kembali, lalu kau marah-marah. Aku tidak mengerti.” Ujar Anna yang bingung.
“Mungkin jika kau tidak datang semuanya tidak akan seperti ini.” Adrian yang mendengar perdebatan itu menutup telinganya. “Adrian beri dia penjelasan kenapa dia marah-marah seperti ini.”
“Tenanglah, ayolah...bahkan filmnya belum dimuai ini...”
“Adrian! aku tidak ingin mengulangi kata-kataku lagi.” Tutur Trisha yang sudah merasa lelah. “Baiklah, jika kau ingin tidur, tidur saja. Aku akan menonton film ini dengan Anna.”
“Dia akan tidur dimana?” Tanya Anna.
“Begini, aku akan tidur di sofa, kau dan Trisha akan tidur di kasur.”
“Hahah... Jangan seenaknya menentukan siapa yang tidur dimana...Aku tidak akan membiarkannya tidur dimana pun di ruangan ini! Kecuali jika dia ingin tidur di bathub atau di balkon.” Ujar Trisha sambil menaiki tempat tidur. “Kau ini kejam sekali Trish!”
“Kau baru tau jika aku ini kejam, hah?”
“Dia sangat menakutkan. Sepertinya aku memang harus segera pergi, sebelum istrimu berubah menjadi monster lalu memakan aku.
“Tap—“
“Kau benar, jika aku sudah menjadi monster nanti, aku tidak tau apa yang akan terjadi. Mungkin aku akan menjadikanmu sup untuk sarapan nanti.” Ujar Trisha sambil tersenyum.
Glup!
Anna menelan salivanya gugup saat Trisa tersenyum aneh padanya.
...○○○...
To Be Countinue...