"Penting kah pak?" Tanya Hana dengan suara yang datar, berusaha biasa saja.
Pak Arman menganggukkan kepala.
"Sebentar saja, saya mohon" lirihnya.
Hana yang tanpa respon dianggap Arman menyetujui permohonan nya.
Arman dengan sigap menunjuk sebuah meja panjang yang terletak persis di samping pintu keluar kafe.
"Disini ya..." Ucap nya.
Hana mengangguk dan kembali duduk meletakkan tas ranselnya.
Sebelum duduk, Pak Arman terlihat seperti memberi kode kepada pelayan di dalam, seperti nya sedang memesan sesuatu.
Mereka duduk berdampingan menghadap jendela.
"Jadi gini Hana.. saya ingin kamu menjadi istri saya.." ucap pak Arman tanpa basa-basi sedikit pun.
"Apa! Istri?" Dengan suara yang agak keras melengking, Hana di buatnya kaget bukan kepalang.
Suaranya membuat orang - orang di sekelilingnya menoleh ke arah mereka.
"Iyaa istri" kata Arman kembali mengulang kata istri dengan lembut sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani_AZM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Misi Kedua
Esok hari nya, pak Arman tak lagi menunggu balasan pesan dari Hana.
Tapi pak Arman langsung menunggu Hana tepat di pintu keluar kantor Hana, gedung perpustakaan.
Pak Arman celingak- celinguk setiap kali ada orang yang keluar dari balik pintu.
30 menit sudah berlalu, ia masih setia menunggu.
Dan akhirnya Hana keluar juga.
Hana terkejut melihat pak Arman yang sudah berdiri di samping pintu, persis di samping mesin absensi karyawan.
"Loh kenapa ada disini pak?" tanya hana yang terkejut sambil menempelkan kartu absensi nya.
"Saya mau jemput kamu Hana" jawab nya.
"Saya bisa pulang sendiri kok pak" jawabnya agak ketus sambil berjalan.
"Hana..." pak Arman memanggil Hana yang dengan cuek meninggalkan pak Arman begitu saja.
"Hana tunggu" pak Arman mengejar Hana yang berjalan agak cepat.
Tapi Hana tidak menoleh sedikit pun.
"Hana, plis!" pak Arman menghadang langkah Hana, Hana pun berhenti.
"Plis.. jangan menjauh" katanya lagi.
Hana terdiam..
"Saya antar pulang ya..plis!!" pinta nya lagi.
Hana melirik ke arah wajah pak Arman, menatap tepat di pupil matanya.
Napas pak Arman terlihat tersengal- sengal.
"Napasnya naik turun padahal lari sedikit saja. Apa dia lagi menahan amarah ya! Duh kalau ngga di turuti ngeri juga kalau dia ngamuk disini" gumam Hana dalam hati.
"Oke" jawab Hana.
"Yes!!" kata pak Arman dengan sangat antusias, matanya berubah berbinar.
Alis yang bertabrakan karena tegang tadi kian mengendur.
"Ayo kesana Hana, saya bawa mobil" pak Arman.
Hana hanya mengikuti langkah pak Arman ke arah mobil nya.
Pak Arman membuka pintu mobil sebelah kiri, lalu Hana masuk dan duduk.
Lalu, ia segera berlari untuk memasuki mobil di pintu sebelah kanan.
"Jangan lupa sabuk pengaman nya Hana" kata nya mengingat kan.
Hana tak menjawab, ia hanya menarik sabuk pengaman dan memakainya.
Dalam perjalanan, pak Arman menawarkan untuk pergi makan sebentar.
"Hana, makan dulu ya.. Nanti kaya kemarin kamu langsung tidur" pintanya.
"Makasih pak saya makan di rumah saja, ini langsung pulang saja ya! saya gak mau berhenti di mana - mana" jawab Hana.
"Oh, baik lah kalau begitu" jawab Arman tak ingin terlalu memaksa kan.
"Oiya Hana, kenapa pesan saya kemarin belum di balas?" tanya pak Arman.
"Pesan yang bapak kirim kan memang tidak ada pertanyaan nya yang perlu di jawab, jadi saya kira ngga perlu membalasnya" ucap Hana agak ketus.
"Oh iya, betul juga ya.. " katanya menahan malu.
"Duh begini nih kalau menaklukkan wanita cerdas dan mahal" gumam pak Arman dalam hati.
"Saya juga menelfon kamu loh Hana kemarin sore" katanya lagi.
"Oh iya maaf ya pak ngga ke angkat" jawab nya santai.
"iya ngga apa- apa Hana, Memang nya lagi sibuk ngapain kemarin kalau boleh tau yaaaa.." jawab nya lembut.
Hana terlihat hanya tersenyum ke arah kaca mobil, dan tak menjawab nya.
