Bertransmigrasi Menjadi Istri Pengganti

"Kamu……"

Tang Zhixia berkata dengan susah payah: "Apakah kamu pergi ke tambang batu bara hitam untuk menggali batu bara?"

Lu Ao berkata tanpa mengubah wajahnya: "Tidak, aku hanya pergi bersama Saudara Wu untuk melakukan pekerjaan biasa selama sehari."

Dia memikirkan kesulitan bertahan hidup di hadapan orang lain, tapi sayangnya dia tidak memiliki pengalaman bertahan hidup untuk saat ini.

Saat dia memperbaiki atap kemarin, dia mengajukan beberapa pertanyaan, dan Wu Changgui segera memperkenalkannya cara menghasilkan uang.

Menghasilkan uang dengan menjadi kuli, bagaimana tidak malu?

Dia mengulurkan tangannya untuk menyeka abu hitam dari dahinya dan berkata tanpa ragu-ragu: "Saudara Wu berkata bahwa pekerjaan ini bisa diselesaikan untuk sementara waktu, jadi mari kita lakukan sekarang."

Setidaknya masih ada penghasilan setiap hari.

Dia tidak jelas dan tidak mau menjelaskan lebih lanjut, jadi dia hanya pergi mencari pakaian bersih untuk diganti.

Namun Tang Zhixia menyadari kekakuan dalam gerakannya saat dia berjalan, dan noda darah samar mengalir dari bahunya.

Pekerjaan apa yang dicari Lu Ao?

Dia berbalik dan melihat mata Lu Wenxiu dipenuhi dengan sakit hati. Dia berhenti dan berkata dengan maksud yang tidak jelas: "Ibu mertua, ada begitu banyak mulut yang menunggu makanan di rumah, tidak mungkin hanya Lu Ao yang bekerja keras di luar."

Lu Wenxiu pada dasarnya lemah dan tidak dapat ditolong.

Lu Ao menoleransi segalanya karena keluarga Lu diasingkan di sini.

Tapi tidak ada gunanya membicarakan masa lalu. Karena kita tinggal bersama di satu tempat, kita tidak bisa tinggal sendirian.

Lu Ao adalah manusia, dia bukanlah sapi tua yang pantas mati karena kelelahan.

Lu Wenxiu menangis setelah mendengar ini. Dia mengertakkan gigi dan berkata, "Kamu benar, kita tidak bisa menindas anakku seperti ini."

Anda bisa menindasnya sesuka hatimu apa pun yang terjadi.

Tapi tidak boleh menindas putranya!

Melihat dia berada di sisinya, Tang Zhixia mengangkat sudut bibirnya sambil bercanda.

Nah, jika Anda tahu cara membantu rakyat Anda sendiri, Anda tidak sepenuhnya bodoh.

Tidak ada sumur untuk air minum di rumah, sehingga kami harus mengandalkan tenaga untuk menyediakan makanan, minuman, dan mencuci pakaian.

Untuk menghemat sedikit air yang tersisa di tangki, Lu Ao pergi ke satu-satunya sungai kecil di desa dengan pakaian ganti.

Ketika dia kembali, Tang Zhixia sudah memasak, dan yang lain masih belum berniat keluar untuk melihat ketika mereka mendengar keributan.

Berbeda dengan Lu Ao yang membuat bubur, ia langsung membuka kantong tepung yang diikat erat.

Tumpuk tepung terigu ke dalam baskom kayu, tambahkan sedikit garam dan aduk rata. Buat lubang kecil di atasnya dan campur dengan air mendidih hingga membentuk adonan.

Adonan lembut menjadi sangat patuh di tangannya. Itu hanya masalah menarik dan menarik. Lu Wenxiu, yang ingin membantu, menatapnya lama sekali lalu dia bertanya, "Apakah ada yang bisa dibantu?"

Tang Zhixia tidak sopan padanya dan berkata tanpa mengangkat kepalanya: "Sepertinya ada beberapa sayuran yang bisa dimakan di kebun sayur di halaman belakang. Bisakah kamu pergi dan membawanya kembali?"

Kebun sayur sudah lama terbengkalai. Masih ada beberapa benih yang ditanam oleh pemilik sebelumnya. Tanaman tersebut tidak tumbuh dengan baik karena tanpa perawatan, namun masih dapat dimakan setelah ditarik kembali dan dicuci.

Lu Wenxiu mengangguk dengan sungguh-sungguh, membawa Lu Mingxu dan bergegas pergi.

