NovelToon NovelToon
Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Keluarga / Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Di kehidupan sebelumnya, Emily begitu membenci Emy yang di adopsi untuk menggantikan dirinya yang hilang di usia 7 tahun, dia melakukan segala hal agar keluarganya kembali menyayanginya dan mengusir Emy.
Namun sayang sekali, tindakan jahatnya justru membuatnya makin di benci oleh keluarganya sampai akhirnya dia meninggal dalam kesakitan dan kesendiriannya..
"Jika saja aku di beri kesempatan untuk mengulang semuanya.. aku pasti akan mengalah.. aku janji.."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4

Ethan menemui sang ayah yang berada di ruang kerja, pria itu sedang membaca beberapa dokumen saat dia masuk.

"Ada apa pa?," tanya Alden.

"Duduk dulu, tunggu ayah tandatangan ini sebentar," ucap ayahnya.

Begitu selesai dengan dokumennya, pria itu duduk di depan Ethan lalu berkata, "Lusa kita ke Australia, kamu dan Emy ikut ayah ya, kita akan buat kesepakatan dengan Hilton Company"

Alden mengerti bahwa ayahnya tidak menyukai Emily.

"Ayah sudah bilang ke Emy?"

"Belum.. besok malam ayah akan bilang sama Emy, kamu duluan karna ayah mau minta tolong kamu untuk urus berkas yang akan kita bawa kesana"

Tentu saja Ethan tahu bahwa yang ayahnya sudah banyak pekerjaan, itulah mengapa dia menjadi tangan kanan sang ayah di perusahaan, jadi ketika sang ayah merasa bebannya terlalu berat, maka dia akan memberikan pekerjaan itu pada Ethan seperti saat ini.

Begitu selesai mendengar maksud dan tujuan ayahnya, Ethan kembali ke kamarnya.

Di sore itu, semuanya memiliki aktivitas yang berbeda, Emy yang akhirnya tertidur karna kelelahan, Ethan yang mengerjakan dokumen, sang ayah yang mengecek kembali berkas lainnya.

Lalu Emily? Di sedang menatap sedang menatap pohon Marple yang nampak di depan jendela kamarnya, sekarang hampir akhir dari musim gugur, yang artinya musim dingin akan segera datang.

Emily tahu dirinya pasti akan segera mendapatkan demam, selalu seperti itu setiap musim dingin datang, apalagi ketika berada di kampus tadi tenggorokannya sudah merasa tidak enak.

"Apa aku masih punya stok obat?," tanya Emily pada dirinya sendiri lalu mengambil kotak obat di laci meja belajarnya.

"Sudah kadaluarsa.."

Dia menghela nafas panjang, mana mungkin dia meminta tolong pada kakaknya, meski pria itu terlihat jauh berbeda dari ingatannya, namun rasa canggung masing-masing menghinggapinya.

Pasrah dengan keadaannya, Emily memilih membaringkan tubuhnya di kasur dan masuk ke alam mimpi.

"To..tolong.."

Emily terbangun dengan nafas memburu, sepertinya dia mendengar suara dari samping kamar, tidak salah lagi.. sekarang pasti adalah waktu dimana Emy mendapat serangan asma.

"Tapi aku tidak mengambil inhaler miliknya, ah sudahlah.. lebih baik aku pergi menolongnya"

Dengan langkah lemas karna badan yang mulai memanas, Emily masuk ke dalam kamar Emy yang ada di sebelahnya, sesuai prediksi, kamar itu tidak terkunci.

"Emy?"

Di depan Emily, gadis itu masih membuka mata, tangannya menggenggam inhaler namun ekspresinya seolah obat itu tak bisa digunakan.

"Pasti kau tidak membeli yang baru ya.. dasar.."

Emily mengambil tas belanjaan yang terbuat dari kertas lalu menaruhnya di depan hidung dan mulut Emy.

"Bernafas perlahan.. Tarik.. hembuskan.."

Berulang kali Emily memerintahkan hal tersebut sampai akhirnya Emy tenang.

"Emy?"

Kedua gadis itu menoleh, sang ayah berdiri di depan pintu dengan ekspresi khawatir bercampur dengan tanda tanya.

"Apa ini?"

Beberapa menit yang lalu Tuan Gerson sebenarnya ingin menemui Emily, menanyakan perihal pendaftaran kuliahnya, namun dia tak mendapati anak itu di kamarnya.

Kemudian dia mendengar suara Emily yang sedang memberi instruksi pada Emy, itulah mengapa dia melangkah ke kamar Emy.

"Ayah.." Emy memanggilnya dengan lirihan kecil.

"Iya.. apa kau mendapat serangan lagi?"

Tuan Gerson mengangkat Emy, membaringkannya kembali ke kasur, melihat ayahnya yang begitu lembut pada Emy membuat Emily merasa tak berguna disana, dengan perlahan dia keluar dari sana meninggalkan keduanya.

"Huh.."

Emily baru saja melewati pintu kamar Emy saat pandangannya tiba-tiba menjadi pudar lalu..

Brak..

Emily mengerjapkan mata, tidak percaya dengan dirinya yang pingsan di hari pertama kembali ke masa lalu, padahal dulu di waktu yang sama dia tidak pingsan.

'Oh ya.. dulu aku sempat minum obat karna pergi sendirian ke kampus jadi aku sempat ke apotek'

Tentu saja tadi dia tidak singgah ke apotek karna pergi bersama kakaknya.

Saat ini Emily merasa banyak hal berbeda yang terjadi, dia berharap semuanya berjalan ke arah yang lebih baik karna menurutnya dia sudah berusaha berubah.

"Minum dulu"

Itu bukan ayahnya namun sang kakak yang menyodorkan obat serta memegang segelas air putih agar dia bisa menegak obat tersebut.

"Ya, bagaimana? Cuma demam? Apa tidak ada sakit yang serius? Wajahnya pucat sekali Will.."

Emily memiringkan wajahnya hingga bisa melihat siluet ayahnya yang berdiri di luar pintu kamar dengan seorang dokter yang Emily kenal.

Dokter William, dia adalah dokter pribadi keluarga mereka, sering sekali pria tua itu datang untuk mengecek keadaan Emy, namun kali ini dia datang untuk memeriksa keadaan Emily.

"Iya Gerson.. aku udah cek, semuanya normal.. mungkin anakmu lagi stress.. kondisi fisiknya baik-baik saja"

Ethan melirik Emily yang memejamkan mata kemudian ikut keluar dari sana dan menutup pintu.

Setelah pintu tertutup, Emily membuka matanya lagi, dia tahu kakaknya sadar kalau dia hanya berpura-pura tidur.

"Kalau gak cek darah, mana mungkin ketahuan penyakitnya.. untung saja dokter William tidak terlalu suka denganku," ucap Emily dengan nada kecil.

Sejak awal dokter William datang, hanya Emy yang menjadi anak perempuan di keluarga itu, sikapnya yang baik hati membuat dokter William sangat menyayanginya.

Kemudian saat Emily kembali ke sana dan selalu mengerjai Emy, dokter William menjadi kesal karna dirinya sering di panggil untuk menangani Emy yang kambuh karna ulah Emily.

"Well.. Ada bagusnya juga supaya mereka tidak tahu kondisiku yang sebenarnya.."

1
Cty Badria
tinggal keluarga y hanya ngangap alat, tidak suka jalan y bertele, pu nya lemah banget
Lynn_: Terimakasih sudah mampir ya kak😇
total 1 replies
Fransiska Husun
masih nyimak thor
Fransiska Husun: /Determined//Determined/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!