"Oiya Hana, boleh setiap hari saya jemput kamu pulang kerja?" tanya nya lagi.
Tapi dengan cepat Hana menjawab.
"Oh ngga usah pak, ngga perlu.. Saya bisa pulang sendiri. Bapak kan juga kerja nanti kalau mengganggu saya jadi gak enak nanti" jawab Hana.
"Hana plis, Jangan menjauh" ucap nya lagi.
"Saya tidak menjauh pak, Saya hanya memberi batasan" jawab nya singkat.
Pak Arman pun terdiam mendengar jawaban hana.
Dalam pikiran Arman "Kalau di paksa dia akan terus menjauh, pelan - pelan saja Arman!" gumam nya.
Mereka melanjutkan perjalanan dengan tidak saling berbicara.
Di perjalanan pak Arman membelokkan mobil no nya masuk ke sebuah restauran.
"Pak saya kan bilang, saya gak mau berhenti di mana - mana pak!" kata Hana sudah komentar saja.
"Siapa yang mau berhenti, saya cuma mampir beli makanan untuk bapak" jawab nya santai.
"Bapak siapa lagi?" gerutu Hana suara nya berbisik.
"Bapak Malik dong! calon mertua!" ujar pak Arman singkat.
Hana membelalakkan mata nya lebar- lebar.
"Pede sekali dia" Gumam Hana dalam hati.
Mereka berhenti tepat di tempat pemesanan.
Mbak - mbak kasir menanyakan "Semua menu ready, mau pesan apa saja?" kata nya.
Arman menoleh ke arah Hana,
"Kamu mau apa?" tanya Arman.
Hana hanya menggeleng.
"Oh dia sudah kenyang makan angin kali mbak, Saya mau pesan lauk pauk yang ini 3, yang ini 2 saja, minuman nya juga 2 saja mba, dan untuk desert nya yang ini ya mba juga 2 aja mba, soalnya dia gamau" sambil menunjuk beberapa gambar di layar dan menyindir Hana.
Mendengar itu, mata Hana melotot selebar - lebar nya.
"Sial, menyebalkan sekali sih" gumam nya dalam hati.
Sambil menunggu pesanan, pak Arman juga memesan es krim 2 buah yang di antar lebih dulu.
Waiters mengantarkan es krim tersebut ke mobil.
"ini pak es krim nya" katanya.
"Oh baik, makasih mbak" jawab Arman.
Melihat Hana yang sedari tadi melipat kedua tangannya di dada, Arman tau Hana sedang kesal.
Bahkan sedari tadi pula, Hana tak menoleh sedikit pun ke arah nya. Kepala nya terfokus menghadap ke kaca di sebelah nya.
"Han, mau ngga nih es krim nya enak loh makan es krim" ujar Arman
Hana masih diam membisu tanpa sepatah kata pun.
"Han... " panggil Arman..
"Hana..." panggil Arman di sebelah membujuk.
"Bener nih gak mau.. Keburu meleleh deh" ucap Arman.
"Hana jangan ngambek dong" kata Arman.
Tapi Hana tetap mematung memandangi kaca.
"Honey... My honey nengok dong" goda pak Arman.
"Sembarangan honey honey!!!!" Hana ketus sekali.
"Wah di panggil honey ternyata nengok.. Mulai sekarang saya panggil honey saja lah.. Kalau di panggil Hana gak mau nengok!" timpal Arman.
"Ih, apa sih pak.. Nyebelin deh bapak nih." kata Hana makin di buat kesel.
"Ini loh es krimnya nanti meleleh..." pak Arman memberikan es krim tersebut tepat di depan mulut Hana.
"Ini ambil honey" kata Arman.
Hana masih menolak.
Tapi waiters mengantarkan pesanan yang tadi, ada beberapa bungkus. Sedangkan kedua tangan pak Arman sedang menggenggam 2 buah es krim.
Mau tidak mau Arman memberikan es krim tersebut kepada Hana di samping nya. Dan dengan terpaksa Hana menerima nya.
Arman dengan sigap membereskan pesanannya itu di kursi belakang.
Lalu melanjutkan perjalanan nya kerumah Hana.
Di dalam perjalanan Arman pun terus menggoda Hana, "Han tolong suapin es krim ku dong" pinta nya.
"Ih gak mau, makan aja sendiri." Hana meletakkan es krim mangkok itu di depan stir mobil.
Tanpa di sadari Hana memakan es krim nya juga sampai habis, padahal belum sampai kerumah Hana.
"Wah enak kan es krim nya.." goda pak Arman.
Hana hanya melirik tak menggubris.
"Masukin tong sampah ya, bungkus es krim nya" kata pak Arman lagi.
"Bawel!" jawab Hana.