Lu Ao meletakkan pakaian yang menetes di lengannya ke dalam baskom, berjalan ke kompor, melihat adonan seputih salju, dan berbisik, "Bukankah aku sudah menyuruhmu istirahat?"

Dia terus menunda hanya untuk memaksa orang-orang yang lapar itu untuk melakukannya sendiri.

Jika tidak, siapapun yang melakukannya tidak akan pernah bisa melepaskannya.

Berpikir bahwa Tang Zhixia mungkin akan terikat pada kompor dengan kata-kata di masa depan, dia menyingsingkan lengan bajunya dan berkata, "Berikan padaku."

"Bisakah kamu?"

Tang Zhixia memandangnya dengan lucu: "Benda ini berbeda dengan memasak bubur nasi. Kamu tidak bisa memakannya dengan melemparkannya langsung ke dalam panci."

Dia mengangkat dagunya untuk memberi tanda pada Lu Ao agar mundur, perlahan-lahan mengulurkan mie di tangannya dan berkata, "Aku tahu apa yang kamu khawatirkan, tapi aku juga tidak bodoh."

“Mangkuk besar itu berisi pasta obat. Aku mengambilnya, memarutnya, lalu oleskannya pada kulit yang rusak di bahumu.”

Tangan Lu Ao yang terulur tertahan di udara, dan tanpa sadar dia melirik ke bahunya, yang terbungkus rapi dengan pakaian.

Tang Zhixia terhibur dengan tindakannya dan mencibir: "Kamu belum pernah melakukan pekerjaan kasar. Sudah menjadi sifat manusia jika kulitmu tidak mampu menahannya untuk sementara waktu, jadi mengapa kamu begitu malu?"

"Tidak ada obat untuk menghentikan pendarahan dan analgesia di rumah. Saya hanya menemukan beberapa duri. Anda bisa mengoleskannya dan Anda bisa memakannya nanti."

Lu Ao bersenandung dengan ekspresi rumit.

Saat dia menumbuk herba dan mengoleskannya ke bahunya lalu berjalan keluar, Tang Zhixia sudah merebus air untuk memasak mie.

Adonan bulat tersebut diregangkan menjadi mie dengan ketebalan yang sama, dan dibalik-balik dalam air mendidih setelah dikeluarkan dari panci.

Tang Zhixia dengan rapi menambahkan air dingin ke dalam panci, mengambil berbagai sayuran liar yang digali Lu Wenxiu dari kebun sayur, dan menjelaskan: "Ibu mertua, yang bagian atasnya empuk ini adalah . Pahit rasanya pahit saat memakannya dalam keadaan kosong, tetapi memiliki efek menurunkan api internal, jadi tepat untuk mengambilnya dan merebusnya untuk diminum oleh Lu Ao.”

"Yang daunnya bergerigi tergeletak di tanah disebut sawi musim gugur, yang daunnya ramping disebut kuncup Artemisia, dan yang bunganya kecil berwarna kuning disebut krokot. Semuanya bisa dimakan."

Lu Wenxiu mengerutkan kening dan mendengarkan dengan cermat, memikirkan semuanya.

Dia diliputi rasa cemas ketika baru saja menggali, dan dia tidak tahu apakah benda yang dia gali kembali bisa dimakan. Dengan persetujuan Tang Zhixia, dia merasa jauh lebih nyaman.

Melihat dia mendengarkan dengan seksama, Tang Zhixia memperlambat pidatonya.

Bersedia menerima hal-hal baru adalah pertanda baik.

Setidaknya itu membuktikan ibu mertuanya yang murahan itu bersedia membantu.

Dia tidak keberatan mengajar lebih banyak.

Lu Mingxu yang berusia tiga tahun tidak dapat memahami rangkaian kata yang begitu panjang, jadi dia memegang erat segenggam rumput liar dengan bola bundar kecil di akarnya di tangan kecilnya dan menyerahkannya kepadanya.

"Kakak ipar, lihat!

"Aku juga mengambil nya!"

Dia juga membantu!

Tang Zhixia sekilas mengenalinya, tapi dia tetap mengambilnya, memotongnya, menempelkannya ke ujung hidungnya dan menciumnya, berpura-pura terkejut dan membual: "Xiao Mingxu luar biasa, ini adalah daun bawang liar yang wajib dimiliki, untuk memasak mie, kamu sudah menemukan semuanya" "

Lu Mingxu tersenyum bahagia, memutar tubuhnya dan memeluk betis Lu Ao.

“Saudaraku, kakak iparku memujiku!”

