Cinta beda usia.
Kisah seorang gadis muda yang sedari kecil sudah diincar oleh lelaki lebih tua terpaut hampir 20tahun. Gadis ini rela memberikan segalanya. Apakah karena ini cinta pertama nya?
Terpisah dan kembali lagi tak membuatnya membenci lelaki itu. Gadis itu hanya berfikir bahwa tak ada badai yang tak usai. Ia masih percaya lelaki itu tulus padanya. Lalu apakah kisah mereka akan happy ending atau justru sebaliknya?
Lanjutin sampai selesai ya🤍✨
Di tunggu dukungan baik dari kalian semua
Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerak gerik mencurigakan
"Halo, sudah masuk waktu subuh jangan di tunda-tunda solat nya ya"
Terdengar suara wanita muda di telpon itu, bukan seperti suara ibu-ibu pada umum nya. Tidak menyebut nama atau panggilan apapun.
Tyara mematikan telpon tersebut menaruhnya kembali di samping mas Jendra. Tangan nya gemetar, dia pun tidak bisa tidur kembali, rasa hati ingin membangunkan mas Jendra namun Tyara mengurungkan niatnya.
Tyara hanya mampu menatap mas Jendra menunggu nya bangun. Di kepala Tyara tersirat seribu pertanyaan siapa wanita itu? Kenapa di namakan ibu di ponsel mas Jendra.
Jam menunjukan pukul 5:45 mas Jendra terbangun dan kaget melihat Tyara yang sudah bangun namun hanya terdiam menatap nya.
"Astagaaa dek kaget aku lho. Kenapa melotot gitu sih? Ada apa?" Tanya mas Jendra.
"Aku cuma mau kamu jujur mas, aku ga mau jadi orang ketiga di hubungan ini" suara Tyara terdengar gemetar.
Mas Jendra lekas duduk menenangkan Tyara "Apa sayang yang kamu lihat? Ada apa? Aku baru bangun kamu sudah mengagetkan saja"
"Maaf aku angkat telpon dari Ibu, apa benar itu Ibu? Suara nya tidak seperti orang tua tapi anak muda! Dia membangunkan mu untuk solat. Siapaaa dia mas? Siapaaa?" Tegas Tyara.
Mas Jendra tidak terlihat panik sedikitpun "Kamu tanya tidak waktu angkat telpon nya dia siapa? Paling itu Hana keponakan aku. Ibu kan sudah sepuh sayang kalau bukan mbakku ya keponakan ku pasti yang pegang ponsel disana"
"Hah kenapa jawaban nya sangat tidak terduga bahkan tidak terlihat panik. Mungkin saja dia jujur, aku yang terlalu berprasangka buruk dengan nya" Ujar Tyara dalam hati.
"Aku cuma ga mau di bohongi sama kamu mas. Kita ini beda jauh umur nya aku takut kamu ternyata sudah punya pacar selain aku. Aku malah takut ternyata kamu sudah menikah" jawab Tyara.
"Ngaco aja kamu ini" mencubit pipi Tyara.
"Kamu mau mandi atau mau aku tidurin lagi?" Sambil menggelitik Tyara.
Akhirnya mereka berbaikan dan bersiap berangkat kerja.
...
Tiba di kantor Tyara
"Dek selama aku di kampung jangan nakal ya. Aku kan cuma beberapa hari saja" .
"Santai saja aku bisa main sama teman-temanku, hati-hati dijalan ya" jawab Tyara dengan mencium pipi mas Jendra. Tyara turun dari mobil dan melambaikan tangan nya.
Hari pun berjalan begitu cepat, esok hari menjadi hari yang di tunggu-tunggu Tyara untuk datang mendaftar di kampus baru nya. Di perjalanan pulang kerja tak lupa Tyara menanyakan Misel untuk ikut mengantar nya besok "Kak besok pagi jadi kan antar aku lihat kampus?"
"Jadi dong beb, besok aku jemput ya berangkat pagi-pagi saja. Aku siang nya mau pergi jalan-jalan" jawab Misel.
Tyara begitu senang akhirnya bisa melanjutkan sekolah nya. Bukan karena keluarga nya tidak mampu namun setelah perpisahan orang tua nya dia bertekad untuk hidup dengan mandiri. Karena orang tua nya masing-masing sudah memiliki keluarga baru.
Tyara tidak ingin menjadi orang yang gagal maka dari itu dia bertekad merantau dan harus bisa melanjutkan sekolah nya. Dia sangat bersyukur di pertemukan nya dengan mas Jendra membuat nya tidak kehilangan cita-cita nya.
"Oh iya aku belum sempat kabarin mas Jendra nih. Aku chat dulu ah"
*Mas aku sudah di kos ya ini lagi mempersiapkan berkas-berkas untuk besok. Selamat istirahat ya mas **🤍*
Di tunggu nya balasan mas Jendra sampai Tyara pun ketiduran.