Lu Ao mengusap kepala kecilnya dengan cara yang lucu, berinisiatif mengambil sayuran liar yang dipetik oleh Tang Zhixia dan berkata, "Haruskah aku mencucinya?"

"OKE."

“Aku akan memasak beberapa daun hijau untuk kamu tambahkan ke mie.”

Sambil berbincang, mie yang dicampur air dingin juga ikut mendidih. Tang Zhixia menggunakan sumpit untuk memotong sepotong untuk memastikan sudah matang, lalu segera mengeluarkannya dan memasukkannya ke dalam mangkuk dengan ukuran berbeda.

Taburkan beberapa daun bawang cincang dan sayuran liar yang direbus, tambahkan sedikit minyak dan garam, dan itu adalah makanan lengkap.

Tapi dia memikirkan Lu Ao, yang telah bekerja keras sepanjang hari, dan dengan tegas memecahkan beberapa telur ke dalam air mendidih dengan tangannya.

Aroma mie yang keluar dari kompor sangat menyengat, dan orang-orang yang bersembunyi di dalam rumah keluar satu per satu.

Bibi Kedua Lu memandangi mangkuk mie yang diletakkan di atas kompor seolah-olah sedang memeriksanya, dan berkata dengan kritis: "Sudah cukup. Sudah waktunya mencari makanan lain."

Apa gunanya makan bubur sepanjang hari?

Ususku penuh dengan bubur!

Setelah mendengar ini, Tang Zhixia tertawa dan menyerahkan dua mangkuk mie besar kepadanya: "Bibi Kedua, ini milik kakek dan nenekku. Bantu aku membawanya."

Para tetua harus diberi prioritas di meja makan. Bibi Kedua Lu tidak keberatan dengan hal ini dan bergegas membawa mangkuk di tangan.

Namun ketika dia berbalik dan kembali, yang ada hanya mie dingin di talenan dan sepanci kuah mie keruh di atas kompor.

Tang Zhixia meletakkan sisa mangkuk di atas papan, mengabaikan tatapan terkejutnya dan berkata kepada Lu Ao: "Mangkuk terbesar adalah milikmu, ambillah."

Lu Ao mengulurkan tangannya dengan patuh.

Dia melanjutkan: "Ibu mertua, mangkuk ini milikmu."

"Mingxu dan Jinxi ada dalam mangkuk kecil."

Mangkuk yang tersisa adalah miliknya.

Dia membuat mie secukupnya untuk seluruh keluarga, tapi pada akhirnya, hanya mie sebanyak itu yang dimasak dan dimasukkan ke dalam mangkuk.

Sekali dibagi, hilang!

Paman Lu, yang sedang duduk di depan meja dan memegang sumpit, terkejut saat melihat ini dan berkata, "Di mana punya kita?"

Anda tidak bisa memakannya mentah!

Tang Zhixia berkata dengan percaya diri: "Bukankah masih ada lagi di atas kompor? Setelah airnya mendidih, kamu bisa memasaknya sendiri."

Ngomong-ngomong, dia sudah menyiapkan mie. Apakah dia akan mati jika memasaknya?

Sebelum Bibi Lu dan Bibi Lu sempat memprotes, dia berkata pada dirinya sendiri: "Kakek dan nenek adalah orang yang lebih tua. Tidak mengherankan jika mereka memiliki pakaian untuk dipakai, makanan untuk dimakan, dan mulut untuk dibuka, tetapi paman dan bibi, kamu belum cukup umur untuk tidak melakukan apa pun, kan?"

"Di masa lalu, Lu Ao memperhatikan kerja keras para tetua dan mengambil alih pekerjaan kompor sendiri, tetapi hal ini tidak akan terjadi lagi di masa depan."

Dia menatap wanita tua yang tampak tidak senang sambil tersenyum, dan berkata dengan ringan: "Jika kita berbicara tentang status bangsawan di masa lalu, bibi kedua dan ketiga masih belum setinggi ibu mertuaku. Dia bisa menggali sayuran liar sendirian. Apakah ada yang tidak bisa kamu lakukan sendiri?”

“Apakah memasak mie itu sulit? Jika tidak bisa, kelaparan saja.”

Yang paling dia lakukan hanyalah melibatkan wanita tua dan pria tua itu, hanya untuk membungkam kedua tetua itu.

Bibi Lu berkata dengan tidak percaya: "Apa yang akan terjadi jika kamu memasak semuanya sekaligus?"

“Lalu apa yang akan terjadi jika kamu tidak makan?”